setelah selesai memakan pempek yang dibelikan Axel, Vani memutuskan untuk segera berganti baju yang lebih bagus untuk keluar dengan Axel.
bagi Axel ini adalah first date mereka, tapi bagi Vani ini adalah refresing untuk menghilangkan stres karena insomnia tadi malam.
Vani berjalan keluar rumahnya diikuti Axel setelah berpamitan kepada Reon untuk jalan-jalan.
Axel menaiki Vespanya setelah memberikan helm kepada Vani.
"naik," ucap Axel setelah memutar posisi Vespanya.
Vani menaiki Vespa Axel tanpa semangat. sejujurnya sekarang ia sangat-sangat mengantuk, tapi apa boleh buat kalau dia tidak bisa tidur sama sekali.
"kemana?" Vani bertanya ketika Axel membawa dirinya ke jalan yang masih asing baginya.
"kerumah gue dulu, gue lupa bawa dompet."
Vani hanya membalasnya dengan anggukan singkat. ia malas berbicara sekarang, badannya lumayan lemas dan kepalanya sedikit pusing.
Axel melirik Vani sekilas dari kaca spionnya, Axel tersenyum tipis saat melihat Vani sedang menikmati angin sepoi-sepoi sore ini.
jujur bagi Axel, Vani terlihat lebih cantik dari biasanya hari ini, meskipun tanpa poles apapun diwajahnya. ia juga hanya memakai kaos pink muda lengan pendek dipadukan dengan celana jins hitam yang ada 2 tekukan dibagian bawahnya. Vani juga hanya memakai sendal jepit pink muda polos dan rambutnya dibiarkan tergerai.
setelah kurang lebih 10 menitan, mereka sampai di rumah Axel. "ayo masuk," ajak Axel sambil menggandeng sebelah tangan Vani.
Vani hanya menurut saja, toh apa salahnya jika pacarnya menggandeng tangannya? tidak ada salahnya sama sekali bukan?
"yeee bang kapten datang," sambut Hellen saat mereka berdua memasuki rumah Axel.
Axel menggendong Hellen lalu menciumnya. "nih kenalin pacar bang kapten, namanya kak Vani. cantik nggak?"
Hellen melihat Vani mulai dari atas sampai bawah, setelahnya Hellen tersenyum. "cantik bangettt, tapi aku nggak yakin ini pacalnya kakak."
Vani terkekeh mendengar ucapan Hellen. "kenapa kok nggak yakin?"
"soalnya bang kapten kan agak jelek, masak pacalnya cantik gini."
Vani lagi-lagi dibuat tertawa karena Hellen mengejek Axel.
Axel menurunkan Vani dari gendongannya. "bang kapten ke kamar dulu bentar, Hellen disini sama kak Vani dulu."
Axel berjalan kearah kamarnya yang ada di lantai atas. sedangkan Vani masih menunggu di ruang tamu di temani oleh Hellen.
"Hellen itu adiknya kak Axel ya?" tanya Vani saat Vani melihat ke arah foto besar yang tertempel di ruang tamu Axel. disitu terlihat ada Axel, kedua orangtuanya dan adik kembarnya--cowok dan cewek.
Hellen menggeleng. "nggak, aku adik jadi-jadiannya bang kapten."
Vani mengerutkan keningnya bingung. "adik jadi-jadian?"
"iya, kata bang kapten aku adik jadi-jadiannya yang akan disayangi dan menjadi tuan putlinya sampai kapan pun," ucap Hellen sambil tersenyum ke arah Vani.
Hellen menarik tangan Vani agar duduk di sofa yang ada disitu. "bial kita nggak capek kak."
Vani tersenyum kemudian mengusap lembut puncak kepala Hellen. "lucu banget sih," Vani mencubit pipi chubby Hellen.
"kakak juga cantik pakai banget."
"makasih loh, Hellen orang pertama di Jakarta yang bilang aku cantik hehehe," ucap Vani.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAXEL NICHOLAS
Teen Fiction"gue tau, lo nggak semudah itu lupain gue. secarakan lo cinta mati banget sama gue," -Draxel Nicholas cerita ini menceritakan tentang pertemuan yang tidak sengaja menjadi cinta. pertemuan disaat ujian duduk bersama menjadi Vani dan Axel saling saya...