Chepter 6

12 3 0
                                    

" Emang ya, udah salah nyolot lagi " gerutu Lira setelah dia menutup pintu dan langsung menjatuhkan bokongnya di sofa, dia melihat ke arah samping sofa dan mendapati mantel dan sarung tangan yang tergeletak. ' Kenapa gue ga sadar ya kalo ada mantel di sini ' ucapnya dalam hati, Lira langsung mengambil mantel tersebut dan memperhatikannya.

" Apa punya orang itu ya? " tanya Lira pada diri sendiri. Lira mencium parfum yang melekat pada mantel tersebut, Lira mengernyitkan keningnya.

" Ko gue ngerasa pernah nyium parfum yang kaya gini, tapi di mana ya " ucapnya lagi, namun dia segera menyimpan kembali mantel tersebut.

' ngapain gue mikirin mantel itu ' ucapnya dalam hati, ia segera beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya untuk melakukan aktivitas yang tertunda.

Baru saja Lira memejamkan matanya suara bel terdengar, Lira langsung membuka matanya dengan raut wajah yang kesal, ' Siapa sih ganggu aja ' ucapnya, Lira segera berjalan keluar kamar dan melihat dari layar monitor untuk mengetahui siapa yang berkunjung ke Apartemennya. Lira langsung membuka pintu saat mengetahui kalau yang menekan bel Apartemennya adalah Max.

" Ada perlu apa Max? " tanya Lira.

" Ah, sebelumnya aku minta maaf atas sikap Jhony padamu, itu juga salahku karena belum memberi tahu kalau Apartemennya sudah ku sewakan " jelas Max, Lira mengangguk anggukkan kepalanya.

" Ah tak apa, silahkan masuk Max " ucap Lira menyadari kalau mereka berbicara di depan pintu.

" Tak usah, aku hanya ingin mengambil mantel Jhony yang tertinggal, apakah ada? " tanya Max. Lira langsung teringat mantel yang ditemukannya di sofa ruang tamu.

" Sebentar, aku ambilkan " ucap Lira, dia langsung masuk ke dalam Apartemennya dan mengambil mantel yang tergeletak di sofa.

" Ini Max " Lira memberikan mantelnya pada Max.

" Terima kasih " ucap Max sambil menerimanya.

" Kalau begitu aku akan kembali ke Apartemenku, maaf sudah mengganggu waktumu " ucap Max.

" Tak apa " balas Lira sambil tersenyum, Max berjalan masuk ke dalam Apartemennya begitu pun dengan Lira. ' Kenapa Max bisa ganteng gitu ya '

***

" Jadi gimana kuliah lo? " tanya Laura pada Lira, mereka sekarang sedang duduk menikmati cemilan sambil menonton tv di Apartemen Laura.

" Ya seperti biasa " ucap Lira sambil memakan cemilannya dan memperhatikan benda pipih di depannya. Lira mengernyitkan keningnya saat tayangan tv menampilkan seseorang yang tak asing untuknya.

" Itu siapa sih? " tanya Lira sambil menunjuk layar tv.

" Oh itu, dia itu CEO Bijoux (Bizu) crop yang terkenal sangat dingin dan tampan " jelas Laura sambil menatap penuh cinta pada layar tv. Lira hanya mengernyitkan dahinya.

" Bijoux....bukannya artinya itu perhiasan? " tanya Lira, Laura menganggukkan kepala.

" Yes, seperti namanya, dia adalah seorang CEO perusahaan perhiasan yang terkenal di Prancis, bahkan sebenarnya perusahaan di sini hanya cabangnya saja " jelas Laura, Lira hanya ber-oh ria.

" Yang lo harus tau, kalau dia itu adalah adik kandung dari Max " ucap Laura semangat menjelaskannya pada Lira.

" Tapi mereka ko ga mirip " ucap Lira, melihat kalau wajah Max terlihat seperti orang Amerika sedangkan orang yang ada di tv seperi orang Asia.

" Yes, mereka lahir dari orang tua yang blasteran, Max mirip dengan ayahnya " jelas Laura lagi, Lira hanya mengangguk anggukkan kepalanya.

" Lo ga kerja Ra? " tanya Laura yang membuat Lira membelalakkan matanya.

K&A ( Kau dan Aku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang