16. Her sister

418 74 19
                                    

Aku membuka mataku dengan perlahan lalu mendapati diri Jessica yang sudah berdiri menangis disampingku.

Hei, aku baru saja siuman. Kenapa dia bisa menangis dihadapanku?

"Akhirnya kamu siuman juga, tunggu sebentar ya? Aku panggilin dokter dulu" ucap Jessica yang kemudian ia pergi meninggalkanku sendirian untuk memanggil seorang dokter dan perawat.

Setibanya diruang inapku, dokter itu pun langsung memeriksa denyut jantungku seketika sedangkan perawat itu langsung menggantikan cairan infusanku yang sedikit lagi hampir habis.

"You're a little better, and you need more rest. After this I'll have the nurse give you some medicine"

"I congratulate you on going through your coma, congrats Nana. I hope after this you can do better than ever" lanjut dokter itu lagi sambil tersenyum.

Aku mengangguk pelan. "Thank you"

"You're wolcome. Oh ya, after this you can replace the bandage on her stomach please?" Suruh dokter itu kepada perawatnya.

"Alright, I'll prepare a new bandage" jawab perawat itu yang kemudian pergi keluar bersama dokter untuk mengambil perban baru untuk diriku.

Dan sekarang hanya menyisakan aku dan Jessica didalam ruang inapku.

"Apa kabar, Jessica?" Tanyaku langsung yang kemudian Jessica kembali menangis lalu memelukku dengan erat. "Kok nangis?"

"Kamu kenapa bisa kayak gini sih? Ya Tuhan, aku khawatir banget tau sama kamu"

Aku tertawa pelan. "Akkhh"

"Apa yang sakit?! Hah?!" Tanya Jessica panik sambil melepaskan pelukannya.

"Perut aku" jawabku pelan.

"Makanya jangan ketawa, baru juga siuman udah langsung ketawa" omel Jessica langsung.

"Yaudah iya maaf, aku udah berapa lama disini?"

Jessica terdiam. "Udah hampir seminggu, mungkin" jawabnya yang tidak lama kemudian perawat tadi itu pun kembali datang sambil membawa beberapa alat untuk menggantikan perban diperutku.

Seketika perasaanku langsung mual ketika tidak sengaja melihat sebuah gunting yang ada didalam nampan yang dibawa oleh perawat itu.

"Eh, kamu kenapa Na? Pusing? Mual?"

Aku mengangguk pelan. "Gunting" lirihku pelan.

"Oh sorry, i think you have a trauma of scissors" ucap perawat itu sambil menyembunyikan guntinya dari hadapanku. "May I ask for your help?" Ucapnya lagi kepada Jessica.

"Of course, what can I help you with?" Jawab Jessica langsung.

"Please close her eyes briefly, I have to change her bandages now"

Aku membelakkan kedua mataku seketika sebelum akhirnya aku menolak permintaannya. "No!! Don't do it" kataku kepada mereka.

"Sebentar aja Na, gak di apa-apain kok"

"Gak mau, Yaa!! Turunin guntingnya!!"

***

"Udah dong Na, jangan ngambek lagi. Lagian kan emang harus diganti kan perbannya? Kalo gak diganti nanti malah jadi infeksi" bujuk Jessica kepadaku.

Aku hanya diam sambil melihat kearah lain.

Sebenarnya aku tidak marah dengan dirinya, aku hanya marah dengan perawat tadi karna dia tidak mengerti keadaanku. Aku benar-benar tidak bisa melihat benda itu lagi.

Quit | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang