Penulis : Oka Rusmini
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun terbit I : 2019
Jumlah halaman : 160 halaman
Genre : Fiksi
Goodreads rating : 3.86/5
Sinopsis
Dengan bahasa fasih yang merupakan ciri khas profesinya sebagai jurnalis dan sastrawan. Oka Rusmini menyampaikan tanggapan. Kritik dan sindiran tajam tanpa menyakiti terhadap banyak hal yang ada dan terjadi di sekitar kita. Buku ini menunjukan kualitasnya sebagai penulis esai. - Sapardi Djoko Damono, sastrawan.
Sumber sinopsis : www.goodreads.com
Ulasan
Buku ini menceritakan seorang perempuan Bali berusia sekitar empat puluh tahun bernama Men Coblong. Ia merupakan ibu-ibu yang suka memberikan kritikan terhadap berbagai permasalahan yang ada di Indonesia. Men Coblong mengangkat isu hangat tanah air tahun 2013 dan tahun 2018.
Ini merupakan cerita fiksi yang jatuhnya lebih seperti kolom di koran, karena hanya terdiri dari sekitar empat sampai lima halaman per topik. Tidak seperti novel fiksi lainnya yang mengangkat suatu isu dengan membuat sang tokoh utama terjun sebagai orang yang mengalami kejadian tersebut, Men Coblong hanyalah menjadi penonton, pengkritik, dan pemberi sindiran pada isu-isu tersebut.
Benar-benar seperti kita sedang membaca koran, tapi dimasukkan pendapat-pendapat Men Cobolong, dan dijelaskan apa yang sedang dirasakannya. Dalam buku ini, Men Coblong digambarkan sebagai orang yang sangat kritis, lurus, dan idealis. Sangat dibutuhkan banyak sosok Men Coblong di negeri ini. Bila Men Coblong menjadi tokoh di Indonesia dan hampir semua petinggi seperti dirinya, mungkin Indonesia akan lebih baik dari sekarang.
Penyampaian dalam cerita ini bukan semata-mata asal mencomot satu topik, lalu dikritik habis-habisan, tapi selalu ada kisah pendahulunya. Misalnya ketika Men Coblong sedang mengantarkan anaknya ke sekolah, selalu terdapat kisah-kisah di jalanan yang tak mengenakkan hati. Seperti para pelajar di bawah umur yang mengendarai motor dan sebagainya. Kemudian ia memerhatikan jalanan, ia melihat sedikit sekali baliho yang menampilkan caleg perempuan. Nah, setelahnya Men Coblong akan mulai membahas tentang hal tersebut.
Tak hanya cerita satu arah saja, namun disajikan pula komentar-komentar sahabat Men Coblong yang seringkali mematahkan pendapat Men Coblong yang sangat lurus. Mengatakan iya saja pada hal-hal yang terjadi. Sangat mencerminkan banyak rakyat Indonesia yang manut saja terhadap apa yang terjadi di negeri ini.
Aku suka sama sampul depannya yang sangat mencerminkan keseluruhan isi dari buku ini. Seorang perempuan berpakaian adat Bali yang memegang tabletnya, tanda kemajuan perempuan.
Saat membaca buku ini rasanya cukup berat, karena sesungguhnya aku memang kurang minat membaca artikel di koran. Walau bukunya cukup tipis, tapi isinya sangatlah berbobot. Sangat membuka wawasan kita terhadap apa saja kasus dan kejadian yang pernah terjadi di Indonesia.
Buka Buku Rating : 3.4/5
KAMU SEDANG MEMBACA
Buka Buku - Sebuah Review
Non-FictionUlasan mengenai buku-buku yang pernah kubaca. Tak begitu penting, tapi kalian bisa menemukan rekomendasi buku-buku yang ingin kalian baca. Semua ulasan di sini hanya pendapat aku sendiri. Beberapa bagian dari ulasan ini dapat ditemukan di https://ww...