6; our first time

1.8K 60 3
                                    

📍Beijing Hotel
12nd floor, room no. 1201
06.45 a.m

Matahari menyeruak menusuk indra pengelihatan Dara. Ia bangun paling awal, karena ia harus bersiap-siap duluan dan menyiapkan segala hal untuk Dio—atasannya yang juga adalah kekasihnya. Hari ini mari kita lupakan sejenak Dara—yang notabenenya—adalah kekasih Dio yang manja, imut, juga polos menjadi Dara—sekretaris Dio. Hari ini juga kita lupakan sejenak sosok Dio—kekasih Dara yang murah senyum, senang tertawa karena hal apapun yang Dara lakukan menjadi Dio—sang CEO muda yang tegas, dingin, serta mode seriusnya.

Dara mengambil handphonenya di nakas sebelah kasurnya, berniat untuk melihat jadwal kerja Dio hari ini. Dijadwalkan mereka hanya 3 hari disini, mengingat pekerjaan Dio juga cukup banyak di Korea. Sangat disayangkan memang, karena sebetulnya ini adalah kesempatan emas bagi Dara untuk mengajak Dio ke Disneyland yang berada di Hongkong. Meskipun diawal kita tahu bahwa Dara adalah tipikal yang tidak begitu tertarik dengan hal-hal berbau traveling, tapi siapapun punya bucket list untuk mengunjungi Disneyland bukan?

Dengan sigap Dara berdiri untuk meregangkan seluruh badannya yang terasa pegal—entah mengapa, dan bergegas menuju kamar mandi. Setelah mandi, ia keluar dengan kimono khas hotel dan menuju meja yang ia jadikan sebagai meha rias-nya untuk berdandan. Setelah dirasa cukup, ia bergegas kembali menuju kamar mandi untuk berganti pakaian yang lebih formal. Dilihatnya lewat handphone sudah pukul 07.30, ia segera membangunkan Dio—salah satu pekerjaan yang dirasa cukup sulit karena lelaki itu menyukai tidur.

"Yo, udah jam setengah 8. We have to go in one hour. Your schedule start at 9. Kita sarapan dulu di bawah," Sahut Dara lembut, sambil mengguncang pelan badan mungil pria—yang dirasa lebih besar sedikit jika bersama Dara itu.

Dio mulai bergerak menandakan akan bangun. Tak lama lelaki itu mulai membuka matanya, dan duduk dikasurnya. "Jam berapa sekarang?" Paraunya.

Dara terkekeh, melihat lucunya wajah morning face kekasihnya itu. "Its 07.40 now, lets go to bath now," Dio menguap. Ia berdiri, lalu mengambil segelas air putih.

"Selamat pagi, baby." Sahut Dio menghampiri Dara yang sedang menyatok rambutnya sambil berdiri. Lelaki itu dengan cepat memeluk kekasihnya dari pinggir, menenggelamkan kepalanya di bahu kiri kekasihnya. "Awas kena catokan ih, panas," Protes Dara.

"Cepet mandi, laper aku," Protesnya lagi. "Baju kamu udah aku siapin di lemari ya, pakenya pelan pelan udah rapih banget itu." Tegas Dara. Dio tersenyum.

Akhirnya setelah sepenuhnya bangun, akhirnya Dio bergerak menuju kamar mandi. Dara mempercepat pergerakannya, karena ia harus menyiapkan juga yang akan ia bawa. Tak butuh waktu lama, Dio keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada. Dara yang sedang memunggungi lelaki itu tidak sadar dengan apa yang dilakukan kekasihnya itu.

Dio melihat sekitar, berniat mencari kaos sebagai dalemannya sebelum memakai kemeja. "Dar, dimana kaosku?" Tanya Dio kepada Dara yang sedang memasukan beberapa dokumen ke sebuah map. "Itu ada disit—" Ucapannya terhenti ketika gadis itu melihat penampilan yang ada dihadapannya.

Matanya terfokus pada bagian yang tidak tertutupi sehelai benang pun, Dio melihat ekspresi Dara yang bukannya menatap sang empu pengajak bicara, malah menatap hal lain.

"Hei, liat apa kamu—hmm?" Sahut Dio dengan suara rendah secara tiba-tiba. Dara dengan cepat kembali menuju dunia sadarnya, menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ish, cari yang bener. Aku udah taro deket kemeja kamu kok," Ketus Dara sambil berhalan menjuju tempat Dio berada. Dio sedikit mundur, berniat mempersilahkan Dara untuk mencari pakaiannya.

"Nih, Pak. Adakan?" Dengan senang Dara menunjukkan kaos putih itu. Dio hanya mengangguk, lalu bergerak maju satu langkah. Dara yang posisinya dekat dengan lemari otomatis berjalan mundur dan menabrak lemari tersebut.

Posesif; D.O [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang