#3 - Daffa Mahajana

10 4 0
                                    

VoMent nya jangan pelit pelit aw

🌻

Suara bel istirahat kedua berbunyi, Semua murid IPS 1 mulai berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin, ada juga yang memilih pacaran di kelas, ada juga yang sedang belajar untuk persiapan ulangan setelah istirahat. Nuka memperhatikan Daffa yang tengah sibuk melamun, entah apa yang dipikirkan oleh manusia misterius itu. Wajah nya benar benar bikin adem, ini ayah ibu nya pasti pinter banget nih buatnya, hasilnya sebagus ini coba.

Nuka memberanikan diri mendekati Daffa, cewe itu berdiri dari tempat duduk nya dan menuju ke meja Daffa, hanya melewati bangku Karina dan Ninda, teman sebangku Karina.

Kini Nuka berada disamping meja Daffa. Tapi Daffa sama sekali tidak menoleh ke arah Nuka, apa Daffaa tidak tau?. Nuka melambai lambaikan tangannya ke depan muka Daffa, membuat cowo itu sadar dari lamunan nya dan menoleh ke arah Nuka.

"hai Daffa, aku Nuka" sapa Nuka dilanjut memperkenalkan dirinya sendiri tanpa Daffa suruh. Nuka menyodorkan tangan kanannya berniat untuk berjabat tangan dengan Daffa, tapi bukannya jabatan tangan yang ia dapatkan, Daffa malahan kembali menatap kosong ke depan.

"Yaelah Nuka, anak baru langsung lu gebet aja" ucap Gandi yang tiba tiba sudah ada disamping kiri meja Daffa. Posisi mereka menempatkan Daffa berada ditengah tengah.

Nuka menatap sengit ketua kelas menyebalkan itu, Gandi Pratama. Seorang yang pernah menyukai Nuka sejak Nuka hadir di kelas 11 IPS 1 semester 2 dulu, ya Nuka memang tergolong anak baru di kelas ini, bukan murni dari awal. Tapi perasaan Gandi ke Nuka tidak terbalaskan, karna memang Nuka hanya menganggap Gandi temannya, tidak lebih. Gandi memutuskan untuk berhenti perjuangi Nuka, saat Nuka mulai ada kabar sedang ada hubungan dengan Jaya. Hal itu tentu membuat Gandi marah, tapi apa boleh buat.

Tetapi, hubungan Jaya dengan Nuka tidak semulus yang Gandi kira, ternyata dibalik semua itu, Jaya mempermainkan Nuka. Mempermainkan perasaan malangnya Nuka. Menolak pernyataan suka Nuka, didepan publik. Bukannya dendam ke Nuka, tapi Gandi puas dengan perlakuan Jaya, setidaknya Gandi dapat me-cap Nuka terkena karma karna telah menolaknya dulu. Tapi Gandi masih mempunyai sedikit dendam dengan Jaya, karna Jaya terlalu berlebihan dengan Nuka. Tapi karna badan Jaya dan posisi Jaya di sekolah ini lebih besar dan tinggi, membuat Gandi mengubur dalam dalam perasaan dendam nya, dari pada dirinya harus mati ditangan Jaya.

Nuka tidak menggubris omongan Gandi, walaupun itu menyakitkan. Nuka masih fokus melambai lambai tangan ke Daffa, kenapasi cowo misterius ini sama sekali tidak noleh ke Nuka, apa Nuka terlalu jelek dimatanya?

"Udah lah Nuk, lo paksa paksa, gamau dia tuhh" suara berat itu muncul dari mulut Delio yang tiba tiba sudah ada disamping Gandi. Semakin tajam tatapan Nuka pada dua cowo yang ada didepannya.

Fokus nuka, lo ga boleh nunjukin jati diri lo depan Daffa, malu. Batin Nuka

"Nukaa, kantin skuuuutttt" ajak Jingga. Jingga menarik tangan Nuka agar cepat pergi dari Delio dan Gandi. Omongan pedas dua cowo itu mampu buat siapa saja kepikiran, percayalah.

Nuka menolak ajakan Jingga, membuat gadis itu kebingungan dengan sikap Nuka "kenapa Nuk? Gamau ikut?" Tanya Miwa yang sadar Nuka melepas tangan Jingga tadi.

"Gua ga ikut dulu deh, gpp kan guys?" Nuka memasang wajah imutnya pada teman temannya ini, agar memperbolehkan Nuka untuk tidak ikut ke kantin.

Jingga hanya mengangguk, diikuti dengan Miwa, dan Kirana. "udah lo gosah ganggu Nuka lagi napa Del, Gan" Jingga memperingati Delio dan Gandi. Jingga menatap tajam ke arah dua manusia berjenis kelamin laki laki ini, dengan isyarat matanya yang menyuruh Delio dan Gandi pergi dari tempat ini sekarang juga. "PERGI WOY!" gertak Jingga kali ini, membuat Gandi tertawa kecil lalu berjalan menjauh, diikuti Delio yang mengekori nya.

DANUJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang