1⃣3⃣

56 10 1
                                    

"dasar rakus" ejekku.

"diem deh rakyat hutan" hei dia mengejek ku balik??

.
.
.

Reece POV

Terlalu banyak topik yang kami bahas, sampai aku lupa ingin menunjukkan makam nya Ahmed yang aku buat.

"Cha" panggilku.

"hem?" tanya Cacha menoleh kearah ku.

"lihat ini" kataku setelah selesai membersihkan dedaunan yang menutupi makam nya Ahmed.

"apa itu?" tanya nya.

"makam Ahmed" singkat ku yang masih menatap nisan yang aku bentuk sendiri dari pisau yang bertuliskan nama Ahmed.

"bagaimana menurut mu? Apa ini terlalu buruk?" tanya ku.

"tidak, ini sangat bagus. Untunglah kau orang yang baik, setidaknya Ahmed sudah di makam kan dengan tenang" kata Cacha ikut menatap makam Ahmed itu.

"cha.. Aku harus menemukan keluarga nya. Ia menitip ini dengan ku" aku mengeluarkan titipan Ahmed dari saku celana ku dan memperlihatkan nya ke Cacha.

"kita akan mencari keluarganya, bersama" kata nya lalu tersenyum. Sepertinya aku tau sekarang siapa yang akan membantuku.

.
.
.

Matahari hampir terbenam, hari semakin gelap. Suasana di hutan semakin tampak menyeramkan. Walaupun bagi ku ini sudah biasa, tapi bagaimana dengan Cacha?

"cha, ayo pulang" Aku pun mulai memutar sepeda nya ke arah jalan pulang.

"baiklah" katanya naik ke boncengan sepeda.

"sebaiknya kau duduk di depanku"

"kenapa?" tanyanya.

"aku takut kau tidak nyaman duduk di belakang, mengingat ini sudah mulai malam. Akan lebih baik jika kau ada di depan ku, aku bisa mengawasi mu" kataku tersenyum smirk.

"yakin nih gapapa?" tanyanya memastikan.

"iya gapapa kan aku yang nawari"

"baiklah" ia pun pindah ke depan ku, duduk menyamping.

.

Di perjalanan kami banyak berbicara bahkan ia terlalu banyak bergerak, hampir saja kami terjatuh dari sepeda.

"Cha, kok kalian bisa sih nyewa rumah yang agak kehutan gitu. Gak takut apa?"

"ya mau gimana lagi, hanya itu yang terdekat dari kampus kami selain apartemen yang lama. Tiba-tiba saja pemilik nya menyuru kami pindah yasudah" jelasnya.

"ohh gitu.. Tapi ada hikmah nya juga ya, ketemu aku jadinya" kata ku terkekeh.

Dan ada hikmahnya juga, aku jadi bertemu dengan mereka.

.

"dari mana aja?" tanya Adel yang ternyata sudah sedari tadi menunggu kami di depan pintu dengan tatapan tajam.

"udah jam 7 malam ini, kalau ntar kalian tersesat dihutan lagi gimana? Huh?" sambungnya.

"maap kami khilaf tadi, gak ingat waktu ehehehe. Nih kita bawa oleh-oleh" kata Cacha lalu langsung menarik ku ke dalam setelah menunjukkan ke Adel kantong plastik berisi ikan segar yang aku tangkap tadi.

Aku lihat Adel hanya memutar bola matanya dan bernafas kasar setelah mendengar Cacha lalu ikut masuk kedalam dan menutup pintu.

.
.
.

Strange But True [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang