Chap 4

42 3 2
                                    

Kelas sudah berakhir. Jungkook terlihat sedang berdiri di lobby sekolah sendira. Bodoh sebenarnya untuk menunggu seseorang yang sudah membunuh kedua orang tuanya. Seharusnya dia bisa berlari meninggalkan sekolah agar kim taehyung tidak dapat menemukannya. Tapi jungkook terlalu takut untuk menerima resiko setelahnya. Taehyung orang yang kejam dan jungkook terlalu takut untuk melanggar.

Tidak berapa lama jungkook dapat melihat mobil sport merah milik taehyung.

.

.

                "Bagaimana dengan sekolahmu?" Tanya taehyung basa-basi. Jungkook tidak menjawab. Dirinya terlalu malas dan memilih untuk diam. Taehyung hanya menghela nafasnya kasar. "Kau boleh bersikap seperti ini padaku. Tapi jaga sikapmu dihadapan tamuku nanti. Mengerti ?" jungkook menatap taehyung tidak mengerti.

                "Apa maksudmu?" "Kau itu produk ku jeon" jawab taehyung santai dengan seringai aneh di wajahnya. Jungkook mencengkram sabuk pengamannya erat. Perasaannya tidak tenang. Walau masih bingung dengan maksud taehyung. Dia tau ini bukanlah hal yang bagus untuknya.

                Jungkook dapat melihat sebuah gedung yang tidak terlihat begitu mewah dan juga tergolong sepi. Untuk apa taehung membawanya ke tempat seperti ini. "Ini dimana?" tanya jungkook ragu.  "Ini di tempat tamuku jeon". Taehyung menghentikan mobilnya dan mengajak jungkook keluar dari mobil. Dengan ragu jungkook mengikuti langkah taehyung memasuki gedung.

                Berbeda dari luar. Bagian dalam terlihat begitu mewah dan jungkook bisa melihat banyak sekali orang yang berpakaian rapi. Sepertinya tempat ini merupakan markas orang kaya untuk menghamburkan uangnya. Taehyung terus melangkah tanpa menjelaskan apapun kepada jungkook.

                Langkah taehyung berhenti didepan pintu sebuah ruangan. Taehyung tersenyum kepada jungkook. Senyum itu aneh, jungkook hanya menatapnya bingung menuntut penjelasan. "Masuklah" jungkook menggeleng. "Jelaskan padaku. Tempat apa ini?" senyum taehyung hilang wajahnya kembali dingin dan datar. "Kau lupa? Kau adalah produkku dan aku sedang menggunakanmu untuk mendapatkan uang. Masih tidak mengerti?" jelas taehyung santai.

                Taehyung menarik jungkook dengan kasar membuat jungkook sedikit meringis. Luka bekas ikatan tali semalam masih belum hilang. Setelah merasa jungkook tidak memberontak. Taehyung membuka pintu tersebut. Jungkook dapat melihat seorang pria dewasa sedang duduk didalam sendiri. Dimejanya telah tersedia beberapa jenis alkohol kadar tinggi.

                "Tuan park. Maaf membuatmu lama menunggu" taehyung segera berjalan mendekati pria tersebut dan berjabat tangan dengan akrab. Jungkook hanya berdiri dan menatap keduanya dengan tatapan bingung. "Saya membawa produk baru untuk anda" bisik taehyung yang berhasil membuat tuan park tersebut tersenyum. Dirinya menatap jungkook yang masih setia berdiri didekat pintu.

                "Mendekatlah kesini" tuan park menjulurkan tangannya. Mata jungkook sudah berair. Tidak, taehyung tidak mungkin sejahat itu. Jungkook menatap taehyung memohon. Pria itu hanya menatapnya datar dan memberikan sinyal agar menerima uluran tangan tuan park.

                Jungkook segera berlari menuju pintu. Dia harus segera keluar dari sini. Tapi,sial pintunya terkunci. "Kau tidak bisa kabur jeon. Lakukan pekerjaanmu sekarang! Kau harus membayar hutang ayahmu padaku!" tidak sabar dengan jungkook yang membuang waktunya taehyung segera berdiri , berjalan cepat kearah jungkook yang masih berusaha membuka pintu sambil terisak.

                "Andwae, lepaskan aku taehyung-ssi. Aku tidak mau hiks" jungkook menangkupkan kedua tangannya dan memohon. Berharap, pria didepannya ini akan merubah pikirannya. "Salahkan ayahmu yang tidak sanggup membayar utangnya padaku" taehyung menghiraukan semua permohonan jungkook. Dengan kasar dirinya menarik paksa jungkook agar duduk disamping tuan park.

8 STEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang