~•11•~

19 5 3
                                    

Entah berapa lama aku memejamkan mata namun aku tak merasakan sakit sama sekali malah melainkan seperti di lilit sesuatu,aku pun mengerjap perlahan memastika apa yang terjadi,dan ternyata aku telah berda di atas permukaan tanah walau tanpa bantuan tandu melainka 4 lengan kekar yang menopang ku bersamaan.

Omg,,,,bersamaan 2 cogan tersebut merengkuhku begitu erat hingga membuat otaku berhenti bekerja dengan spontan.cakra menatap wala jengah serta decakan malas,melihat kelambana wala yang tak mau beralih membenahi tubuhnya tuk bangun dari rengkuhanya.ia pun tak bisa menungu lama lagi hingga ahirnya melepaskan rengkuhanya secara frontal.

"Brug,,,aduhh"perbuatan tak senonoh nya membuat wala terkejut hingga tak sempat mempersiapkan diri tuk menopang sebagian tubuh mengunakan kedua lengannya.

"Eh lo gimana sih cak bahaya dia tuh cewek!"devon berteriak frontal tak terima atas perbuatan cakra yang tak senonoh terhadap wala.

"Ck sapa suruh lamban,pegel."

Devon akirna beralih membatuku bangun dari posisi tubuhku yang mengelusar di lantai lapangan yang bersuhu hangat sebap terpapar sinar matarai dengan langsung.

****
"Sebelum kita mengahiri acara hari ini saya memberikan informasi bahwa 1 bulai mendatang akan di adakan study tour,diharap kakak kakak semuanya mempersiapkan dengan matang karna waktunya sudah dekat.terkait informasi lainya akan di jelaskan pada surat edaran yang akan di berika besok senin.sekian informasi dari saya terimakasih atas perhatianya."

Tak lama kemudian barisan seantero lapangan sma jupiter di bubarkan sepihak sebelum melaksanakan absensi ahir.

Di sisi lain terlihat seorang wanita cantik tengah menunggu angkutan umum di halte depan sma jupiter,ia sendirian sebab teman nya sendiri beberapa waktu lalu mendahului pulang karna sudah menerima jemputan dari sang suprib nya.mulanya wala di paksa lili tuk menerima ajakan tumpangn namun wala menolak karna ia tak enak hati karna sering merepotkan lili .

Ia begitu tampak resah melihat kondisi sekolah yang mulai sepi serta langit yang warnanya mulai mengelap memperlihatkan warna kejingganya.

Takdisadarinya seorang cowok berperawakan jakun mengunakan jaket hitam berkendara motor kopling menghampirinya.wajahnya tak bisa di kenali sebab helm fullface nya menutupi 2/3 bagian wajahnya hanya menyisakan dua manik mata yang terlihat tak  tertutup apapun.

"Ayo!"suaranya begitu berat dengan sensasi serak serak basah,wala merasa ia belakangan waktu ini sering menjumpai suara tersebut,.

"Devon kah?"ia pun mengankuk dan menolehkan tatapanya ke jok belakang motornya mengisyaratkan untuk segera wala menaikinya.

"Ga ngerepotin??"

"Gak lahir batin"wala pun tak membuang buang kesempatan toh dia memang tak mau jual mahal pada kesempatan yang datang,hingga ahirnya ia memutuskan nebeng devon sampai ke rumahnya.

Ahirnya devon menghidupkan motor koplingnya dan mengendarai dengan kecepatan sedang,ini merupakan sebuah momen langka dimana ia bisa mengendarai motor sejinak ini serta memboncengkan seorang wanita,kalian bayangi aja kalo aja misal wala gak nebeng mungkin ia hanya membutuhkan waktu 10 menit tuk ia sampai di rumahnya. alangkah beruntungnya wala yang notabenya wanita pertama yang bisa meniki motor devon, bahkan nyokap devon aja gak pernah naik loh,ett bukan devon yang ngelarang sih karna ia bukan tipikal anak durhaka hanya aja nyokap devon yang kelewat sayang ama nyawanya hingga tak tega berboncengan dengan anak sematawayangnya yang tak kalah pecicilan kayak boruto uzumaki yang tak kalah ekstim menaiki kereta namun dengan cara manjat di atasnya.

Sepanjang perjalan begitu sunyi tiada bahan obrolan satu sama lain hanya suara dentuman asap dari kenlpot motor yang berpapasan dengan mereka.lambat laun wala tersadar bahwa jalan nya bukan arak ke rumah wala melaikan TPU yang berada di pinggir hutan,devon pun memberhentikan motor.

"Eh dev gue pikir lo orang baek baek,jangan bilang lo pisikopat yang ngubur orang hidup hudup?"

"Ck buang tuh buruk sangka lo"

"Lah terus kalo lo gak mau ngubur gue napa lo ke TPU,udah lah dev ngeri tau gak udah gelap tauk"

"Gimana gue bisa nganter lo pulang kalo lo gak beri tau gue alamatnya,gue pikir rumah lo di sono"

"Lah gak nanya sih,ni mah bukan tempat gue "

"Kirain lo asal nya dari situ,soalnya sebelas dua belas ama maklampir"cubitan pun sukses meluncur di pipi putih wala ,devon yang tak bisa menahan gemas hanya bisa mencubit spesies cewek seprti wala.

"Kalo lo gak ada yang punya udah gua pithes dev"

"Gak ada yang punya kok dari pada di petes mending milikin aja biar bisa peluk peluk cubit cubit colek colek kan gak rugi kesempatan gak daten 2x "kerlingan mata devon membuat mata wala membola.

"Dih mending sama si joni aja,emang lo bukan milik emak bapak lo hah?"

"Hah lo udah punya pacar??"

"Gak"

"Terus joni itu sapa laki laki kan"

"Iya laki laki,kalo aja dia orang udah gue nikahin ,abis unyu unyu"

"Emang joni tuh apa,jin kah setan kah?"

"Kucing tetanga"wajah wala begitu polos mengucapkan pernyataan yang begitu absurd ,devon hanya bisa menahan geram sampai sampai ingin bawa tu bocah jeburin di kolong jembatan biar koid sekalian.

"Bused dah kirain udah berani main laki laki. muka doang yang dewasa tapi otak nya masih minta di popokin"mereka ahirnya melanjutkan perjalann pulang,devon yang vokus mengendarai motor sesekali menoleh wala tuk meminta petunjuk jalan,wala pun memberi arahan dengan jari lentikya menunjuk tepat ke arah rumahnya.

****
"Bi meri wala mau naya boleh?"

"Selagi bibi bisa jawab boleh.emang mau tanya apa?"

"Belakangan ini wala sering di ikutin orang gak kenal,utung wala di selamatin temen wala ,kalo gak mungkin wala udah gak bisa ama bibi meri lagi"

"Huss gak boleh gitu"

"La habis parahnya dia kenal wala tapi manggilnya 'nona lozingle ' sedangkan wala tau orang nya aja gak"

"Ternyata mereka muncul lagi,gak ada jera jeranya.kamu udah 17 tahun kan?"

"Iya.mereka maksudnya?"

Bibi pun ahirnya memberikan sebuah kotak merah berukuran sedang kepada wala.mau tak mau wala pun menerimanya.

"Ini apa bi?"

"Bibi gak bisa kasih kado wala,maaf ya bibi cuma bisa masakin rendang kesukaan wala.itu peningalan orang tua wala semoga bisa membantu non wala"

"Iya bi ngapapa bibi inget ultah wala aja udah seneng.wala buka ya kotaknya."senyuman pun mengembang di sudut bibir bi meri ia tampak sumringah memberikan benda tersebut.

Kotak merah tersebut ahirnya berhasil di bulka wala di dalamya terdapat,,,,,,.

Tbc

Pihak cakra apa pihak devon hayo?komen di bawah yups!!❤


@kenbika_bianka

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang