Chap 6

38 3 1
                                    


"Hoi" taehyung menggoyangkan tubuh jungkook dengan kakinya. Berusaha membangunkan pemuda itu. Perlahan jungkook membuka matanya. Menatap taehyung yang sudah berpakaian rapi. "Bersiaplah. Ada pekerjaan untukmu" ucap taehyung langsung meninggalkan jungkook yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Jungkook menatap kosong pintu kamarnya yang baru saja ditutup taehyung.

.

.

Taehyung sedang duduk dimeja makan sambil membaca koran ditemani secangkir kopi hitam. Dirinya nampak begitu serius hingga tidak menyadari jungkook yang berjalan turun menuju meja makan. "Taehyung-ssi~~" taehyung menghentikan kegiatannya yang hendak meminum kopi hitamnya. Ada yang aneh, iya suara dan nada panggilan jungkook terdengar tidak biasa.

Taehyung meletakkan kembali gelas kopinya dan melipat asal koran ditangannya. Taehyung sedikit terkejut dengan penampilan jungkook sekarang. Pemuda itu hanya mengenakan kemeja putih besar sepertinya milik taehyung yang disimpan dilemari kamar jungkook. Jungkook mengerucutkan bibirnya "Kenapa tidak ada sarapan untukku?" tanya jungkook dengan nada imut yang dibuat-buat.

Taehyung tetap terdiam, ada apa dengan jungkook ? "A-apa yang kau kenakan?" tanya taehyung dengan nada setenang mungkin. Jungkook tersenyum cerah dan berlari kecil kearah taehyung. "Kau tidak membawakan baju untukku. Jadi aku pakai kemejamu dan ini cukup panjang jadi aku tidak perlu celana lagi" jawab jungkook santai. Taehyung tetap diam ditempat masih mencerna tingkah jungkook yang berubah.

"Jadi mana sarapanku?" tanya jungkook sambil mengerucutkan bibirnya sekali lagi. Taehyung memutar matanya malas. "Buatlah sendiri. Kau masih punya tangan dan kaki kan?" balas taehyung jengah. Jungkook menatap nakal kearah taehyung yang sedang ingin meminum kopi hitamnya. Tiba-tiba pemuda itu mendudukkan dirinya dipangkuan taehyung. Hampir saja gelas ditangannya jatuh kalau saja dirinya tidak cepat meletakkannya asal dimeja.

"Aku tidak tau cara memasak taehyung-ssi" jungkook kembali mengeluarkan suara menggodanya. Dirinya duduk dipangkuan taehyung sambil mengalungkan kedua tangannya dileher pemuda itu. Taehyung terdiam cukup lama sebelum senyuman iblis kembali muncul di wajah tampannya.

"Kau berusaha menggodaku huh?" tanya taehyung dengan suara beratnya. Bibirnya didekatkan ditelinga pemuda kelinci itu. "Aku ingin tau, apa kau benar-benar senikmat apa yang tuan park katakan" jungkook merasa tergelitik dengan hembusan nafas dari mulut taehyung disekitar telinganya ditambah lagi dengan suara rendah taehyung yang begitu menggoda.

"Nikmati sendiri tuan kim" jungkook memberikan senyum menggodanya kearah taehyung. Membuat pemuda itu menjadi kalang kabut. Jungkook nampak begitu menggoda. Jungkook membuka satu-satu kancing kemejanya dengan pelan. Gerakannya begitu sensual dengan tatapan dan senyum yang nakal kearah taehyung. Taehyung menelan ludahnya pelan. Dirinya dapat melihat kulit putih jungkook yang terpampang lebar didepan matanya. Bekas ruam merah perbuatan tuan park masih terlihat samar dikulit mulusnya.

Taehyung memilih untuk tetap diam, menunggu apa yang akan jungkook lakukan. Jungkook menghentikan kegiatan membuka kancing kemejanya, dirinya membiarkan bahu putinya terekspos bebas dengan kemeja yang masih menggantung asal di tubuhnya.

"Jangan hanya menatapku. Bukankah kau mau menikmatiku tuan kim?" goda jungkook sambil memainkan jarinya di bahu taehyung. Jungkook memutar jarinya disekitar dada bidang taehyung.

Dengan cepat taehyung menggendong jungkook mendudukannya dimeja makan. Jungkook hanya tertawa nakal. Akhirnya, dia berhasil menggoda taehyung. Taehyung mengecup bahu jungkook yang tidak tertutup kemejanya dengan pelan. Kemudian, menatap jungkook dengan mata tajamnya. Pemuda tan itu mencium jungkook dengan ciuman yang terburu-buru dan juga menuntut sambil sebelah tangannya meraba tubuh bagian bawah jungkook dari betis mulus pemuda kelinci itu hingga ke pangkal paha jungkook. "Eungh" kegiatan tangan taehyung di bagian tubuh bawahnya membuat jungkook mengeluarkan desahan kecilnya. Wajah pemuda kelinci itu sudah memerah akibat nafsu.

"Kau benar-benar berniat menggodaku hingga tidak pakai celana dalam seperti ini?" tanya taehyung saat tangannya tidak menemukan celana dalam jungkook. Jungkook kembali mengalungkan kedua tangannya dileher taehyung beserta kedua kakinya yang memeluk tubuh taehyung membuat tubuh keduanya benar-benar lengket tidak berjarak. Jungkook menyandarkan kepalanya didada lebar taehyung "Sudah kukatakan bukan tuan kim. Kau tidak membawa semua bajuku"

Taehyung merebahkan tubuh jungkook diatas meja makan. Dirinya menatap jungkook dengan lapar.

"Jangan salahkan aku jika kau tidak bisa berjalan dengan mudah setelah ini jeon jungkook" ucap taehyung disertai senyum iblisnya. Dirinya benar-benar sudah tidak bisa menahan semua godaan jungkook.

Pagi ini dilewatkan dengan permainan panas keduanya di meja makan. Beruntung hari ini taehyung sudah memerintahkan semua bawahannya untuk tidak singgah kerumahnya dan langsung menuju markas mereka.

.

.

.

Pagi-pagi sekali jimin sudah bergegas untuk mengunjungi ayahnya di perusahaan . Sekarang terlihat jimin sedang terlihat duduk diruang kerja kantor ayahnya. Wajahnya terlihat begitu gusar dan terlihat begitu lelah. Ketara sekali semalaman dia tidak bisa tidur. Tangan kanannya terus memainkan cincin pemberian ibunya yang tersemat dijari kelingking kirinya. Pikirannya terus melayang kemalam dimana dia pergi kerumah si berengsek kim taehyung. Melihat keadaan jungkook yang menyedihkan dan juga video yang begitu menghancurkannya.

Jimin mengusap wajahnya kasar. Berusaha menghapus ingatannya akan video itu.

CEKLEK

Jimin langsung berdiri saat mendengar suara pintu ruangan ayahnya terbuka. Dirinya membungkuk sopan kearah tuan park. Walau dirinya sudah tidak sabar. Namun, dia harus tetap menjaga sopan santun dihadapan sang ayah.

"Ada apa?" tanya tuan park langsung saat sudah menduduki kursi kerjanya. Pria itu membuka berkas-berkas kerjanya dengan serius tanpa menatap jimin yang masih berdiri didepan meja kerjanya. "Ada yang ingin ku tanyakan abeoji" ucap jimin pelan. "Tanyakanlah" jimin menghirup udara banyak-banyak. Menanyakan hal seperti itu kepada orang didepannya tidaklah hal yang mudah.

"Apa anda mengenal jeon jungkook aboeji?" tuan park menghentikan kegiatan membaca berkasnya. Tuan park mengembalikan berkas tersebut ketempat semula. Pria itu menatap jimin "Apa?" tanyanya memastikan kembali pertanyaan anaknya. "Aboeji mengenal jungkook?" tuan park mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangan kanannya.

BUGH

Jimin terkejut dengan ayahnya yang memukul meja kerjanya dengan keras. "Sialan, jalang itu ternyata tidak bisa jaga rahasia" jimin dapat mendengar apa yang ayahnya katakan. Dirinya terkejut dengan apa yang keluar dari mulut ayahnya.

"Dimana kau mengenalnya?" tanya tuan park. Jimin hanya diam, dia tidak mungkin mengatakan bahwa jungkook satu sekolah dengannya. "JAWAB SAYA PARK JIMIN!!" bentak tuan park.

"TIDAK! Seharusnya anda yang menjawab pertanyaan saya tuan park. Apa benar anda mengenal jeon jungkook?" entah dari mana jimin mengumpulkan keberanian untuk melawan sang ayah. Terlihat jelas sekali raut wajah tuan park yang semakin memerah. "Kau tidak perlu tau urusan orang dewasa" jimin tersenyum remeh. Dengan pelan jimin berjalan mendekati meja sang ayah menyangga tubuhnya dengan kedua tangan yang diletakkan dimeja.

"Jika itu berurusan dengan jeon jungkook. Maka saya bukan anak kecil lagi T.U.A.N" setelah mengucapkan kalimat tersebut, jimin langsung pergi meninggalkan ruangan.

Tuan park menghembuskan nafasnya kasar. Dengan cepat pria tua itu mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang.

"Carikan saya semua data jeon jungkook. SEGERA!"

.

.

.

TBC

8 STEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang