01. Sang Penggetar hati

58 5 0
                                    

Sekejap aku terlena dan terbius akan rasa yang tak mampu ku tafsirkan,hatiku bergetar kala menemukan senyumannya. Benarkah jika ini cinta?"

_Jihan Makaila Fakhiroh_

***
J

angan lupa tinggalkan jejak! harap follow terlebih dahulu ya sebelum membaca🤗

Happy reading...

Malam telah bergulir dengan pagi, sayup - sayup suara adzan subuh berkumandang, seorang gadis sedang duduk di gazebo dengan mendengarkan lantunan lafadz adzan tersebut. Memang sudah menjadi kebiasaan gadis cantik ini, ketika suara adzan berkumandang, ia selalu mendengarkan dan menikmati setiap lantunannya, dimana pun dia berada.

Namun, kali ini berbeda. Begitu menyejukkan dan membuat hatinya berdebar. Siapa gerangan yang kini tengah mengumandangkan adzan tersebut? Membuatnya ingin mendengarkan lebih jelas lagi hingga ia putuskan keluar rumah untuk sekedar mendengarkan adzan tersebut.

Seulas senyum tipis kini bertengger di bibirnya, menghiasi wajah cantiknya. Entah apa yang membuatnya begitu bahagia, hanya karena mendengar suara tersebut.
Bagai sebuah magnet yang menarik kedua ujung bibirnya untuk terus tersenyum dan menarik hatinya agar mendekat dengan sang pemilik suara.

Ia juga tak tahu mengapa ia bisa berdebar hatinya kala seseorang itu mengumandangkan adzan. Ini bukan  adzan dari seseorang yang biasanya mengumandangkan adzan, kali ini berbeda. Entahlah, terdengar lebih merdu dan mendamaikan hati. Gadis itu di buat penasaran oleh sosok laki-laki yang kini tengah mengumandangkan adzan di masjid pesantren.

Hingga sebelum adzan selesai buru- buru ia bergegas menuju masjid, hingga tak sadar saking buru - burunya ia menabrak seseorang ber badan tegap dan bersarung, yang ia yakini pasti seorang ikhwan.

"Aduh!! Mampus!! ketinggalan kan, yah! Gara- gara adegan tabrakan ini jadi ketinggalan deh, siapa sih ini, nggak tau orang lagi buru-buru apa?" gerutunya dalam hati.

"Neng Jihan! Aduh! Afwan Neng, saya benar- benar tidak sengaja, saya teh nggak lihat ada Neng Jihan tadi, soalnya buru-buru, takut ketinggalan,"
ucap seseorang itu dengan lembut dan menyesal karena telah menabrak putri dari sang kiai. Ya, Jihan Makailah Fakhiroh atau yang  kerap di panggil Neng Jihan oleh santri - santri Abinya. ya meskipun kedekatan antara Muhammad Arfan Hafidz dan Jihan ini sudah lama, bahkan hubungan mereka ini seperti kakak beradik. Namun, banyak yang mengira bahwa mereka ini menjalin hubungan sepesial melihat begitu perhatiannya Arfan pada Jihan.

" Kak Arfan! ih kan, jadi kotor mukenah  Jihan, jadi nggak bisa ikut jamaah deh," gerutu Jiihan dengan nada merajuknya pada Arfan. Sudah menjadi hal biasa bagi Arfan dengan tingkah manja Jihan.

Dari kecil mereka bersama, orang tua Arfan dan orang tua Jihan itu bersahabat, jadi tak hayal jika mereka bisa sedekat itu. Orang tua Arfan menitipkan Arfan kepada sabatnya itu lebih tepat nya ketika Arfan memasuki jenjang Tsanawiyah dan saat itu Jihan berada di bangku SD.

Usia mereka terpaut 2 tahun, dan saat ini Arfan tengah mengajar di pondok pesantren di sela kesibukannya sebagai kelas tiga Madrasah aliyah. Sedangkan jihan sendiri kini ia baru saja memasuki semester pertama di kelas satu SMAN Harapan Bangsa.

Alasan Jihan tidak memilih sekolah di Aliyah yang bernaungan di bawah pondok pesantren milik abinya karena itu semua kemauan Jihan, orang tua Jihan pun membebaskan kemana saja anaknya menuntut ilmu, asal harus bisa jaga diri.

My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang