Di gudang tua
Keadaan gudang saat ini sepi, sunyi dan gelap hanya ada satu lampu remang - remang yang berada tepat diatas Fitri.
Fitri mengerjap - ngerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Kepala fitri sangat pusing ditambah ikatan ditangan dan kakinya yang sangat erat. Fitri berusaha melepaskan ikatan tali namun nihil, usahanya sia-sia. Selain ikatan tali yang terlalu kuat, tenaga fitri sudah habis. Saat sedang berusaha membuka tali, dari kegelapan muncul 4 orang laki-laki menghampiri Fitri."Eh..udah bangun ternyata" seru Vito seraya mendekati Fitri.
"Brengsek lo, lepasin gue" ucap Fitri marah.
"Eits...tidak semudah itu" ucap Vito
"Ngapain lo nyulik gue ha?" Bentak Fitri
"Ngapain lo bilang? Ya buat habisin lo lah. Karena apa? Ya karena lo udah ikut campur dalam urusan kita sekaligus lo itu penghalang buat gue habisin Aza" ucap Vito
"Ternyata seorang ketua geng Abstrak takut sama cewek? Yailah banci kayak gitu kok dijadiin ketua. Mending lo tuh pulang trus minta dinina bobo sama emak lo. Ketua lemah" hina Fitri sengaja menekan kata terakhirnya
"Jaga tuh omongan lo " bentak Vito sembari menampar pipi kanan Fitri.
"Gue bukan banci dan gue nggak lemah " ucap Vito tajam dan menekan setiap katanya.
"Kalo lo nggak banci, trus ngapain lo culik gue dengan alasan gue sebagai penghalang untuk lo habisin Aza? Dan ya, apa lo lupa kalo gue ini cewek? Dan lo takut cewek? Hahaha itu yang namanya bukan banci ha? Kalo bukan_" belum sampai menyelesaikan kalimatnya, pipi kiri Fitri di tampar begitu keras sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah. Fitri memejamkan matanya untuk menetralisir rasa sakitnya.
Vito mengisyaratkan kepada teman - temannya untuk membuka ikatan Fitri dan memeganginya. Andi melepas ikatan Fitri sedangkan Niko dan Farrel memegangi kedua lengan Fitri. Fitri sempat berontak namun tenaganya tak cukup kuat dibandingkan dengan kedua lelaki tersebut.
Vito mendekati Fitri.
"Sebelum gue kirim lo ke akherat. Adakah pesan terakhir yang mau lo sampein ke kekasih tercinta lo?"
"Tenang...nggak usah khawatir, gue bakal sampein kok amanat lo" ucap Vito seram
"Lepasin" berontak Fitri. Fitri terus berontak dan berontak, ia pantang menyerah sebelum ia dilepaskan.
"Diem" bentak Vito sembari menjambak rambut Fitri dengan keras sampai rambutnya rontok.
"Awwsss..." rintih Fitri kesakitan
"Ini baru permulaan belum intinya" ucap Vito disertai smriknya.
"Sekarang, gue kasih lo dua pilihan. Pertama, lo gabung geng gue, kita kerjasama buat habisin Aza. Dan nyawa lo selamat. Kedua, lo pilih Aza tapi nyawa lo ilang. Gimana? " tawar Vito
"Gue nggak pilih kedua - duanya " bentak Fitri
"Pilih salah satu " ucap Vito menahan amarahnya
"Gue nggak pilih siapapun. Tolol " kesal Fitri
"Bodoh" bentak Vito sembari memukul rahang Fitri.
"Masih untung gue kasih pilihan. Mau main - main lo sama gue ha?" Bentak Vito
"Brengsek lo" bentak Fitri
Vito yang mendengar itupun marah. Ia langsung memukul tepat bagian dada dan perutnya dengan sangat keras sampai darah keluar dari mulut Fitri. Vito menghajar Fitri dengan membabi buta sampai Fitri tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK?
Teen FictionSeorang gadis remaja berumur 17 tahun yang harus bekerja keras untuk kebutuhannya. Ia tinggal sendiri sejak umur 11 tahun. Kedua orang tuanya tidak pernah menganggapnya ada, mereka bahkan mengusir dari rumah. Fitri sejak kecil diasuh oleh kakek dan...