"Kamu tahu? Dari sekian banyaknya lelaki yang datang dan suka padaku, hanya 'KAMU' satu-satunya orang yang memiliki tempat di hatiku"
•••
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi tanda berakhirnya kegiatan hari ini. Semua murid di SMA MAGANTARA berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing. Berbeda dengan Bulan yang masih berada dikelas bersama Stella menunggu sampai semua murid keluar.
"Lo kenapa sih diem aja dari tadi?" tanya Stella bingung.
"Hari ini untuk pertama kalinya lo ga fokus belajar dan ga nyatet pelajaran matematika," kata Stella lagi.
Bulan hanya diam sambil memasukkan buku paket ke dalam tasnya yang masih tertinggal di kolong meja.
"Lo marah sama gue gara-gara tadi?"
"Engga," sahut Bulan.
"Terus kenapa?" Stella jadi sewot sendiri.
Bulan menghela nafasnya kemudian menatap Stella yang berdiri di hadapannya.
"Gue gapapa Stella..." sahut Bulan sambil tersenyum.
"Yakin?" tanya Stella semakin curiga.
"Iya. Udah ayo pulang!" ajak Bulan.
"Ga biasanya dia kaya gini. Gue harus cari tahu nanti," ujar Stella pelan.
Bulan dan Stella berjalan keluar kelas. Masih ada sebagian murid yang berjalan melalui koridor. Kemungkinan belum semuanya keluar kelas.
"Veo udah keluar kelas belum ya?" tanya Bulan pada Stella.
"Lo nanya Veola nya atau Reza nya?" sindir Stella membuat Bulan menyengir kuda.
"Veola mah pasti lagi ketemu sama doi nya, lo tahu sendiri dia bucin," kata Stella malas.
"Jangan gitu Stella nanti lo malah ketularan jadi bucin juga," kata Bulan.
"Gimana gue mau bucin, doi aja ga punya," kata Stella.
"Lagian Dika suka sama lo malah di tolak," kata Bulan.
"Dika yang sekelas juga sama Reza?" tanya Stella sensi.
"Iya siapa lagi. Dika baik ko orangnya, dia juga keliatan serius sama lo," sahut Bulan santai.
"Idih! ogah banget gue sama titisan Dajjal kaya dia! Playboy lagi lo bayangin aja mantannya Dika ada 19! Bisa di keroyok masal gue kalo sampe pacaran sama dia!" kata Stella sambil membayangkannya.
"Tapi kali ini kayanya dia serius sama lo" kata Bulan meyakinkan.
"Bodo amat gue ga peduli!" sahut Stella kesal.
"Biarin aja nanti nyesel terus kena kurma," kata Bulan.
"Karma lan, karma!"
"Sama aja beda u sama a doang" ujar Bulan tidak mau kalah.
"Iyain biar cepet," jawab Stella mengalah.
"Tapi tumben ya hari ini Dika ga kelas buat nemuin lo, biasanya kan dia nyamperin lo mulu," sindir Bulan membuat Stella terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNY (HIATUS)
Teen FictionIni adalah kisah Gadis bernama Rembulan Nesyaveli atau biasa di panggil Bulan. Kisah cintanya yang rumit, membuat Bulan harus kuat dan menjalani hari-harinya dengan penuh kebohongan. Masa lalu yang sudah lama berlalu, selalu mengganggu pikirannya da...