"Kemarin kamu bersikap baik padaku, tapi sekarang kenapa kamu seakan-akan tidak mengenal Aku? Aku harus bagaimana? Percaya pada apa yang aku rasakan atau percaya pada apa yang kamu ucapkan?" ~Rembulan Nesyaveli.
•••Matahari mulai menyapa pagi dengan sinarnya. Kegiatan rutin setiap hari, Bulan berangkat sekolah paling lambat 10 menit sebelum bel masuk berbunyi, sekitar pukul 6.50. Kini, Bulan sedang berjalan di koridor SMA MAGANTARA.
Deruman suara motor Racing memenuhi kawasan SMA MAGANTARA, semua murid terutama kaum hawa langsung tertuju pada suara itu berasal. Pandangannya tertuju pada 3 cowok yang paling cool dan selalu menjadi incaran kaum hawa di SMA MAGANTARA.
"INDAH BANGET PAGI-PAGI GINI LIAT COGAN!"
"TUMBEN BANGET TUH TRIPLE COGAN DATENG PAGI-PAGI! BIASANYA JUGA NYELONONG KE WMS!"
"ANDRA GA SENYUM AJA GANTENG BANGET YA AMPUN!!!"
"TOLONG AKU SUDAH TIDAK SANGGUP BERADA DI SEKOLAH YANG PENUH DENGAN COGAN INI. TOLONG KELUARKAN AKU DARI SINI!!"
Teriakan histeris dari kaum hawa membuat Bulan mengehentikan langkahnya menatap ke arah parkiran sekolah.
Benar saja! Bulan melihat Reza yang sedang melepaskan helm dari gadis cantik di hadapannya. Sepertinya Reza memboncengi cewek itu. Bulan tidak mengenali cewek itu, tapi dari yang Bulan lihat cewek itu pasti memiliki hubungan dengan Reza lebih dari seorang teman.
"Liatin apa sih Lan serius amat," ujar Stella yang baru saja menghampirinya. Stella memang sempat kesal pada Bulan kemarin, tapi kekesalannya tidak berlangsung lama. Stella sudah mengobrol seperti biasa di chat malam lalu.
Stella berdecak menatap Bulan. "Diem aja ga bikin lo tahu semua tentang Reza. Lo serius gak sih suka sama Reza? Gue udah bilang sama lo yang suka sama Reza banyak bukan cuma lo. Gak semudah itu lo bisa deket sama Reza," ujar Stella pada Bulan.
"Gue masih belum yakin sama perasaan ini. Gue harus ngapain Stella? Gue sama sekali ga paham," ujar Bulan dengan nada terendah yang sama sekali belum pernah Stella dengar. Stella merasa Bulan perlahan sudah kembali seperti dulu, inilah yang Stella tunggu dari Bulan.
"Kalo emang lo suka, lo harus berjuang. Adanya cinta juga pasti ada perjuangan. Gue paham rasa takut lo masih ada sampai sekarang, saat lo pacaran sama Marcel lo sama sekali ga pernah bahagia. Gue berharap lo bahagia sama pilihan lo ini. Lo harus lupain kejadian itu, jangan jadiin itu sebagai rasa takut lo untuk deket sama Reza," jelas Stella. Cewek itu menepuk bahu Bulan pelan.
"Lo tau cewek yang di bonceng Reza itu siapa?" bisik Stella membuat Bulan menggeleng singkat. "Dia Flora. Cantik tapi Licik. Gue ga akan kasih tau ke lo Flora itu siapa. Lo yang harus cari tahu sendiri. Tapi kalo terjadi apa-apa sama lo kasih tau gue"
"Jangan sampe gue yang turun tangan kalo lo kenapa-napa," pesan Stella, lalu cewek itu pergi meninggalkan Bulan.
Bulan terdiam sesaat. Ia langsung memikirkan ucapan Reza yang kemarin. Jadi? Untuk apa Reza mengatakan hal itu kemarin? Apa Reza beneran menyukai Bulan atau justru hanya omong kosong saja?
"Bulan harus gimana?"
****
"Za? Nanti malam anterin aku dong ke mall. Mau ya?" ujar Flora menggandeng tangan Reza.
"GUE JADI JIJIK DEH SAMA LO RA, APA-APA REZA DIKIT-DIKIT REZA. CANTIK-CANTIK KO MURAHAN," ujar Dika mendapat tatapan tajam dari Reza. Dika mendelik, malas jika Reza sudah menatapnya seperti itu.
"Ndra cabut yo, ga mau gua jadi budak di sini," sindir Dika membuat Flora kesal. Tapi Ia tidak bisa berbuat apa-apa, teman-temannya Reza adalah orang yang di sayang oleh Reza. Jika Flora melakukan itu, sudah pasti Ia di benci oleh Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNY (HIATUS)
Ficção AdolescenteIni adalah kisah Gadis bernama Rembulan Nesyaveli atau biasa di panggil Bulan. Kisah cintanya yang rumit, membuat Bulan harus kuat dan menjalani hari-harinya dengan penuh kebohongan. Masa lalu yang sudah lama berlalu, selalu mengganggu pikirannya da...