Hubungan yang tidak didasari rasa cinta. Hanya rasa saling mengagumi. Dan berakhir luka yang begitu dalam.
***
Happy reading!!!
Langit yang gelap,namun dihiasi bintang-bintang kecil yang sangat indah,segelitir angin yang berhembus pelan seperti menari-menari diudara. Suasana yang begitu hening dan damai membuat siapa saja yang merasakannya mendapat sebuah ketenangan.
Ara berada dibalkon rumahnya sambil menatap bintang-bintang bersinar. Dia sedang memikirkan seseorang.
"Apa gua harus belajar mencintai risky?" tanya ara kepada dirinya sendiri
Saat ara sedang memikirkan risky tiba-tiba suara ponsel berdering.
Risky is calling...
Seseorang yang tadi berada didalam lamunannya menelpon dirinya.
"Halo?"
"Halo juga"
Sapa kembali seseorang dari sebrang sana.
"Kenapa nelpon?"
"Emang gaboleh ya?"
"Boleh ko"
"Hmm ara ga tidur?"
"Belum ngantuk"
"Besok kamu mau ga kita berangkat bareng kesekolah?"
"Hmm..."
Ara sedang berfikir sejenak.
"Boleh deh ki"
Lanjut ara
"Yaudah. Besok aku jemput kamu. Jangan tidur kemaleman ya. I love you"
"Too"
Risky mematikan sambungan telponnya. Ara mengingat kembali ucapan terakhir risky 'i love you'. Mengingatnya ara hanya tersenyum manis.
Ara masuk kedalam kamarnya. Dia duduk dikursi belajarnya,mengambil buku diary miliknya. Dia menuliskan sesuatu dibuku diarynya
Dear deary..
Aku tidak mengerti dengan jalan cerita cinta ini. Rumit. Aku tak ingin melupakan seseorang yang aku cintai. Tapi aku juga tidak ingin melukai orang yang mencintaiku. Apakah belajar mencintainya adalah keputusan yang terbaik? Ataukah tidak?
~ArasyaAndelta
~~~~
"Selamat pagi cantik" sapa risky
"Selamat pagi juga risky ganteng" sapa ara kembali dengan senyuman
"Silahkan masuk tuan putri" risky membukakan pintu mobilnya disebelah stir.
Ara masuk kedalam mobil risky, begitupun dengan risky. Dia berlari kecil kepintu mobilnya untuk menyetir.
"Hm. Nanti kita kekantin bareng ya"
"Oke"
Mereka berdua sedikit canggung jika bersama. Bukan seperti sepasang kekasih yang bahagia. Melainkan seperti orang yang terpaksa.
