Chap 8

47 5 2
                                    


Jimin berjalan dengan lunglai menuju kamar apartementnya. Setelah pertemuannya dengan yoongi yang tidak menghasilkan apapun. Membuat jimin benar-benar kesal. Mengapa dari semuanya harus jungkook yang menjadi korban. Dia tahu apa yang taehyung lakukan kepada jungkook hanyalah satu dari beribu alasan taehyung untuk menjatuhkannya.

Tii nit nit

Cklek

Langkah jimin berhenti saat dirinya dapat melihat seorang pria yang tidak lain adalah ayahnya. "Abeoji" jimin melangkah mendekati sang ayah.

Jimin dapat melihat raut wajah tuan park yang seperti sedang menahan amarah. "Duduklah" jimin mengikuti perintah tuan park dan duduk berhadapan dengan sang ayah. Tidak ada pertanyaan apapun dari mulut jimin. Ini adalah sebuah kejutan sang ayah yang mau menginjakkan kakinya ke apartement nya.

Tuan park tidak mengatakan apapun dan melemparkan 1 amplop coklat kehadapan jimin. Jimin hanya menatap tuan park bingung. Dengan ragu jimin mengambil amplop coklat dihadapannya , pandangan matanya terus menatap amplop dan tuan park bergantian.

Jimin membuka amplop ditangannya dan mengeluarkan isi tersebut dengan pelan. Jantung jimin seketika berhenti. Isi didalamnya adalah berbagai data pribadi jeon jungkook dan jangan lupakan foto dirinya bersama jungkook disekolah. "ini?" jimin melihat ayahnya dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana bisa ayahnya menemukan semua ini begitu cepat.

"Kau berteman dengan jalang itu ?" tanya tuan park dingin. Jimin hanya diam, meskipun dirinya benar-benar marah saat mendengar bagaimana ayahnya memanggil jungkook.

"Jangan dekati dia lagi. Itu tidak baik untukmu" jimin tertawa remeh. "sejak kapan anda peduli dengan saya?" tuan park mengeraskan rahangnya. Jimin hanya menatap pria didepannya dengan tatapan kecewa. Ayahnya bahkan tidak pernah peduli dengan keberadaan dirinya didunia ini dan sekarang malah mengatur pertemanannya dengan kata demi kebaikan dirinya.

"Jangan buang waktu anda terlalu banyak aboeji. Aku tidak akan pernah meninggalkan jeon jungkook" jimin beranjak dari tempat duduknya menuju pintu apartement dan membukanya. "Mungkin anda bisa segera pulang abeoji ? Aku lelah dan mengantuk" tuan park berdiri dan mendengus kesal melihat sifat putranya.

Tuan park melangkah kakinya mendekati jimin. Sebelum melangkahkan kakinya keluar tuan park berhenti sebentar dan menatap jimin dengan pandangan remeh. "Kau sama saja dengan ibumu suka membangkang. Kau harus belajar dari taehyung yang tau cara menghormatiku"

Setelah kepergian tuan park. Jimin menutup pintu apartement dengan kasar. "ARGHHHH!!!" jimin terduduk ditempatnya. Sungguh dirinya takut. Takut jika ayahnya melakukan hal hal nekat demi menjaga nama baiknya. Termasuk menghilangkan jungkook dari dunia ini.

.

.

Suara ­dentingan sendok dan piring terdengar diruang makan yang terkesan sepi di mansion kim taehyung. Tidak seperti biasanya kali ini taehyung ditemani dengan sarapan pagi bukan dengan segelas kopi hitam saja.

Jungkook berjalan pelan mendekati meja makan. Taehyung yang menyadari kehadiran jungkook hanya menatap pemuda itu sekilas. "Duduk dan makan sarapanmu" pinta taehyung. Lama terdiam taehyung kembali menatap jungkook yang masih berdiri ditempatnya. Nampak, pemuda kelinci itu sedang memainkan jari-jarinya asal. Seperti hendak mengucapkan sesuatu namun tak ada kata yang bisa keluar.

Taehyung meletakkan sendok garpunya dan menatap jungkook lama. "Euug tae.." cicit jungkook. Sejujurnya jungkook dengan permintaanya karena dia merasa taehyung bakal menolak mentah mentah keinginannya.

"Apa?" kini taehyung sedang melipat kedua tangannya didepan dada. Menatap malas jungkook yang sedang berdiri sambil menggaruk garuk rambutnya yang tidak gatal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

8 STEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang