#5 - UKS

5 3 1
                                    

Voment nya ditunggu^^

🌻

Sekarang Nuka, Kirana, Miwa, Jingga, dan geng Barnerd berada di Kantin. Kirana yang sejak tadi mengusap punggung Nuka, gadis itu masih Shock dengan kejadian tadi. Disatu sisi Nuka tidak percaya bahwa Daffa mempunyai masa lalu yang kelam, tapi disisi lain ternyata Daffa mengakui semua itu didepan orang banyak. Tapi itu bukan alasan untuk menghentikan perjuangan Nuka untuk akrab dengan Daffa.

"Gimana dah tuh, ga ada angin ga ada hujan, tiba tiba langsung update begituan di sosmed SMA Negara" celetuk Banyu. Cowo itu sedang asik menyedot pop ice coklat yang dibelinya tadi, sambil memikirkan kejadian tadi yang menguras tenaga sekaligus otaknya.

"Gua juga gapaham sama nih sekolah, seharusnya kalo ada berita begituan ditutup rapet rapet, ini malah disebarin"

Oki melanjutkan omongan Banyu. Oki melirik ke arah Nuka, gadis itu tetap diam diatas kursi plastik berwarna biru yang didudukinya. Oki tau bahwa Nuka masih sangat shock.

Apalagi tadi Nuka dibentak habis habisan oleh rombongan Gandi.

"Namanya juga sekolah yang pengen namanya naik lagi, kan kemaren menurun akibat kalah olimpiade" jawab Emong.

Memang benar adanya, sejak kalah Olimpiade Fisika beberapa bulan yang lalu, membuat nama SMA Negara menurun, padahal SMA Negara adalah SMA yang populer di kota ini dengan prestasi muridnya.

"Gua kasian sama Daffa, padahal itu masa lalu nya" Jingga bersuara. Mata Jingga menatap kosong lurus ke depan arah ruang guru, ia harap Daffa bisa keluar dari ruang kepsek dengan keadaan yang baik baik saja. Agar sahabatnya si Nuka ini tidak terlalu kepikiran.

"Masa lalu memang gitu, terkadang datang tiba tiba saat udah bahagia dimasa depan, susah memang buat lupain" jawab Emong. Sepertinya cowo Medan ini menyinggung Kirana. Lirikan Emong ke Kirana benar benar dapat disimpulkan bahwa cowo itu masih terbayang masa lalu nya dengan Kirana.

"Halah mong mong, bilang aja keinget Kirana" Banyu tertawa. Semua temannya pun ikut mentertawakan Emong. Sementara itu Emong langsung memukul keras kepala Banyu sampai membuat cowo itu meringis kesakitan.

Jaya memutar badannya menghadap Nuka. Tangan lembut Jaya mengusap pelan kepala Nuka. Dirinya benar benar khawatir dengan keadaan Nuka. Semua gara gara Gandi, awas saja cowo itu tidak akan selamat ditangan Jaya.

"Nuk, lo gpp kan?" Tanya Jaya lembut. Tangannya masih setia mengusap kepala Nuka, gadis itu hanya diam membisu. Nuka tidak melirik Jaya apalagi merespon pertanyaan Jaya. Didalam otak Nuka sekarang penuh dengan Daffa.

Bagaimana kalau sampai Daffa dikeluarkan dari sekolah? Padahal dia baru masuk sekolah dua hari. Nuka ingin akrab dengan Daffa, masa harus terhenti begitu saja?

"Udah Jay, jangan ganggu Nuka dulu, lagi sedih dia" Oki menepuk pundak Jaya. Jaya langsung merespon lirikan tajam ke Oki, membuat Oki langsung tersenyum palsu ke Jaya. "Canda Jaayy, sokk sokiiinnn dah tanyain Nuka hehe" Oki langsung memalingkan pandangannya ke arah lain, agar Jaya tidak menatapnya lagi.

Emong, Banyu, Yoga langsung tertawa keras melihat tingkah Oki, saat situasi seperti ini bisa bisanya Oki melarang larang Jaya. Padahal laki laki itu tau bahwa Jaya sangat sungkan dilarang.

Tawa Emong, Banyu, dan Yoga terhenti saat Daffa terlihat baru saja keluar dari ruang kepala sekolah yang selurus dengan Kantin itu. Nuka langsung tersadar dari lamunnya, ia hendak pergi dan mengejar Daffa. Tapi niatnya diurungkan Kirana, cewe itu menahan Nuka untuk tidak langsung pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANUJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang