"Gimana kemaren, ketemu sama Renjunnya?"
Aku mengangguk pelan sambil memasukkan gitarku kedalam case. "Dia sibuk sama urusannya, jadi aku gak sempet nyamperin dia"
"Ya wajar sih, anak Harvard rata-rata sibuk semua. Jadi jarang punya waktu luangnya" sambung Jessica yang menyetujui perkataanku.
Aku tertawa. "Bodoh, kalo tau akhirnya kayak gitu seharusnya aku gak usah pergi nemuin dia. Buang-buang waktuku saja"
"Gapapa Na, namanya juga kangen. Yang penting dia baik-baik aja kan disana?"
"Baik, bahkan dia juga udah seneng sama temen kuliahnya" kataku yang kemudian berjalan keluar dari ruang studio musik, begitupun juga Jessica.
"Berarti sekarang udah baikan dong?" Tanya Jessica lagi.
Aku kembali tertawa sambil menyeka air mataku diam-diam. "Nope"
"Serius?! Kok belum baikan sih?!"
"Kan aku udah bilang kalo dia lagi sibuk sama urusannya, jadi gimana aku bisa minta maaf sama dia. Aneh"
Jessica menghela nafasnya dengan kasar. "Terus sampe sekarang line kamu juga masih belum dibaca?"
Aku mengangguk pelan. "Ya begitu deh, udahlah gak usah dipikirin aku udah cape"
"Ya gak bisa gitu dong, dia kan pacar kamu. Seharusnya dia kasih kabar ke kamu bagaimana pun juga, dasar pengecut" ucap Jessica dengan kesal.
Aku terdiam. "Kamu mau langsung pulang kan? Duluan aja" suruhku kepada Jessica.
"Gak mau bareng?"
"Gak usah, aku juga mau ke Flour Bakery dulu sebentar. Ada yang mau aku beli" jawabku singkat.
Jessica mengangguk lalu tersenyum. "Yaudah aku duluan ya? Semoga kalian cepet baikan, kasian tuh mukanya kusut kayak gitu" ucap Jessica sambil tertawa dan menunjuk jarinya kearah wajahku.
"Hahaha iya iya, hati-hati" kataku sebelum akhinya aku dan Jessica berpisah di lobby sekolah.
Setelahnya aku pun berjalan keluar sekolah sambil melihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul dua siang.
Namun tiba-tiba saja ada seseorang yang menepuk bahu kananku dengan pelan, hingga membuatku sedikit terkejut dan menoleh kearah belakang.
"Excuse me, have we met before?" Tanya perempuan itu sambil tersenyum.
Aku terdiam. "Ahh ya, you bumped into me at that time right?" Ucapku sedikit mengingat.
"Hahaha ya, introduce me Shin Yuna. Just call me Yuna, want to drink coffee with me?" Jawabnya menawarkanku.
"I'm Nana, of course. Why not?"
***
"What do you want to order?" Tanya Yuna langsung sesampainya aku dan dirinya disebuah cafe ternama di Boston.
"Caramel Macchiato, how much it costs?" Tanyaku balik.
"No need, I'll pay for it. As a substitute for your Americano yesterday"
Aku tersenyum kaku. "Ah ya, Thank you"
"You're welcome" ucapnya sambil tersenyum.
Setelah memesan dan membayar minumannya, kita berdua pun langsung berjalan kesalah satu meja kosong sambil membawa minuman pesanan kita masih-masing.
"Where are you from?" Tanyaku kepada Yuna.
"Korea, and you?"
Aku terkejud. "Ohh, me too" jawabku yang seketika membuat Yuna ikut terkejud.

KAMU SEDANG MEMBACA
Quit | Renjun ✔
Mystère / Thriller[ ꜱᴇQᴜᴇʟ ᴏꜰ 0 8 : 0 0 ] ☆ - ᴏᴜʏᴀɴɢ ɴᴀɴᴀ x ʜᴜᴀɴɢ ʀᴇɴᴊᴜɴ "ᴋᴀᴍᴜ ᴍᴇᴍᴀɴɢ ʟᴜᴘᴀ ᴘᴀᴅᴀᴋᴜ, ᴛᴀᴘɪ ᴀᴋᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴋᴀɴ ᴘᴇʀɴᴀʜ ʙɪꜱᴀ ᴍᴇɴɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴᴍᴜ ꜱᴀᴍᴘᴀɪ ᴋᴀᴍᴜ ᴋᴇᴍʙᴀʟɪ ʟᴀɢɪ ᴘᴀᴅᴀᴋᴜ" ©ɴᴀɴᴊᴜɴʏʏ_2020 ꜰɪɴɪꜱʜ; 14/05/20 ✔