Chepter 5

10 2 0
                                    

“ Lo beneran mau pindah Ra? ” tanya Laura, Lira hanya menganggukkan kepalanya.

“ Why? ” tanyanya lagi.

“ Karena abang gue udah ngasih duit buat sewa Apartemen, abang gue ga enak sama lo, makannya dia nyuruh gue cepet pindah ” jelas Lira sedikit berbohong.

“ Nanti Apartemen gue sepi dong ” ucap Laura sambil mendaratkan bokongnya di sofa.

“ Ya....., lo suruh pacar lo aja nemenin lo di sini ” ucap Lira asal.

“ Ah....bener lo, kalo pacar gue tinggal di sini gue bisa ngaj–

“ Terserah lo mau ngajak pacar lo ngapain ” ucap Lira, dia langsung berjalan ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Walaupun hanya menjadi pelayan cafe tubuhnya benar benar lelah ditambah dia harus melihat Apartemen yang akan ditempatinya itu.

                               ***

  Seperti biasanya hari ini Lira melakukan pekerjaannya di cafe, Lira sangat kewalahan melayani pengunjung karena hari ini banyak sekali pengunjung yang datang dan memesan banyak makanan.

“ Kenapa begitu banyak sekali pengunjung hari ini, dan sekarang cafe tutup cepat karena bahan makanan yang sudah habis ” ucap Lira pada pekerja lainnya saat mereka sudah selesai membereskan cafe.

“ Kau tau, karena biasanya hari ini saudara bos kita akan datang, walau sekedar berbincang dengan bos, itu membuat daya tarik bagi pengunjung, bagaimana tidak, saudaranya bos sangat tampan bahkan lebih tampan dari bos kita, namun sepertinya hari ini dia tidak datang, bahkan bos juga tidak ada di sini ” jelas pekerja tersebut. Lira hanya ber-oh ria mendengarkan rekan kerjanya itu.

“ Pantas saja ” ucap Lira, dia langsung menyimpan seragamnya di loker, dan berjalan keluar cafe. Mengingat dia harus pindah hari ini, dia harus bergegas, bahkan dirinya belum membereskan pakaian yang akan dibawanya.

   Lira duduk di halte bis, menunggu bis menuju Apartemen tamannya itu melintas. Lira melirik jamnya, ‘ Jam 5 sore, keburu ga ya, mungkin besok pindahnya kalo sekarang tidak keburu ’ ucapnya dalam hati, Lira mengetuk ngetukkan sepatunya pada tanah karena bis yang ditunggunya tak kunjung datang. Tak lama dari itu mobil sport berwarna putih berhenti di hadapannya. Lira mengernyitkan keningnya karena tidak asing dengan mobil itu.

“ Hei, kenapa kau memperhatikan mobilku seperti itu ” ucap seseorang yang ternyata adalah bosnya.

“ Cepat masuk, bukannya sekarang kau akan pindah ” ucapnya lagi, tanpa berkata apapun Lira langsung masuk ke dalam mobil.

“ Sebentar, ini bukan jalan ke arah Apartemen Laura ” ucap Lira saat Max mengendarai mobilnya bukan menuju Apartemen Laura. Max hanya tersenyum.

“ Pakaianmu sudah ku bawakan, sekarang kita langsung pergi ke Apartemen barumu ” jelas Max sambil mengendarai mobilnya, Lira menatap Max tak percaya.

“ Oh ya, aku harus menjemput Lisa di rumah saudaraku, tak apakan kita mampir dulu ” ucap Max melihat sekilas ke arah Lira, Lira hanya menganggukkan kepalanya.

“ Kau lucu sekali ” ucap Max sambil menepuk nepuk kepala Lira, seketika pipi Lira langsung memerah mendapat perlakuan seperti itu dari Max.

                                 ***

  Lira sampai di sebuah rumah yang tak bisa disebut sebagai rumah, melainkan istana. Lira menatap rumah tersebut tanpa berkedip.

“ Yuk keluar ” ajak Max membuat Lira sadar kalau mereka masih di dalam mobil, merekapun keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju rumah tersebut.

K&A ( Kau dan Aku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang