12. Sweet home

406 77 32
                                    

"Udah bangun? Masih sakit?" Tanya Renjun pelan dihadapanku.

Aku menunduk dan menggelengkan kepalaku sambil mengeratkan selimut diatas tubuhku. "Maaf" lirihku pelan.

Renjun tersenyum lalu mendekatkan diri kepadaku. "Gak perlu minta maaf, kamu gak salah kok"

"Tapi aku udah ngerepotin kamu"

"Aku gak merasa direpotkan, kamu emang pacar aku. Udah seharusnya aku ngejagain kamu bukan?"

"Tapi emang kamu gak ngerasa risih sama aku? Kamu kan lupa sama aku seharusnya ka—"

"Na" panggil Renjun yang seketika aku langsung menoleh kearahnya.

"Apa?" Tanyaku bingung.

"Kamu berisik deh kalo ngomong, mending sini tidur aja lagi sama aku" ucap Renjun yang langsung aku tutup wajahnya pake guling.

"Dasar mesum" kataku kepadanya.

Renjun tertawa. "Kalo bukan karna kejadian tadi malam aku gak bakal disini Na"

Aku mendengus kesal, kenapa tiba-tiba Renjun membahas soal itu? Menyebalkan sekali.

Memang tadi malam aku sempat tertidur dikamarnya setelah aku meminum obatku, dan setelah itu aku mengira bahwa aku akan baik-baik saja dan bisa langsung pulang ke apartementku.

Tapi ternyata tidak, perutku malah semakin sakit dan membuatku menangis semalaman dipelukan Renjun.

Karna tidak tega, akhirnya Renjun pun pindah tidur dari atas sofa jadi keatas kasur tepat disampingku.

Sebenarnya aku agak canggung ketika Renjun melakukan hal seperti itu, tapi aku juga tidak bisa menolak karna aku juga butuh seseorang disampingku.

Jujur ini baru pertama kalinya aku mengalami hal seperti itu, dan rasanya aku ingin melempar semua barang yang ada disekitarku.

Rasanya sakit sekali, hingga akhirnya Renjun sendiri memberikan kompresan air hangat untuk perutku lalu menyuruhku untuk memejamkan mataku dan berakhir dengan aku tertidur pulas didalam dekapannya.

Agak malu sebenarnya jika aku mengingat kejadian itu lagi, tapi aku juga sadar kalo ternyata Renjun benar-benar serius untuk kembali lagi ingatannya dengan diriku.

Semua yang berhubungan denganku, Renjun selalu berusaha menjadi orang pertama yang selalu membantuku.

Dan aku menerimanya karna aku tau kalo Renjun juga sayang denganku. Semoga akan selalu seperti ini hingga takdir memisahkan kita.

"Tuhh kan bengong lagi, mikirin apa sih?" Tegur Renjun langsung.

Aku tersenyum. "Gak ada, cuman lagi pengen sama kamu aja"

"Tadi nolak mentah-mentah sekarang pengen sama aku, aneh"

"Hehehe maaf, makasih juga ya udah bantuin aku?"

Renjun tersenyum. "Iya sama-sama, cepet sembuh ya? Jangan sakit lagi". Sambung Renjun sambil menyelipkan anak rambutku kebelakang telingaku.

"Iya Renjun" kataku lagi yang setelahnya aku mendekapkan diri kedekapan Renjun.

⸙⸙⸙

"Mau ikut" rengekku pelan.

"Jangan, disini aja nanti kamu sakit lagi"

Aku menggelengkan kepalaku cepat. "Enggak mau, pokoknya mau ikut. Ya ya ya?" Rengekku lagi.

Renjun berjalan kearahku lalu menangkup wajahku dengan lembut. "Kamu tuh, kalo kayak gini bikin jantung aku deg deg an tau gak sih?"

Quit | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang