GADIS KU

16 8 0
                                    

Tuhan pengertian banget ya. Tau aja kalau ciptaan nya selalu merindukan seseorang yang dia cinta
.....

Jakarta, 06:00 am

Tring tring tring

Bunyi nyaring yang dikeluarkan jam beker itu membuat ken membuka matanya.

"Anj- berisik" ken mematikan bunyi jam beker itu dengan kasar.

Ken mengumpulkan nyawanya sebentar.

"Ken cepat siap siap . Bunda antar" suara bunda terdengar agak samar karena jarak yang lumayan

Jujur. Ken masih lelah karena ia baru mendarat di indonesia jam 1 malam. Dan sekarang harus sekolah.

15 menit ken selesai. Dengan baju putih abunya. Ya memang 1 bulan yang lalu ia resmi menjadi anak SMA . Seperti biasanya lengan baju sekolah itu ia gulung sampai 2 kali , tas yang digunakan masih tas smp nya. Ken bukanlah orang yang suka menghambur hamburkan duit . jika ia rasa masih bisa digunakan , mengapa harus beli baru? .

Ken menuruni tangga dan berjalan kearah makan karena bundanya sudah siapkan sarapannya.

______________________

SMA PELITA

"Ken bunda gabisa jemput kamu , nanti naik taxi aja ya. Dan bunda juga ada keperluan jadi perkiraan pulang malam . Kalau ada apa apa hubungi bunda" ucap bunda. Ken hanya mengangguk lalu salim.

"Semangat belajarnya"kata bunda saat ken keluar dari mobil.

KENDALL POV

Aku salim pada bunda lalu masuk ke sekolah baruku.
Aku terdiam sesaat menatap gedung sekolah ini. Setelah itu dengan langkah gontai aku masuk kesini.

Aku berjalan tanpa arah. Aku tak tau dimana ruang wakil kepala sekolah. Tadi saat masuk sebenarnya bunda menjelaskan namun aku tak mendengarkan.

Didalam sekolah tak ada siapapun. Wajar karena ini sudah masuk jam pelajaran. Aku sengaja datang terlambat, lagi pula anak baru juga.

Ditengah lapangan terlihat siswa siswi sedang bercanda ria. Diperkirakan ada sekisaran 10 orang. Aku langsung menutup kepalaku dengan topi hitam ditambah kupluk di hoodieku itu. 

"HORMAT BUKAN BERCANDA" teriak seorang pria yang menghentikan tawaan mereka

Aku melewati pria itu

"Suru siapa jalan? Udah telat gatau diri" kata pria itu lagi.

Aku merasa sepertinya ia menyindirku . Tapi aku tak
sedikitpun  menghentikan langkahku.

"Udah tau salah dengan PD nya masih berani jalan ya lo" bentak pria itu sambil menghadang jalanku.

Dengan sangat sangat terpaksa aku berhanti dan hanya menunduk. Bukan takut , lebih tepatnya malas

"Siapa namalo?"tanya nya , aku tak menjawab
"Masalah pendengaran hah?" Aku masih tetap diam
"Pantes tetap jalan." Dia menarik tanganku. Aku hanya pasrah. Malas untuk berdebat.

STORY OF KENDALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang