jealous

71 8 2
                                    

"Jeno? Eh, iya kan itu Jeno?" Yujin—ketua kelasnya menyipitkan mata untuk melihat pria dari kejauhan.

Berlari, dan menepuk pundak Jeno.

"E-eh? Lu? Yujin? Ngapain? Ada apa?"

"Ung? Nggak, itu tadi guru nanyain. Tadi lu kemana?"

"Ooh, tadi di UKS." Yujin mengangguk.

"Gimana keadaan Ryujin?"

"Baik-baik aja," Jeno menggaruk tengkuknya, "maybe" lalu tersenyum canggung.

Tidak, matanya tidak tenggelam. Menandakan ada hal yang mengganjal.

Pertanyaannya.

Kenapa juga Jeno yang harus selalu menjadi bahan untuk ditanyakan tentang keadaan Ryujin? Tidakkah mereka melihat hubungannya mulai merenggang akibat laki-laki bermarga Hwang?

Pria itu mendengus, "Ahh, baiklah. Tapi, tadi guru titip tugas buat kalian. Kalian berdua disuruh ngerjain, tugasnya gua line deh"

Jeno tercengang, bagaimana bisa dia mengerjakan tugasnya berdua dengan Ryujin?

"Ooh, oke."

"Yoi, gua duluan ya Jen" Jeno, mengangguk menampakkan senyumannya.

"Gua kejar lu bangsat"

F r i e n d Shit

Disini, di koridor yang gelap. Tidak terlalu banyak orang berlalu lalang saat jam istirahat.

Jeno melihat Hyunjin bersandar pada dinding, tersenyum meremehkan.

"Dateng juga lu, lama amat. Nyari bantuan?"

"Sialan! Lu, nyuci otak si Ryujin buat jauhin gua?! Hah?!"

Hyunjin mendecih, "gua, emang curang. Tapi gua gak akan sampe nyuci otak si Ryujin. Mungkin, dia udah cape sama lu makannya ngejauh."

Oke, ini terlalu cringe—"Sialan!"

"?!!"

Hyunjin—lebih dulu meninju Jeno beberapa detik sebelum Jeno lebih dahulu meninju dirinya.

"Akh!" Jeno tersungkur, segera bangkit

Membalas perbuatan Hyunjin, Jeno menghantam perut Hyunjin.

Riuh, anak-anak mulai mengerumuni. Menonton, merekam, dan bersorak.

Kapan lagi mereka melihat baku hantam? Ohh, tidak. Jika kalian diposisinya pasti juga merasa sangat seru. Jika boleh, mereka akan menjeda terlebih dahulu untuk sekedar membawa coffe latte.

Oke, skip.

"Bajingan! Brengsek!" Jeno menatap Hyunjin dengan amarah.

Hyunjin menyeka darah yang ada di ujung bibirnya. Perlahan namun pasti, Jeno menghantam beberapa kali. Hyunjin hanya diam.

"jJeno!" Bagai tuli, Jeno tak mempedulikan Ryujin.

Iya, Ryujin melihat semuanya.

Hyunjin yang diam saja rupanya punya misi untuk terus memisahkan Ryujin dengan Jeno.

"JENO!" teriak sang gadis, kali ini Jeno berhenti. Menoleh pada suara utang tak asing baginya.

Terpaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDSHIT | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang