Tak terasa sudah dua Minggu mereka berada di sekolah ini.
Seperti biasa Youra dan Jeno selalu datang 5 menit sebelum bel sekolah berbunyi tentu saja karena Youra selalu bangun kesiangan dan mereka harus menunggu bus. Sebenarnya bisa saja mereka datang lebih awal jika membawa kendaraan sendiri hanya saja peraturan sekolah tidak memperbolehkan siswa-siswi membawa kendaraan tapi terkadang banyak yang melanggar peraturan tersebut dan lebih memilih memarkirkan kendaraannya di belakang sekolah.
Sedikit informasi sekolah mereka adalah sekolah yang menerapkan sistem pembagian kelas terhadap siswa-siswi nya dalam dua kelas yang berbeda. Satu adalah kelas atas yang diisi oleh siswa-siswi yang tentunya memiliki kelebihan uang dan otak yang jenius serta kelas reguler untuk siswa-siswi yang kurang mampu.
Dan Youra adalah salah satu dari siswi kelas reguler sedangkan Jeno, tentu saja dia berada di kelas atas.
Setelah turun dari bis mereka berlari cepat kearah pintu gerbang yang semakin menutup tapi untunglah mereka bisa lolos.
"Pulang bareng kaya biasa ya" teriak Jeno kepada Youra sambil berlari kearah gedung kelas atas.
Oh iya gedung kelas atas memiliki fasilitas yang terbilang sangat mewah dibandingkan dengan kelas reguler salah satunya lif.
Karena kelas Jeno berada di lantai empat jadi dia tak perlu repot menaiki ratusan anak tangga setiap harinya.Tapi sepertinya hari ini bukan hari keberuntungan nya. Jeno melihat guru BK sedang berdiri menunggu lif alhasil Jeno langsung memutar tubuhnya berjalan cepat ke arah anak tangga 'daripada di hukum mending capek sekalian' batinnya.
Karena anak tangga yang banyak membuatnya kelelahan, sehingga dia harus mengistirahatkan kakinya sejenak.
Jeno menatap pintu kelas yang terpampang jelas tulisan XA di depannya. Jeno menarik knop pintu hati-hati sambil berharap jika guru belum masuk, dan sekali lagi sepertinya hari ini bukan hari keberuntungannya karena ternyata sudah ada guru di kelas nya.
"Ketua kelas kenapa terlambat?" ucap sang wali kelas datar yang tak lain adalah pak June.
Sejak pertama masuk Jeno sudah di tunjuk menjadi ketua kelas padahal dia tidak tau apa-apa jadi mau tak mau dia menuruti nya.
"A a anu pak saya tadi habis makan kuaci" Jeno gelagapan tak tau harus menjawab apa.
Jawaban Jeno seketika membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak pak June yang terkenal galak pun tak bisa membendung tawanya.
"Bohong pak jangan percaya dia pasti abis pacaran" teriak Jaemin teman sekelasnya dari belakang. Jeno langsung melotot kearah Jaemin.
"Jaemin kamu jangan ngomporin bapak bisa bisa kamu yang saya hukum" balas pak June datar.
Dan sekarang gantian Jeno yang tertawa."Ya sudah kamu boleh duduk tapi kamu tau kan hukum nya kalau dalam seminggu ini kamu harus piket tiap pulang sekolah"
Jeno mengangguk pasrah mendengar ucapan pak June. Padahal dia hanya telat satu kali tapi kenapa hukumannya berat sekali "iya pak" jawab Jeno pelan.
Tapi belum sempat Jeno berjalan kearah bangkunya tiba-tiba pintu kelas kembali terbuka dan kali ini si cucuk kepala sekolah yang terlambat.
Dia Hyunjin salah satu anak kelas di sini. Awalnya Jeno sedikit takut jika harus sekelas dengannya karena rumornya Hyunjin adalah salah satu anggota dari geng brandal di sekolah nya, anak-anak biasa menyebutnya dengan sebutan Devilboy.
"Kamu terlambat lagi Hyunjin"
Hyunjin tidak menjawab hanya diam sambil menatap pak June. Pak June tau betul sifat Hyunjin dia bukan tipe orang yang suka berbasa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVEN IF ; Choi Yeonjun
FanfictionKenapa dari sekian banyaknya orang di dunia ini Youra harus bertemu dengan kakak kelasnya yang selalu di juluki si brandal sekolah. Belum lagi dia harus menerima kenyataan bahwa sahabat yang selama ini dia sukai ternyata menaruh hati pada gadis lain...