Vani memandang wajahnya dicermin kamarnya dengan perasaan senang. tidak sampai waktu satu hari lagi, dia akan bertemu dengan mama dan papanya di Semarang yang sangat ia rindukan.
tetapi juga ada sisi tidak senangnya. Vani akan naik kereta sendirian ke Semarang dari Jakarta. kereta itu akan membutuhkan waktu cukup lama kata kabangnya, dan Vani baru kali ini naik kereta.
karena memang Vani setelah pindah ke Jakarta, ia belum pernah sama sekali berkunjung ke Semarang walaupun orang tuanya ada disana. setiap Vani meminta berkunjung kesana, selalu saja kedua orang tuanya melarang dan kedua orang tuanya yang mengunjunginya ke Jakarta meskipun hanya 2 sampai 3 hari saja.
"ayo woi! jangan ngelamun mulu," ucapan Reon yang tiba-tiba ada dikamar Vani membuyarkan lamunan Vani.
"ish kabang, ngagetin aja deh," ucap Vani sambil memajukan bibir bawahnya.
Reon cengengesan. "maaf, maaf."
"ada lagi tasnya?" tanya Reon sambil mengambil tas ransel Vani yang akan dibawa ke Semarang.
"nggak ada kabang."
"dikit banget bawaan kamu," kata Reon sambil memperhatikan tas Vani yang tidak terlalu besar.
"aku takut nggak bisa bawa turun dari kereta," jawab Vani jujur.
"naik kereta aja takut," ledek Reon.
Vani menggembungkan pipinya. "kabang nggak ikut sih! akukan jadi sendirian!"
Reon berjalan menghampiri Vani lalu merangkul Vani. "kabang pasti nyusul kalau acara kabang udah selesai."
"janji ya?" Vani menyodorkan jari kelingking mungilnya tepat di depan wajah Reon.
"iya janji," Reon mengaitkan jari kelingkingnya di kelingking Vani sambil tersenyum.
"ayo berangkat sekarang, nanti kamu telat lagi," Reon menggandeng tangan Vani dan mengajaknya keluar kamar.
"berapa jam dari rumah ke Stasiun Pasar Senen?" tanya Vani.
Reon terlihat berpikir di sela-sela memasukkan tas Vani ke dalam mobil. "satu jam kayaknya."
"nunggu orang bentar ya Van," ucap Reon sambil menutup pintu mobil.
Vani mengerurkan keningnya. "kabang ngajak siapa?"
"nanti juga kamu tau."
setelah kurang lebih lima menitan, orang yang ditunggu-tunggu datang. orang itu masuk ke pekarangan rumah Vani menggunakan Vespa Hitamnya.
"tuh orangnya," Reon menunjuk Axel menggunakan dagunya.
"kak Axel ikut nganter aku?"
"iya."
"hai Van," sapa Axel disamping Vani.
"gue nggak Xel?"
"oh iya, hai Bang Reon," ucapnya cengengesan.
"ayo nanti telat," Reon berjalan masuk ke mobil diikuti Axel dan Vani.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAXEL NICHOLAS
Teen Fiction"gue tau, lo nggak semudah itu lupain gue. secarakan lo cinta mati banget sama gue," -Draxel Nicholas cerita ini menceritakan tentang pertemuan yang tidak sengaja menjadi cinta. pertemuan disaat ujian duduk bersama menjadi Vani dan Axel saling saya...