kelimabelas: lebaran besar-besaran.

1.3K 340 52
                                    

“aliiiiin udah dimana sih, buruan dong! yaampun, nanti gak kebagian ketupat enak tante rahma!” pekik namira. hari itu, namira dengan setelan gamis pemberian ryujin memoles wajahnya dengan make up tipis.

rambutnya dibiarkan lurus tergerai, hitam pekatnya ditabrak si baskara. guanlin di seberang sana, bercampur deruman motor menyahut, “dikit lagi! nih!”

tak lama motor guanlin telah sampai ke depan rumah namira, si gadis menyengir. “hehe, yuk.” kemudian ia naik ke motor besar itu, untung pakai legging lagi.

ngebut, dibawa ngebut seperti kesetanan. tapi si gadis enggan protes, mengikat rambutnya agar tidak terlalu berantakan. ia ingin cepat-cepat duduk di meja makan keluarga tanujaya. katanya, ketupat milik si nyonya rumah itu, enaknya tiada tara.

lima menit tiba, namira membenarkan rambutnya. mengekor di belakang guanlin yang tingginya kurang ajar, “assalamualaikum.”

sampailah ia disana, melihat teman-temannya yang sudah rapih. ramai bukan main, dan si pemilik rumah, ryujin, membawakan mereka seteko sirup marjan. seruan milik pemuda-pemuda disana mendominasi rumah ryujin.

dan lihat, pemilik rumah sudah asik berpacaran dengan sang kekasih. “hadeh, gua yang kesini bawa karung beras cuma bisa nangis.”

perkataan guanlin dihadiahi pelototan oleh si gadis keturunan china dengan baju gamis. sialan, namira sama seperti karung beras gitu? tawa-tawa dikumandangkan, dan ini nih! sesi yang paling ditunggu, sesi bagi-bagi thr.

lumayan, uang jajan dari papa nambah.

“habis ini ke rumahnya siapa ya?”

“ke rumahnya kak haechan lah! ayo, gua diundang. denger-denger setiap lebaran nyediain sate kambing, apa lu semua gamau?” ucap chenle.

yujin, satu-satunya adik kelas disana menyahut, “harusnya tadi bawa jisung.”

“ya jisung dah disana pastinya, bahlul!” pekik guanlin.

iya, seperti perkataan chenle tadi, kami sepakat untuk ke rumah kak haechan. si kakak kelas yang satu itu memang benar-benar koneksinya dimana-mana, aku juga kenal. aku merapat ke chenle, “le, nebeng, guanlin kaya kesetanan.”

chenle tertawa, mengangguk. aku di mobil chenle bersama beberapa orang, dan mba pacar. tebak siapa!

sampai disana tidak kalah ramai, pacarnya ryujin yang adalah teman kak haechan masuk lebih dulu. “buset lu semua rombongan rt berapeee gua data dulu,” pemilik rumah keluar, pake kemeja putih digulung dan satu celana bahan, lap meja menggantung di bahu. bener-bener mirip tukang sate.

“hALOOO A ECHAN!” sahut guanlin, si pemuda basket ini memeluk haechan dengan satu tangan. lalu kami menyusul satu-satu menyalami semua orang disana, ucapan selamat lebaran sembari salim.

aku duduk di kursi panjang, menjauh dari kerumunan. menghela nafas panjang, begah euy abis makan sate kambing sama minum fanta segelas besar tadi. sejauh ini, ratingnya 95/100. HAHA bercanda!

“gak mau ngechat siapa gitu?”

pertanyaan pilu membuatku menoleh, si gadis dengan setelan gamis merah jambu ini sudah duduk di sebelahku dari kapan coba? aku terkekeh, “siapa?”

“mas gebetan, lah!” sahut kak haechan.

“siapa? kak mark?”

“hadeh, yang satu lagi.”

lama-lama, aku sudah duduk berempat dengan kak haechan, pilu, dan ryujin. menjauhi kerumunan. “kak jaemin, dong! lu mah mikir lama bener,” kata ryujin tak sabaran.

nabastala, jaemin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang