🐣-bagian 17

28 4 0
                                    

Sesuai keputusan ku minggu lalu, aku dan Devi kini menjadi salah satu pengurus Osis. Saat kami perkenalkan diri di rapat kemarin mereka menyambut kami dengan sangat ramah

"Dy Amar nyariin kamu tuh."ucap Bila membuat ku menatap kearah pintu kelas

Disana ada Amar ketua Osis di sekolah ini, kami satu Angkatan tapi entah mengapa aku merasa dia mencoba ingin mendekati ku. Dengan segera aku menghampiri nya

"kenapa Amar? Ada hal penting yang mau di bicarakan?."tanya ku to the point

"kamu udah tau kalau besok ada rapat?." tanya Amar membuat ku mengangguk

"yaudah kamu jangan sampai telat yah."ucap Amar

"ada lagi yang ingin kamu bicarakan?." ucap ku lagi

"pulang kamu bareng siapa? Aku antar saja bagaimana?." ucap Amar menawari

"tidak perlu repot-repot aku pulang bersama Devi, kami di jemput ajudan ayahku. Kalau enggak ada lagi yang perlu di bicarakan aku masuk dulu." ucap ku lalu meninggalkan Amar di depan kelas

_____

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi, aku dan Devi segera memasukkan alat tulis kedalam tas

Sedangkan ical dan bila sudah lebih dahulu keluar kelas, karena mereka ada rapat Organisasi PMR

"Dev aku ke toilet dulu, kalau kamu mau pulang lebih dulu enggak usah tungguin aku." ucap ku lalu Devi mengangguk

"yaudah aku ke parkiran dulu yah, ntar kalau memang kamu agak lama aku duluan aja gak apa-apa kan?."ucap Devi

"iya kamu duluan aja, kalau mamaku nanya bilang aja aku lagi dapat jadwal piket." ucap ku lalu pergi meninggalkan Devi

Di toilet aku membasuh muka dan memcuci tangan, tapi saat hendak keluar dari toilet seseorang menarik tangan ku

"kamu yang namanya Ody?." ucap perempuan berambut pirang

"iya nama saya Ody." jawabku

Biar aku tebak, perempuan berambut pirang ini adalah sarah. Salah satu wanita yang terkenal karena kecantikannya.

"kamu teh gak usah gangguin Amar lagi, dia itu pacar ku."ucap sarah sembari menarik rambutku dengan kasar

"aku gak pernah gangguin Amar."jawab ku menahan sakit

Dengan kasar wanita itu mendorong ku, lalu menampar ku dengan kasar

"kamu itu benalu, belagak sok polos, muka lo itu udah kaya penggoda tau gak?." ucap sarah dengan kasar dan angkuh

"sekali lagi kamu dekat-dekat Amar, aku pastiin hidup kamu enggak bakalan tenang." ucap sarah sembari membenturkan kepalaku, setelahnya perempuan itu keluar

Kepalaku sakit, pusing, punggung ku rasanya memar karena di dorong tadi, pipi ku rasanya panas akibat tamparannya, bahkan cekalan tangannya sangat kuat hingga membuat tangan ku memerah

"kak Nandra, kak Ziyad Ody butuh kalian." ucap ku sembari terisak di toilet

"orang-orang jahat banget di Ody kak."ucap ku terduduk di lantai toilet

Setelahnya aku mencoba membersihkan beberapa darah yang keluar di kepalaku, serta menata rambutku dengan jari agar terlihat baik-baik saja saat pulang nanti

Dengan menahan rasa sakit di kepala aku berjalan dengan sangat pelan, pikiran ku tertuju pada kak Ziyad dan kakak ku Nandra. Jika kak Ziyad dan kakak ku Nandra ada disini pasti dia sudah menjagaku, bahkan dia tidak segan segan untuk mencari orang yang menyakiti ku

Ajudan ayah sudah menunggu sedari tadi di depan sekolah, tanpa mengeluarkan suara aku langsung masuk

"mbak Ody kenapa?." tanya marwan ajudan ayah

"enggak apa-apa om, langsung pulang aja." ucap ku lalu memalingkan wajah

Bukan berniat untuk tidak sopan dengan orang yang lebih tua, tapi rasanya fisik dan batin ku sangatlah lelah.

