A

135 6 3
                                    

Brummmm.... Brummm..Brumm

Suara laju motor yang menembus jalanan dengan kecepatan maksimal.

Cittttt....

Decitan rem terdengar tatkala sang pengendara menarik rem motor hingga membuat lukisan hitam di aspal.

Memutar kunci untuk mamatikan mesin motor lalu diikuti dengan membuka helm full facenya.

Dihadapannya terbentang satu pagar menjulang tinggi berwarnah hitam. Mengamati perlahan kesekelilingnya dan mulai berdecak kesal.

"Cih, sekolah kampungan"

Memakai kembali helmnya dan menghidupi mesin motor.

Brummm...

Tidak lupa dengan satu geberan sebelum Ia memutar balik arahnya.

Ciiiiitttttttttt...

Tidak jauh dari tempatnya berhenti tadi terdengar lagi suara decitan rem yang sangat keras hampir membuatnya jatuh dari atas motornya tatkala dengan sepontan Ia menekan dengan sangat kencang.

"Woii gila lo ya" ujarnya kesal

Kekesalannya bertambah pagi ini mengingat gadis berpakaian sekolah yang hampir saja Ia tabrak.

"Lo mau mati" Ucapnya sambil membuka helm.

Terlihat kekesalannya makin bertambah dengan kerutan wajah yang terlihat jelas diwajah pria itu melihat manusia yang sedari tadi ditanya hanya diam membatu di hadapan dirinya.

"Woiii"

kali ini dengan suara yang sangat keras pria itu membangunkan gadis itu dari lamunannya.

"Minggir lo" ujarnya ketus dan kembali memakai helm melanjutkan perjalannya yang ntah kemana arah tujuannya.

****

Pagi ini gadis dengan kucir kuda memakai seragam sekolah sedang menikmati udara pagi di atas motor bebeknya, tidak lupa dengan senyuman manis yang selalu tersemat di wajahnya.

"Wah enak deh kalo nggak macet gini"

Ujarnya sambil merentangkan tangan kirinya keudara.

"Eh eh yah yah kok mati"

Ucapnya disaat motor yang iya kenakan mati tanpa sebab yang Ia ketahui.

"Jangan mogok dong" sambil mengelus bagian atasmotornya.

Dicobanya untuk menyalakan kembali sepeda motornya berkali kali namun hasilnya tetap sama, si motor kesayangannya tidak hidup kembali.

"Ih kebiasaan deh ngambeknya nggak kenal waktu" ucapnya kesal.

"Gini ceritanya bisa telat gue" melihat jam tangan putih miliknya.

Mengedarkan pandangannya kesekeliling mencari tempat bengkel terdekat. Dan mau tak mau dirinya harus mendorong motor mogok itu.

"Untung gue sayang sama lu kan,kalo nggak udah gue jual lu" ujarnya kepada benda mati itu.

Setibanya ditempat perbaikan motor dirinya kembali melirik jam di pergelangan tangannya dan kembali memandang sekitar.

"Truss gue naik apa dong? Bisa telat gue"

Ribut dengan diri sendiri dan mencari cara untuk tiba disekolah dengan tepat waktu.

^... Sang PELANGI...^ [Mellowsatu28]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang