"Maafkan aku yang tak mampu menahan rasa kagum yang ber metamorfosa menjadi rasa cinta yang tumbuh dalam hatiku, maka dari itu izinkan aku menyebut namamu dalam bait doaku"
_Jihan Makaila Fakhirah_
***
Jangan lupa tekan tombol bintang dan follow dahulu ya guys!
_Jihan pov_
Aku tak tahu entah sejak kapan rasa yang mulanya hanya mengaguminya kini ber metamorfosa menjadi rasa cinta, aku sadar aku bukan siapa-siapa bahkan mungkin kau tak mengenalku sama sekali, tapi aku tak tahu meski hanya melihatmu dari jauh degub jantungku selalu bekerja dua kali lipat dari biasanya.
Kalian tahu tak henti-hentinya aku menyebut namanya dalam tiap bait doaku, berharap suatu saat nanti ia bersanding bersamaku.
Saat ini aku tengah duduk bersantai di gazebo depan ndalem Abi sambil menenteng buku berwarna hijau pudar dan sudah usang, buku itu selalu ku bawa dimana pun aku pergi. Dimana ku curahkan segala keluhan, rasa bahagia, dan cinta.
Namun, baru saja aku hendak menggoresinya dengan penaku seseorang datang dan berdiri didepanku sembari menaruh sebuah kotak putih di sebelahku, aku mencium aroma sedap dari kotak tersebut yang ku yakini pasti aroma martabak manis kesukaanku.
Saat ku dongakkan kepalaku, aku mendapati seseorang tengah menunduk sembari tersenyum, akupun yang tahu kalau itu kak Arfan segera ku alihkan pandanganku.
"Emm, apa ini kak?" Tanyaku basa-basi pada kak Arfan untuk menghilangkan rasa canggung antara kami. Entahlah akhir-akhir ini aku merasakan kak Arfan begitu beda dari biasanya, hingga membuatku sedikit enggan untuk bertemu.
"Martabak manis, tadi aku lagi keluar terus lihat ada yang jual martabak Jadi inget Kamu terus mampir deh," ucapnya sembari tersenyum kepadaku dengan pandangan yang masih mengarah ke arah bawah.
Tuh kan, bener. Memang aku tuh kalo soal makanan nggak pernah meleset wkwk..
"Oh...makasih ya kak, jadi ngerepotin deh," ucapku padanya.
"Nggak kok tenang saja, yasudah kamu lanjutkan nulisnya, saya pamit undur diri dulu ya Neng,"ucapnya padaku tanpa menunggu jawaban ia langsung pergi dari hadapanku.
Setelah kepergian kak Arfan aku kembali membuka buku diary ku dan mengabaikan sejenak aroma sedap yang menggugah selera itu.
"Kenapa harus bayangmu yang hadir dalam setiap angankan, jujur aku takut, takut terlalu dalam menjatuhkan rasaku padamu. Aku hanya berharap kamu segera mengenalku. Itu saja, lalu bisa Kita berteman? yeah, haya sekedar teman pun tak masalah bagiku."
Setelah selesai ku tulis dalam buku diary ku, aku segera menutupnya dan mengalihkan pandangan ku pada sekotak martabak manis yang di berikan oleh kak Arfan. Segera ku makan martabak yang sedari tadi meronta ingin segera ku makan.
Namun, baru sesuap yang masuk ke mulutku tiba-tiba suara Abi yang memanggilku membuatku harus menundanya.
"Nduk, ngapain masih disini? Ayo masuk! Sudah malam, ndak baik buat kesehatan," ucap Abi menyuruhku untuk segera masuk ke rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Future
EspiritualCinta datang karena terbiasa, tapi berbeda dengan gadis kelahiran bandung ini, dia merasakan cinta saat mendengar suara adzan, padahal ia tak tahu siapa seseorang dibalik itu. Saat ia telah menemukan suara yang mampu menggetarkan hatinya, ternyata...