1⃣0⃣

65 11 2
                                    

Reece POV

Hari ke 2 yang membosankan. Tanpa Ahmed. Tanpa candaannya. Tanpa kepintarannya. Tanpa kebijakannya. Tanpa ajarannya. Tanpa omelan nya.

Baru saja 3 bulan aku mengenal nya, apa secepat itu ia pergi? Kini aku hanya bisa terduduk merenungi nasib ku di pondok.

Orang orang yang ku sayang dijauhi dari ku. Orang orang yang ku percaya diambil begitu cepat.

Kenapa? Kenapa tuhan seperti ini kepadaku? Dosa apa yang telah ku perbuat?

Dan sudah 2 hari aku hanya memakan madu hasil tangkapan kami kemarin dan sisa buah yang Ahmed petik kemarin.

Belum ada tanda-tanda orang mencari ku.
Setiap aku melakukan perjalanan untuk mencari jalan keluar, aku selalu menemukan jalan yang sama seperti sebelumnya.

Hutan macam apa ini?!

Tapi setelah ku ingat, bagaimana Ahmed dulu bisa bertahan? Dia tidak menyerah, sedangkan aku yang masih muda? Apa aku harus menyerah secepat itu?

Tidak, kau benar-benar inspirasi ku Ahmed.

Kalau bukan karena aku ingin menombak sapi saat itu, pasti Ahmed tidak kehilangan nyawanya.

Ohh Reece berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, Ahmed saja tidak menyalahkan dirimu. Dia malah sangat ikhlas.

.

Sudah sekitar 20 menit aku hanya duduk setelah kembali dari perjalanan ku menjelajah.

Selama 20 menit itu pula aku terus menatap foto yang ada di dompet Ahmed.

Ya.

Foto ia saat masih muda dengan putri dan istrinya.

Sangat harmonis!

Tapi tragedi bisa terjadi kapan saja. Tidak ada yang tau itu, hanya tuhanlah yang tau.

Apakah nasib ku dengan Ahmed benar-benar sama?

Kini aku beralih dengan dua kalung emas dan surat kecil yang Ahmed tulis.

Ya itu pasti untuk istri dan putrinya.

Tapi bagaimana bisa aku menemui mereka? Aku rasa mereka juga sudah kembali ke turki.

Dan.. Keluarga ku juga mungkin sudah pulang tanpa menemukanku.

Tapi aku tak boleh patah semangat. Aku harus keluar.

.
.
.

Ini saatnya!

Aku melakukan apa yang Ahmed lakukan seperti biasanya.

Aku mengambil beberapa sarang lebah yang memiliki banyak madu untuk stok ku mencari jalan keluar.

Aku juga menangkap ikan untuk stok makan malam ku nanti.

Dan tadi pagi aku juga membeli perhiasan murah dan menjualnya dengan harga dua kali lipat di desa lain.

Ya aku sudah cukup mengerti bahasa mereka.

Perjalanan yang melelahkan.

Aku juga membeli beberapa potong roti untuk cemilan ku.

"Ahmed, Maaf aku harus meninggalkan mu disini. Aku akan meneruskan titipan mu. Doakan aku!"

YA!

Strange But True [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang