"Jadi kamu pergi kesekolah aku diem-diem?"
Renjun mendecak kecil. "Ya gitu lah, tadinya aku gak ada niatan buat kesekolah kamu, tapi karna itu aku jadi pergi kesekolah kamu"
"Karna itu? Karna apa?" Tanyaku lagi.
"K-karna pengen ngajak kamu makan siang bareng" jawab Renjun dengan pipi merahnya.
"Emang kamu gak makan siang dikampus?"
Renjun menghela nafas dengan pasrah. "Enggak, kamu tau sendiri kan cewek-cewek disini kayak gimana. Jadi aku takut" jawab Renjun lagi.
Aku tertawa. "Takut sama cewek, takut tuh sama Tuhan. Gimana sih" kataku yang kemudian pergi meninggalkan Renjun kedapur.
"Ya kan aku ngejaga perasaan kamu Na, tapi giliran aku udah nyampe disekolah kamu. Kamu malah berduaan sama cowok lain, sakit hati tau gak sih" ucap Renjun sambil berjalan mengikutiku dari belakang.
"Lebay, dia kan cuman temen aku bukan pacar aku"
"Ya siapa tau kamu suka sama dia, kan gak ada yang tau"
Aku langsung menoleh kearah Renjun. "Oh jadi kamu mau aku lupain kamu terus ninggalin kamu? Ya gapapa juga sih, Chen juga lebih baik dari pada kamu"
"A-apa? Apa kamu bilang?" Tanya Renjun sambil berjalan mendekatiku. "Coba sekali lagi kamu bilang"
"Chen juga lebih baik dari pada kamu" ucapku lagi.
Renjun tertawa. "Mau minta putus?"
"Enggak, aku gak bilang mau minta putus"
"Kok kamu nyebelin sih?"
"Kamu juga nyebelin" kataku lagi yang kemudian ingin berjalan kearah kulkas tapi tanganku ditahan oleh Renjun. "Kenapa lagi sih? Kamu gak mau makan?" Tanyaku kepadanya.
"Mau makan kamu aja rasanya" jawab Renjun langsung.
Aku tertawa. "Entar ya tunggu kamu udah sehat dulu" jawabku sambil menepuk pipi kirinya.
"Emang kamu kira sekarang aku lagi sakit? Hmm?"
"Iya Renjun, buktinya kamu lupa sama aku. Kan?"
***
Setelah berdebat dan makan siang dengan Renjun, sekarang waktunya aku untuk menemaninya kembali untuk merapihkan pakaiannya didalam kamarku.
Hari ini apartement Renjun sudah bisa digunakan oleh dirinya dan sekarang dia harus merapihkan semua barangnya lalu pindah ke apartement barunya yang berada tepat disebelahku.
Aku sedikit lega, karna akhirnya Renjun bisa tinggal sendiri tanpa kehadiran diriku.
"Cie yang punya apartement baru, jangan macem-macem loh disana" ejekku langsung sambil tiduran diatas kasur.
"Mau ngajak berantem lagi?" Tanya Renjun dengan raut wajah kesalnya.
Aku tertawa. "Cuman ngingetin doang, kan kamu tau sendiri pergaulan disini kayak gimana" jelasku kepada Renjun.
"Aku gak bakal macem-macem Na, kamu pikir aku orang yang kayak gitu?" jawab Renjun masih sibuk dengan urusannya.
"Ya aku mana tau, kan siapa tau kamu bisa kayak gitu sewaktu-waktu. Makanya aku ingetin dari sekarang"
"Percuma juga sih kamu ingetin aku, aku juga gak bakal macem-macem kalo bukan sama kamu" ucap Renjun yang langsung aku hadiahi cubitan kecil dilengan kirinya. "Aww!! Sakit Na!!"
"Makanya jangan macem-macem kalo ngomong, inget sama aku aja enggak udah berani ngomong kayak gitu" ucapku males kepadanya.
"Ya makanya kamu juga bantuin aku buat inget sama kamu, jangan diem aja. Apalagi sampe ninggalin aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Quit | Renjun ✔
Mystery / Thriller[ ꜱᴇQᴜᴇʟ ᴏꜰ 0 8 : 0 0 ] ☆ - ᴏᴜʏᴀɴɢ ɴᴀɴᴀ x ʜᴜᴀɴɢ ʀᴇɴᴊᴜɴ "ᴋᴀᴍᴜ ᴍᴇᴍᴀɴɢ ʟᴜᴘᴀ ᴘᴀᴅᴀᴋᴜ, ᴛᴀᴘɪ ᴀᴋᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴋᴀɴ ᴘᴇʀɴᴀʜ ʙɪꜱᴀ ᴍᴇɴɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴᴍᴜ ꜱᴀᴍᴘᴀɪ ᴋᴀᴍᴜ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ʟᴀɢɪ ᴘᴀᴅᴀᴋᴜ" ©ɴᴀɴᴊᴜɴʏʏ_2020 ꜰɪɴɪꜱʜ; 14/05/20 ✔