6. Accessories 🎡

1.2K 163 68
                                    

halo, jangan lupa tekan bintang ya!

***

Bohong jika Yireon tak merasa hampa dan bosan mengurung diri dikamar seharian. Bukan Chenle atau siapapun yang melarangnya keluar, hanya dirinya sendiri.

Setelah keputusannya bulat untuk keluar kamar, akhirnya dengan gerakan amat pelan ia turun dari tempat tidur.

Belum sempat sang gadis menyentuh gagang, pintu kamarnya sudah lebih dulu terbuka memperlihatkan kepala Chenle yang timbul sambil tersenyum kecil ke arahnya.

"Kenapa?"

"Ayo jalan-jalan. Tidak baik mengurung diri di kamar seperti ini,"

Yireon tak langsung menjawab, dirinya sempat berpikir-pikir apakah harus menerima ajakan Chenle. Ah ayolah, dirinya juga butuh kesenangan.

"Aku tunggu dibawah ya, Yi."

Chenle menutup pintu kamar Yireon, lalu tak lama benda itu terbuka kembali.

Yireon yang baru ingin mengganti pakaian langsung berbalik lagi.

Untung saja umpatan refleks di mulutnya tidak keluar, karena yang datang ke kamarnya sekarang adalah Appa, bukan Chenle.

"Yireon, maaf aku tak sempat mengetuk pintu tadi." Ujarnya.

Yireon tersenyum kecil, menggelengkan kepalanya, "Tidak apa, ayo duduk dulu."

Beliau duduk di sebelah Yireon, "Bisakah Appa berbicara sebentar denganmu?"

"Tentu." Jawab Yireon.

"Benarkah kau yang meminta Chenle untuk melaksanakan acara itu tanpa orang tua mu?" Tanya appa lembut.

Sebenarnya Yireon sedikit sensitif dengan pembicaraan ini, dia akan kembali menumpahkan air matanya mengingat orang tua sedang ditahan.

Siapa bilang dia gak sedih dan rindu sama orang tuanya? Memang ada terselip rasa kecewa, tapi bagaimanapun dia orang tua Yireon.

"Eh, i-iya appa."

"Sebenarnya acara perjodohan atau pernikahan kalian itu tidak akan bisa dilaksanakan tanpa orang tua dari mempelai wanita."

Yireon hanya diam, membiarkan appa melanjutkan kalimatnya.

"Tapi berhubung orang tua mu ditahan, kita tidak bisa melaksanakan acara nya. Tetapi karena acara ini tidak dihadiri banyak orang, maka appa telah memikirkan semuanya. Orang-orang yang akan hadir di pesta kalian nanti tak akan kepo dimana kedua orang tua dari mempelai wanitanya."

"Sebenarnya appa sempat meminta tolong ke salah satu teman appa agar bersedia menjadi pengganti orang tuamu, tapi setelah dipikir-pikir itu hanya akan menyakitimu dan membuat kalian jadi tidak nyaman." Jelasnya panjang lebar.

Yireon memeluk appa dengan erat.

"Sebenarnya appa tak perlu melakukan itu, biarlah pesta itu berjalan tanpa kedua orang tua Yireon." Ucapnya sendu.

Dia sangat tersentuh dengan perlakuan seorang ayah didepannya ini.

"Makasih appa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVISI [1] Rich Matchmaking ✔️ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang