Berita mengenai kehamilan Wonwoo menyebar dengan begitu cepat. Banyak pihak yang menuntut kebenarannya. Tidak hanya Carat---para fandom lain juga masih menanti konfirmasi dari yang terlibat. Dengan kata lain, dari Wonwoo sendiri. Sementara yang terkait saja tidak mengetahui gosip tentangnya yang menjadi headline di semua media.
Wonwoo dilarang memainkan ponselnya, Seungcheol selalu memutar tayangan drama dan langsung mengganti chanel begitu berita muncul. Tidak ada majalah yang biasa selalu Joshua baca, ataupun koran yang mereka terima. Semua berusaha agar Wonwoo tidak kembali stress seperti dulu.
"Kan agensi udah mengumumkan aku vakum, kenapa aku harus muncul lagi?" tanya Wonwoo bingung, saat Mingyu membangunkannya, menyuruhnya bersiap untuk konferensi pers mengenai kevakumannya. Padahal kan konferensi pers itu sudah di adakan tiga bulan yang lalu. "Lagipula perutku sudah besar, Gyu, bahaya kalau media tahu."
Mingyu mencubit pipi tembam Wonwoo dengan gemas, dan mengecup hidung mancung itu penuh kasih. "Hyung ikut aja, ya."
"Yang lain gak ikut?" tanya Wonwoo, begitu menyadari anak-anak yang lain masih bersantai. Ia jadi sedikit curiga.
"Yang lain akan menyusul, mereka masih harus mengurus sesuatu." Mingyu menarik tubuh Wonwoo agar berjalan mengikutinya. Kali ini mereka dijemput oleh sebuah van, yang di dalamnya sudah ada manajer.
Tidak ada percakapan yang terjadi selama di perjalanan. Mingyu sibuk berdoa dan berharap kalau semuanya akan berjalan dengan lancar, dan kehamilan Wonwoo dapat diterima oleh semua orang. Manajer sendiri sibuk berkutat dengan tablet di tangannya---entah melakukan apa. Sementara Wonwoo berusaha berpikir alasan di balik konferensi pers kali ini.
Van mereka memutari lokasi konferensi, menghindari keramaian yang membuat Wonwoo merasa takut. Mereka berhenti tepat di belakang panggung.
"Kalian tunggu di sini dulu, nanti saya panggil kalian satu-satu. Ingat, datangnya satu persatu," tegas manajer, kemudian beranjak turun dari van. Meninggalkan Wonwoo dan Mingyu berdua di dalam mobil.
"Gyu, sebenarnya ini konfes untuk apa?" tanya Wonwoo, sembari memandang Mingyu dengan pandangan memohon. Rasanya, ini bukan untuk masalah kevakumannya. Apa ini tentang kehamilannya? "Gyu... jebal..."
Mingyu menghele nafas berat, dan menarik Wonwoo masuk ke dalam pelukannya. "Kita akan mengumumkannya, hyung, semuanya---apa yang terjadi sebenarnya."
Manik hazel Wonwoo membola, tubuhnya menegang dengan kuat. "Kenapa kamu gak bilang dulu ke aku?!"
Mingyu melepaskan pelukannya dan menangkup wajah manis sang kekasih. Diusapnya pipi tembam itu dengan ibu jarinya yang besar. "Aku minta maaf, tapi ini untuk kebaikan hyung, kebaikan kita. Apapun yang terjadi hari ini, aku yang akan bertanggung jawab."
Pandangan Wonwoo mulai berkabut, ia menundukkan kepalanya---tidak tahu harus berbuat apa.
Suara jendela yang diketuk menarik perhatian Mingyu. Ia menurunkan kacanya dan menemukan staff konfes berdiri di sana. "Apa sudah waktunya naik?"
Staff wanita itu menganggukkan kepalanya. "Tuan Mingyu akan naik terlebih dahulu."
"Baiklah." Mingyu kembali menutup jendelanya. Ia mengecup pipi Wonwoo dan memandang rubah itu dengan lembut. "Jangan khawatirkan apa-apa, semua akan baik-baik saja. Aku janji. Tidak akan ada yang menyakitimu lagi, sayang."
Wonwoo memandang Mingyu dengan sulit. Rasanya apa yang ada di luar van ini terasa sangat mengerikan untuknya. "Kamu janji?" tanya Wonwoo penuh harap.
"Aku janji." Mingyu mengecup pipi Wonwoo sekali lagi dan turun dari van. Meninggalkan Wonwoo yang kini hanya bisa berharap, bahwa Mingyu akan menepati janjinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SP] Pregnant || Meanie
FanfictionBOOK 1 OF 4 FROM SERIAL PREGNANT Wonwoo tidak tahu apa yang terjadi. Saat ia melihat dua garis merah muncul di benda kecil panjang itu. Yang ia pikirkan hanyalah terjun dari atap apartemen mereka. BOOK 2 : [SP] BABY || Meanie BOOK 3 : [SP] CHILD ||...