"Axel" lambai sang mama melihat anak semata wayangnya sudah sampai.
Axel menghampiri keberadaan kedua orang tuanya.
"Ma, pa" ucapnya.
Namun ada satu hal yang membuat Axel berubah menjadi tidak suka dipertemuan kali ini.
Darrel, manusia yang menurut Axel sangat tidak baik untuk dirinya dan juga kelurganya. Kehadiran derrel dalam satu meja membuat Axel sukse mengatupkan mulutnya dan mengeraskan rahangnya, sorot matanya tajam melihat kearah derrel berada dan tak lupa satu gepalan kecil di tangannya yang tidak terlihat tertutup oleh meja."Kok masih berdiri sayang? Duduk dong" tutur sang ibu memberikan ruang untuk anaknya bisa duduk dengan sempurna.
"Axel, kamu sudah lamakan nggak ketemu sama Darrel?" Tanya sang papa membuat Axel tersenyum kecut.
"Darrel gimana? Kamu masih ingat sama Axel kan?" Tanya ulang sang papa kepada Derrel.
"Masih dong om, Axelkan sepupu aku satu satunya" terang derrel dengan hangat.
"Bagus deh kalau kalian masih akur kaya dulu" timpal sang ibu.
Darrel yang mendengarnya memasang wajah ceria penuh dengan bahagia tidak dengan Axel yang menyambutnya dengan duka cita.
"Aarg sialan kenapa harus ada dia sih" batin Axel jengkel.
"Axel kamu mau ini kan?" Tanya sang ibu memberikan satu menu makanan ke atas piring Axel begitu juga dengan yang lainnya.
Keempat orang itu menyantap hidangan yang sudah disediakan oleh koki restauran dengan nikmat di selingi dengan percakapan kecil antara ketiganya tidak dengan Axel yang lebih banyak diam memendam kekesalan.
"Xel jadikan kamu pinjamin derrel mobil yang kemarin mama bilangin" ucap sang ibu memecah keheningan sejenak.
"Derrel mau pakai mobil ma? Kok papa nggak dikasih tau?" Timpal sang papa masih menyantap hidangannya.
"Ih papa gimana sih, nggak papa dong lagian mobil Axel banyak yang nganggur"
"Tapi kan ma, papa bisa ngasih darrel satu nggak perlu barang punya Axel juga yang dikasih" ucap sang papa melap mulutnya.
"Lagian Axelnya nggak keberan kok pa, anggap aja kita punya dua anak saling pinjam pa" timpal sang mama membuat Axel kesal.
"Kamu nggak papa Axel?" Tanya sang papa.
Axel tersenyum paksa dan menjawab santai kepada papanya.
"Iya nggak papa pa, Axel juga masih punya banyak"
Papanya yang mendengar jawaban dari anak semata wayangnya tersentum dan menepuk kecil pundak anaknya.
"Darrel kamu mau yang warnah merah kan?" Tutur sang ibu yang mengalihkan pembicaraan pada derrel.
"Oh iya tante" senang Darrel mendapat dukungan dari sarah.
Mereka melanjutkan acara temu hari ini, berbagai cerita yang dilontarkan dan berbagai pengalaman yang di ceritakan hingga malam pun tiba keempat orang tersebut menyudahi acaranya dan berencana pulang kerumah.
"Darrel kamu jadinya kapan mau tinggal dirumah om sama tante?" Sarah melangkan satu pertanyaan sontak membuat Axel tersedak minumnya.
"Axel nggak papa nak?" Tanya sang ayah yang di angguki Axel "emang Darrel mau tinggal di rumah kita ma?" Lanjutnya bertanya kepada sang istri.
"Iya lo pa, kemarin mamanya nitipin darrel katanya lebih bagus bareng sama kita biar bisa dipantau. Lagian kan asik dong Axel jadi ada temannya" jelas sarah yang tidak disambut baik oleh Axel.
"Oh yaudah, papa sih asal darrelnya nyaman juga oke"
"Pasti akan nyaman kok om" yakin darrel kepada papa Axel.
******
Sesampainya parkiran Axel meminta izin kepada orang tuanya untuk ke kamar kecil sebentar.
"E pa, ma. Axel ke toilet bentar"
"Kamu mau di tungguin?" Ucap sang papa
"Nggak usah pa, Axel bawa mobil kok"
"Yaudah jangan lama-lama pulangnya ya nak" imbuh sang mama.
Sepeninggalan kedua orang tuanya Axel kembali berbalik ke arah darrel pergi dan menghampirinya sambil menarik paksa ke sudut ruangan yang tidak banyak orang lalu lalang.
"Hey lo apaan si El! Lepasin" Tolak darrel saat di tarik kasar oleh Axel.
Axel tidak menghiraukan perkataan darrel dan terus manariknya sampai menepi dari keramaian.
"Lo apaan sih?! Narik narik nggak jelas gini" kata darrel memperbaiki pakaiannya.
"Maksud lo apa ikut-ikutan acara gue sama orangtua gue" Axel menahan kesal.
"Santai dong, bukan gue kok yang mau ikut. Nyokap lo yang maksa buat gue hadir" dengan gaya sok kerennya darrel memberi penjelasan kepada Axel "lagian gue ogah ikutan, lo tau sendiri gue malas ikut pertemuan kaya gini and nyokap lo brisik nanyain gue terus buat ikut acara ginian" penjelasan Darrel mampu membuat Axel tersulut emosi.
"Lo bisa kan nolaknya kalo emang nggak mau" dengan kepalan tangan Axel menahan emosi.
"Tadinya sih gitu, tapi setelah gue pikir enak juga hadir ditengah-tengah keluarga lo"Darrel tersenyum penuh makna "see lo lihat sendiri siapa yang paling menikmati acara dan tidak menikmatinya" lanjutnya sambil melangkah jauh dari hadapan Axel.
"LO NGGAK BAKAL DAPAT APA YANG LO CARI!" teriak Axel dari beberapa meter langkah darrel.
Darrel yang mendengarnya hanya mengibaskan tangannya diudara yang membelakangi Axel.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
^... Sang PELANGI...^ [Mellowsatu28]
Teen Fiction"lo manusia berengsek yang udah merusak kepercayaan mama gue dan merebut semua perhatian orang tua gue" ~ Axel . . "Tuhan dihari ulang tahunku aku mau dia menjadi milikku, itu saja tidak lebih" ~violetta . . "Harapan gue dimalam ini semoga lo bahag...