Dalam diam aku menangis, bahkan aku di tuduh mendekati dan menggoda pacar orang. Aku rindu kak Ziyad aku ingin memeluknya saat ini aku mau dia ada di sini sekarang.

Jika ayah atau kakak ku Nandra marah, mereka bahkan tidak mengeluarkan kata-kata kasar yang bisa menyakiti ku. Bahkan mereka tidak pernah memukul ku hingga aku terluka.

Sesampainya dirumah aku langsung masuk kamar, mengganti pakaian sekolah ku menjadi baju rumahan, melihat luka di kepalaku dan bekas genggaman sarah di tangan ku membuat ku meringis.

"Ody kamu baik-baik saja nak? Ayo sini makan bareng mama." ucap mama ku dari luar kamar.

"Ody enggak apa-apa mah, aku cuma pengen istirahat aja." ucap ku tidak sepenuhnya berbohong

Setelah tidak mendengar suara mama lagi, aku langsung membuka lemari dan mengambil jaket kak Ziyad. Jaket yang membuat rasa rinduku sedikit terobati.

_____

"Dy kepala mu luka?." tanya ayah saat setelah makan malam

"eh enggak ayah, ini tadi Ody ke pentok pintu lemari pas ngambil baju."ucap ku berbohong

"loh kok bisa Dy, kamu enggak lagi berbohong kan?." ucap mama ku memastikan

"enggak mah, aku enggak bohong kok emang tadi Ody buru-buru pas buka lemari dan berakhir ke pentok." ucap ky meyakinkan mama dan ayah

"yaudah sini mama obati dulu luka mu, biar enggak infeksi."ucap mama lalu membawakan kota P3K

Luka di kepalaku memang sedikit berdarah, tapi tidak parah kok. Mungkin setelah di obati akan menjadi lebih baik lagi

Setelah mama ku mengobati luka ku, masih duduk di ruang tamu sembari membaca novel keluaran terbaru yang ku pinjam di Devi tadi saat di sekolah

"Dy kemarin kata kakak mu ponsel mu hilang di bandara?." tanya ayah

"iya ayah, semua ini salah Ody soalnya kelupaan saat mengisi daya di ruang tunggu." ucap ku jujur

"oh yaudah, ini ayah sudah belikan ponsel baru, mirip seperti yang kamu punya dulu." ucap ayah membuat ku sedikit tidak enak hati

"kenapa Dy? Kamu gak suka ponsel barunya?." tanya ayah ku

"Ody suka kok ayah, tapi ini ngerepotin ayah sepertinya." ucap ku

" enggak apa-apa Dy pakai saja dulu, kamu juga butuh ponsel." ucap ayah tersenyum

Aku memang memiliki ponsel baru saat ini,tapi sekarang aku tidak memiliki nomor ponsel kak Ziyad. Aku merindukan semua pesan singkat yang pernah ia kirimkan dulu

______

Saat baru saja sampai di sekolah aku langsung berpapasan dengan Amar, dengan cepat aku langsung menghindarinya. Aku tak mau kejadian kemarin terulang lagi.

"Dy kok kamu kaya menghindari aku?." tanya Amar mencoba menahan ku

"maaf Amar aku harus ke kelas sekarang, ada tugas yang belum aku selesaikan." ucap ku berbohong dan langsung pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban Amar

Setelah berhasil kabur dari Amar aku langsung memberitahukan kejadian kemarin pada Devi, Ical dan Bila. Aku memohon agar mereka tidak memberitahukan hal ini kepada ayah dan mama.

Untung saja mereka mengerti posisi ku, mereka sudah berjanji jika Amar atau pun sarah mencariku mereka akan membuat 1000 alasan agar kami tidak bertemu. Kecuali ketika rapat organisasi atau kepentingan organisasi.

_______

Assalamualaikum halo teman-teman
Maaf jika cerita ini tidak berkesan menurut kalian

Jika ada salah kata atau typo mohon di maafkan

Makassar 06 Mei 2020
23.15 P.M

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang