- Prolog

23 3 0
                                    

Sebelumnya gw mau ngucapin terimakasih buat temen-temen gw yang support gw nulis cerita ini. Thanks to you for being my inspiration:).

Thanks buat ex covernya bagus banget:'). Dan thanks buat kalian yang mau baca dan mendukung cerita ini.





Jakarta, Indonesia 2007

Kedua bocah kecil tengah bermain bersama di taman perumahan. Mereka begitu akrab, tertawa dan saling bersenda gurau.

"Oki, udah sore. Kita pulang yuk!" -Seru anak laki-laki berpipi chubby.

"Oke, Ayok".

Mereka berdua berjalan menuju rumah masing-masing, keduanya memang sangat dekat karena mereka berteman sejak kecil, dan rumah mereka-pun bersebelahan. Jadi, setiap hari mereka akan bermain bersama.

Keduanya sampai di depan rumah masing-masing, lalu saling menjulurkan lidah sebagai tanda 'sampai bertemu lagi'. Kelakuan yang konyol membuat mereka terlihat ceria dan selalu tertawa bersama.

Gadis kecil itu mulai memasuki rumahnya, tak kala mendengar pembicaraan orang tuanya, dan kedua kakak laki-lakinya. Awalnya gadis kecil itu ingin langsung masuk, tapi ia begitu penasaran tentang apa yang tengah di bicarakan di dalam.

"Kita harus pindah ke Swiss, nenek kalian sedang sakit. Tidak ada yang merawat".

Gadis kecil itu terkejut, dia akan pindah. Tandanya ia akan berpisah dengan sahabat terbaiknya, lebih lagi Swiss bukanlah negara yang dekat. Dan mereka terlalu kecil untuk saling berkomunikasi melalui telepon pintar.

Oki membuka pintu dengan keras, mereka yang tengah berbincang di ruang tamu terkejut dengan kedatangan Oki. Oki menghampiri mereka dengan mata yang berkaca-kaca, menahan tangis yang ia tahan sejak tadi.

"Ayah! Kita nggak akan pindahkan?! Aku nggak mau pisah sama Genta!".

"Sayang, kita harus pindah. Kasihan nenek jika sendirian di sana, kita hanya sebentar nanti juga akan kembali lagi kesini nak".

Mendengar penuturan Bunda-nya yang lembut membuat Oki sedikit lebih tenang. Tapi dipikirannya hanya ada 'Genta'. Ia tidak bisa meninggalkan sahabatnya itu, dan lagi bagaimana caranya Oki memberitahu Genta perihal kepindahannya ke Swiss.

"Kita akan pindah minggu depan, ini sudah keputusan mutlak".

Tanpa menunggu jawaban, ayah Oki beranjak pergi dari ruangan itu. Oki menangis dengan sejadi-jadinya, ia bingung bagaimana hidupnya jika berpisah dengan Genta.
.
.
.
Hari kepindahan

Sudah seminggu ini, Oki tidak bermain bersama Genta. Oki hanya beralasan sedang sakit, dan tidak ingin di ganggu. Padahal Oki sedang berkemas untuk kepindahannya.

Oki sudah memikirkan, ia memutuskan untuk memberi surat pada Genta. Ia sangat takut jika harus berhadapan langsung dengan Genta, lalu menjelaskan semuanya. Oki sangat takut.

Gadis kecil itu berlari kerumah Genta, untuk memberikan suratnya. Tentunya lewat perantara ibu Genta.

"Tante, aku titip surat ini untuk Genta ya.. sampaikan pada Genta aku akan segera kembali".

"Terimakasih Oki, sudah menjadi sahabat terbaik Genta..akan tante sampaikan".

Ibu Genta tersenyum, lalu memeluk Oki yang mulai menangis. Sampai pada saat ayah Oki memanggilnya untuk segera berangkat, karena takut tertinggal pesawat.

Oki naik ke mobil dengan isakan kecil yang keluar dari bibir mungilnya. Ia menengok sebentar kerumahnya lalu tersenyum.

"Aku janji Genta, aku akan kembali"









moenlight.
•dibuat sebelum 12 Mei

- Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang