3. DADAR DAN VAMPIR

27 9 1
                                    

setelah puas berkeliling-keliling Jakarta, Axel mengantarkan Vani pulang sesuai janjinya kepada kabang Vani.

saat diperjalanan tadi, Vani maupun Axel tidak ada yang bisa diam. mereka selalu berbincang-bincang, mulai dari hal yang lumayan penting sampai hal yang tidak penting sama sekali. contohnya saja, kenapa spongebob yang hidup di air masih mandi? sedangkan Axel saja yang hidup di darat jarang mandi?

Divani Ayunindya. bagi Axel sebelum kenal Vani, cewek ini sangat lembut dan sedikit judas. tapi ternyata aslinya sangat tidak judas sama sekali, dia cerewet, tapi cerewetnya sangat lembut dan selalu menggunakan bahasa yang sopan.

"nggak papa gue lo tolak lagi tadi. asal bisa deket terus sama lo," ucapnya ketika Vani turun dari motor Vespa matic hitamnya.

"jangan bahas yang itu kak."

"kabang lo udah pulang?" tanya Axel mengalihkan pembicaraan. ia tau, Vani sangat tidak nyaman jika membahas tentang perasaan.

Vani mengintip di sela-sela pagarnya lalu ia mengangguk saat menemukan motor Harley Davidson Street Road sudah bertengger manis di dalam garasi yang belum ditutup.

"kakak mau mampir? barangkali mau ketemu sama kabang?" tanya Vani.

Axel menggeleng singkat. "makasih, kapan-kapan gue mampir. habis ini gue ada janji sama Tisagar." Vani mengangguk mengiyakan.

"gue pergi dulu," Axel menghidupkan motornya yang sempat ia matikan tadi.

Axel memandang Vani, Vani yang tidak peka pun mengerutkan keningnya bingung. "kenapa kak? bensinnya habis? kok nggak pergi-pergi?"

"lo nggak mau gitu ngucapin hati-hati ke gue?"

"hati-hati kak Axel," ucap Vani yang mendapat balasan senyum ceriah oleh Axel. setelah itu Axel pergi dari depan rumah Vani.

setelah indera penglihatan Vani sudah tidak menangkap sosok Axel, ia memutuskan untuk segera masuk ke rumahnya. ia ingin segera mandi sekarang, badanya sudah lengket semua oleh keringat.

"assalamualaikum," ucap Vani sambil membuka pintu utama rumahnya.

"waalaikumsalam," jawab Reon yang ada di ruang tengah, ia sedang bermain ps bersama kedua temannya, Ciko dan Abid.

"dek itu dimakan, abang beliin kamu nasi goreng," ucapnya tanpa mengalihkan tatapannya dari layar televisi.

"makasih ya kabang," Vani mendekat ke arah Reon dan mencium sebelah kiri pipi Reon.

"aku ke kamar dulu, nanti nasinya aku makan kalau aku udah selesai mandi," Vani melesat ke arah kamarnya yang tak jauh dari ruang keluarga.

●●●●●

"gimana jalannya tadi? lancar?" tanya Oky ketika Axel baru saja duduk di sampingnya.

hari ini Tisagar sedang berkumpul di rumah Axel. perlu ditekankan, rumah Axel bukan rumah kedua orang tua Axel. rumah ini tidak besar tapi sangat rapi dan bersih. rumah ini dibeli hasil jeripayah Axel selama tiga tahun mengelola Cafe yang diberikan ayahnya saat ulang tahunnya yang ke 14.

Axel jarang menempati rumah ini jika tidak ada hal yang sangat mengharuskan ia menginap disini. contohnya saja jika salah satu atau semua anggota Tisagar sedang ingin berkumpul atau menginap.

meskipun rumah ini jarang ditempati, rumah ini tidak angker dan tetap bersih karena ada bi Tiya yang menjaga dan bersih-bersih. selain bi Tiya disini juga ada Hellen, anak cewek berumur 4 taun itu adalah anak dari bi Tiya. selain itu juga ada pak Bambang yang membersihkan taman dan memperbaiki apa yang rusak, dia juga suami dari bi Tiya.

DRAXEL NICHOLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang