[ satu ]

170 40 30
                                    

Now Playing
/sick feeling-boy pablo/

"Kehilangan adalah suatu hal yang sangat menyakitkan, apalagi jika kehilangan semuanya secara
tiba tiba"


Suara langkah kaki seorang lelaki memecahkan keheningan disebuah halaman rumah pada malam itu. Ia mulai mempercepat langkahnya dengan senyum yang mengembang sambil membawa bunga dan boneka untuk kekasihnya.

Sengaja ia tidak memberitahu agar dapat mengejutkan kekasihnya itu.
Ia pun segera menekan bel, namun tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Sekali lagi ia ketuk dan mencoba menekan bel rumah itu.
Tetapi tetap saja tidak ada yang menjawab dan membuka pintunnya.

Tangannya bergerak untuk membuka pintu, dan pintu tersebut terbuka. Itu menandakan bahwa pemilik rumah ada didalamnya. Kakinya pun segera melangkah maju.

Tatapannya menelusuri setiap titik rumah itu. Hening, seperti tidak ada siapapun. Hingga akhirnya ia mendengar suara dari arah belakang rumah. Ia mengenali siapa pemilik suara itu. Bukan, bukan hanya kekasihnya yang ada disana tetapi suara sahabatnya pun terdengar disana.

Sesegera mungkin ia melangkahkan kakinya kesana. Dan, damn! Benar dugaannya. Kekasihnya itu bersama sahabatnya. Lebih mengejutkannya lagi mereka tengah berpelukan.

"Aku sayang kamu lun, aku gabisa terus terusan nahan cemburu setiap kali kamu lagi berduaan sama Melvin." Ujar Rafa sambil mengelus lembut rambut gadis dihadapannya.

Sedangkan Melvin menatap mereka berdua tak percaya. Ia tidak menyangka bahwa sahabatnya itu bermuka dua dan menusuknya dari belakang. Padahal selama ini Rafa lah yang paling mendukung hubungannya dengan Luna.
Tapi kenyataannya saat dibelakang Melvin..

Melvin menjatuhkan bunga dan boneka yang ia bawa. Membuat keduanya melihat kearah asal suara. Mereka terkejut dan saling menjauhkan diri.

"Vin dengerin dulu penjelasan aku" Ujar luna terbata bata.

"Kita putus" Ujarnya lalu melangkahkan kakinya pergi.

(。・ω・。)

Melvin melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata sata. Ia masih tidak menyangka bahwa gadis yang ia sayang dan sahabat dekatnya mempunyai hubungan. Ia merasa dikhianati oleh keduanya.

Motor ninjanya kini sudah berhenti di garasi rumahnya. Kakinya segera melangkah untuk masuk kedalam. Baru saja ia masuk kedalam rumah, ia sudah disuguhi pertengkaran kedua orang tuanya yang membuat kepala Melvin semakin pusing. Akhir akhir ini kedua orang tuannya sering bertengkar. Padahal dulu keluarga mereka adalah keluarga yang harmonis dan damai. Bahkan membuat para tetangganya iri karena setiap sabtu dan minggu keluarganya selalu meluangkan waktu untuk sekedar jalan jalan.

Namun, kali ini bukan bertengkar seperti biasannya. Kedua orang tuannya bertengkar sambil melemparkan barang yang ada disekitar mereka. Bahkan papahnya pun sudah berani bermain fisik pada mamanya.

"Udah cukup!" Teriak Melvin yang sudah tidak tahan melihat keadaan mereka berdua.

"Diam kamu Melvin! Jangan ikut campur urusan kami!" Teriak Andre, papahnya.

Melva adiknya, hanya bisa menangis melihat pertengkaran mereka di dekat tangga. Melvin pun segera menghampiri dan memeluk adiknya itu.

Andre semakin menjadi jadi disaat istrinya-shinta, melawan dirinya. Hingga akhirnya kepala Shinta terbentur oleh tembok dan tidak sadarkan diri.

"mama!" Teriak Melvin histeris lalu berlari kearahnya. Lalu ia pun menatap tajam ke arah Andre yang kaget dan terdiam.

"Puas pah? Papah udah puas siksa mama sampe kaya gini?" Tanyanya sambil mencengkram kerah kemeja papahnya.

"berani beraninya kamu Melvin!" Teriaknya lalu meninju wajah putranya itu dengan tidak segan segan.

Awalnya Melvin hanya diam saja menerima perlakuan dari papahnya itu. Namun melihat kondisi mamanya yang disiksa hingga tak sadarkan diri membuat Melvin melawan papanya. Ia tidak bisa membiarkan siapapun untuk melukai mamanya, sekalipun itu adalah papahnya sendiri.

Kemudian Melvin balas melawan pukulan dari papahnya. Dan terjadilah perkelahian diantara keduanya.

"Dasar papah brengsek! Beraninya cuma nyiksa mama! Gapunya perasaan!" Katanya sambil terus memukul papahnya.

"Jaga bicara kamu! Kamu emang anak gatau diri!" Ujarnya yang kini semakin kuat untuk melawan Melvin.

"Gatau diri? Bukannya itu papah? Papah gatau diri selingkuh sama wanita lain! Emangnya selama ini Melvin gatau?!"

"Terus kamu tahu kalau mama kamu juga selingkuh dari papah?" Tanyanya sambil tertawa.

"Papah cuma bisa balikin fakta doang biar seolah olah mama yang salah! Bukan begitu pah?" Ujarnya tersenyum miring.

Emosi Andre pun meningkat saat anak laki lakinya berkata seperti itu. Ia semakin menjadi jadi menghajar Melvin yang sekarang sudah tidak bisa menahan serangan dari dirinya.

"Seharusnya kamu tidak usah hidup didunia ini Melvin! Saya menyesal mengurus kamu sampai sebesar ini namun balasannya seperti ini!"

Melvin tersungkur lemah, tetapi tidak ada ampun bagi papahnya itu. Ia terus menyerang Melvin sampai hampir tak sadarkan diri.

"Jangan berani beraninya kamu sama saya Melvin!" Seru Andre yang kemudian melangkahkan kakinya keluar dari rumah megah itu.

Adiknya hanya bisa menangis disamping mamanya yang terbujur kaku sambil memanggil mamanya berkali kali.

"Abang! Ayo kita bawa mama kerumah sakit" Ujarnya sambil terus menangis.

Tidak cukupkah hari ini ia dikhianati oleh pacar dan sahabatnya? Lalu sekarang orang tuanya bertengkar sampai sampai mamanya hampir terbunuh oleh ayahnya sendiri?

Damn! It's so hurts right?

(。・ω・。)

Makasih banyak buat yang udah baca cerita aku! Jangan lupa vote sama comment nya ya! Makasiii.

Kalau ada kata kata yang typo kasih tau ya biar langsung dibenerin.

Nexttt ga nihhh?≧ω≦

MELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang