8; disneyland

1.3K 52 8
                                    

Dio sedikit menggerakan badannya yang mulai terasa tak nyaman, perlahan ia mulai membuka matanya walau sebenarnya ia masih mengantuk. Dilihatnya ke arah jendela, langit Beijing terlihat sudah agak terang. Saat ia akan bangun, tangannya seperti tertahan sesuatu. Ia menoleh ke arah tangan kirinya yang ternyata menjadi bantal bagi kekasihnya. Ia tersenyum, lalu menghela nafas khas pagi hari.

Mengambil handphone-nya diatas nakas, ia melihat jam sudah menunjukan pukul setengah 7. Segera ia letakkan kembali handphone-nya, dan kembali menyandarkan tubuhnya diatas kasur tanpa bergerak berlebihan. Berniat tidak ingin membangunkan Dara yang terlihat sangat nyenyak.

Drt..drt
Drt..drt

Saat Dio berniat untuk terlelap kembali, terdengar suara getaran handphone. Ia segera mengambil handphone-nya, tetapi bukan berasal dari miliknya. Ia segera mengambil handphone satu lagi yang terletak disebelah miliknya, yang lain dan tak bukan adalah milik gadis yang sedang terlelap disebelahnya ini.

REMINDER!
Ajak Dio ke Disneyland! Semoga mau, walau jauh harus ke Hongkong.

Dio yang membaca tulisan tersebut seketika terkekeh, lalu kembali menaruh handphone Dara diatas nakas. Ia berbalik menuju kekasihnya yang masih terlelap, dan memeluknya erat.

"Seems like you need a little trip?"

***

Dara terbangun ketika ia merasakan kekosongan disebelah kanannya. Ia meraba raba kasur itu, tapi nihil. Sosok yang ia cari tidak ada. Dengan segera gadis itu meregangkan badannya, dan duduk dengan tegak. Mencoba untuk mengumpulkan nyawanya. Ia menggaruk-garuk kepalanya, melihat sekeliling. Dio kemanasih? Batinnya berkata.

Ia sekilas mendengar suara shower yang menyala, dan dengan cepat ia menarik kesimpulan bahwa kekasihnya itu sedang mandi. Tumben, pikirnya. Tidak biasanya Dio bangun lebih awal dibanding Dara. Tanpa berpikir panjang, Dara bangun dan segera meneguk air putih. Ia minum sambil berjalan kearah balkon kamarnya, melihat pemandangan kota Beijing pagi hari. Indah, batinnya.

"You're up," Sahut seseorang dibelakangnya. Dara berbalik, melihat pemandangan seperti kemarin. Dio dengan handuk yang hanya menutupi area tubuh bagian bawahnya. Dara tersenyum, ia tidak sekaget kemarin. Seperti sudah terbiasa?

"Tumben kamu bangun duluan daripada aku, kesambet apaan?" Cibir Dara saat melihat Dio membuka lemari. "Kamu aja kali yang terlalu nyenyak tidur sambil melukin aku," Balas Dio.

"Hari ini ketemu temen kamu itu ya?" Tanya Dara sambil menghampiri Dio. "No, i've canceled it. We have another plan for today," Sahut Dio sambil mengeluarkan pakaian yang akan ia gunakan hari ini. Sebuah turtle neck warna krem, celana hitam, dan juga blazer coklat senada.

"Loh, kenapa? Katanya kamu pengen banget ketemu dia? Terus kenapa pake bajunya gini?" Tanya Dara heran. "Hari ini terserah aku pokonya, tuan putri nurut aja ya? Mandi sana, kita sarapan dulu. Sekalian beresin aja semua barang-barangnya," Sahut Dio menghadap Dara, lalu mengelus-elus puncak kepala gadis itu.

"Loh? Kok beres-beres? Kita 'kan pulang besok?" Sahut Dara kebingungan. Dio terkekeh, "Ah banyak nanya kamu, ayo princess cepet mandi," Dengan cepat Dio mendorong lembut gadis itu menuju kamar mandi dan menutupnya dari luar.

"Yo ih kita mau kemanasih? Kamu kok aneh?"

***

Setelah sarapan di hotel dan check-out, saat ini Dara dan Dio sudah berada di bandara. Dara yang kebingungan, sedari tadi hanya diam. Dio sesekali melihat ekspresi gadisnya, dan itu membuatnya tidak bisa menahan tawa dan senyumnya. Gemas rasanya membuat bingung kekasihnya.

Posesif; D.O [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang