Pagi yang cerah,, kini vino berangkat bersama Vina. Tak lupa dengan teman temannya yang sudah menunggunya di depan rumah vino.
Vino memberi klakson untuk memberi kode pada teman temannya.
Jalanan kini mulai ramai oleh pekerja dan pelajar.
"Misi gua sekarang, nemuin orang yang bales dendam ke lu na" Vina kaget mendengar perkataan vino. Ia harap vino tidak melampaui batas.
---o0o---
Tak terasa mereka kini telah memasuki area sekolah. Vino dan teman temannya memarkirkan kendaraan masing masing dan keluar on the way kantin.
Vino membiarkan Vina bersama Vina, karena ia berada di barisan terdepan dan Vina tidak mau disampingnya.
Cinta kini tengah bahagia di dekat Vina, sesekali ia mengobrol dengannya.
---o0o---
Usai makan, vino mengantarkan Vina ke kelasnya. Tak lupa ia merangkul Vina, karena hal itu sudah termasuk kebiasaan vino ketika jalan bersama Vina.
"Pengen deh punya pacar kayak kak vino"
"Gue juga pengen kali bang di rangkul"
"Gue mau dong bang jadi adek angkat Lo"
"Gila ganteng banget anjir"
"Gue suka postur tubuh Lo bang"
"Gue juga suka style Lo"Begitulah ocehan kaum hawa kelas 11 saat vino melewatinya.
Ia menaiki tangga dan berbelok ke kelas Vina. Alasan vino melewati koridor kelas 11 karena lebih cepat sampai.
Postur tubuh vino yang tinggi dengan tataan rambut yang sedikit teracak ditambah juga ketampanannya membuat postur tubuh itu menjadi perfect.
"Hati hati"
Vina mengangguk, dan memasuki kelasnya.
"Eh na, belum Salim"
Vina diam dan berbalik. Menyambut tangan vino yang sudah ia sodorkan tadi.
Vina menempelkan tangan vino pada dahinya, membuat vino terheran sendiri.
"Lho? Kok dahi?"
"Terus maunya apa?"
"Ya hidunglah, masak mulut"
Vina tidak suka keadaan ini, dimana suasana kelas menjadi sunyi karena melihat ke arahnya.
Vina menempelkan tangan vino pada hidungnya dan saat itu juga vino mengelus rambut Vina pelan. Membuat sorakan sekelas menjadi jadi.
Teman sekelas Vina tidak tahu bahwa mereka kakak beradik yang mereka tahu mereka pacaran.
Hal itu memang aneh,, karena Vina tidak mau memberitahukannya.
Sebelum memasuki kembali, vino mengecup sekilas puncak kepala Vina.
Vino lalu kembali ke kelasnya.
---o0o---
Jam istirahat ke 2, vino pergi ke tempat dimana ruangan itu sangat besar dan tentram.
Saat ia sedang memilih buku, ia mendapati seorang siswi yang sedang kesusahan mendapati buku yang ia inginkan.
"Gua ambili "
"Eh kak vino, thanks kak"
"Jangan panggil gua kak, no aja"
"Oh iya n-no"
"Gua minta no hp lu"
"Oh 08510476****"
"Ok thanks, mau belajar bareng gua?"
"Hmm boleh"
' sapa sih kak yang ga mau belajar sama lo' batin Icha sambil mengekori vino.Saat di meja, mereka duduk saling berhadapan. Dan saling melontarkan pertanyaan.
"No ini gimana? Gue lupa caranya"
Pertanyaan ini mungkin sudah kesekian kalinya. Tapi vino tetap menjawab.
"Nanti tinggal di jumlah aja hasilnya sayang" ini kali pertama vino mengatakan 'sayang' selain pada Vina dan Diffa.
Vino pun tidak tahu mengapa dengan mudahnya ia mengatakannya.
Ke Diffa dan Vina pun hampir jarang. Dan sampai sekarang ia masih berfikir.
"Eh"
Icha langsung menutupi wajahnya dengan buku yang sedang ia pegang, pipi ia sekarang telah berubah warna.
Vino? Meskipun ia sedang berfikir tapi ia tetap yakin bahwa dia adalah cinta pertamaya.
---o0o---
Bel masuk berbunyi beberapa detik yang lalu,siswa yang tadinya masih membaca kini sedang bergegas untuk kembali termasuk vino dan Icha.
"Lu pelajaran apa bentar lagi?" Tanya vino sambil membereskan buku yang ia pinjam
"Mtk,, Bu Dian"
"Turunin dulu bukunya, gua lagi ngomong" vino terkekeh melihat Icha lalu ia mengambil buku yang menutupi wajah Icha.
"Liat gua, lu mau ke Bu Dian perhitungan apa ikut gua ke pelaminan?"
"Hah?" Lagi lagi vino membuat warna pipi Icha berubah.
"Ga usah terlalu dipikirin, jawabnya ntaran aja klo gua udah beneran mau seriusin elu"
Jantung Icha kini menjadi normal kembali, vino mengantar Icha sampai koridor kelas dan meninggalkannya.
---o0o---
"Greci! Ritha! " Teriak seorang gadis kepada sahabatnya.
"Apaan Cha? Happy bener Lo"
" Iya dah, Napa Lo?""Percaya gak? Gue bisa naklukin leader rasper"
"HAH?!"
---o0o---
"Bang" sapa Vina saat mendapati vino yang sedang menyender di mobil nya sambil bermain game.
Mendengar suara itu, vino menyudahi permainannya.
Mereka memasuki mobil.
"Bentar lagi jangan lupa langsung packing biar besok ga keburu buru"
"Iya"
Vino langsung mengendarai mobil nya keluar area sekolah.
---o0o---
"Bang itu apaan ya? Kain putih gede banget di halaman rumah"
"Hah?bentar bentar gua masukin mobil ke garasi dulu"
Setelah turun dari mobil mereka langsung menghampiri kain putih besar itu.
Vino tak segan segan membuka kain putih itu. Dan mendapati beberapa balon terbang dan menunjukkan kertas yang bertulisan.
Hadiah dari mama sama papa buat Abang
Dan ia melihat benda yang di beri oleh Diffa dan kevin, barang yang paling ia sukai di tambah warna yang sangat elegan.
Vino langsung memasuki rumah diikuti oleh Vina.
"Pa ma"
Diffa dan Kevin yang sedang makan siang kini menoleh ke vino.
"Gimana? Suka?"
Vino mengangkat kedua alisnya.
"Tentu, thanks pa ma"
"Warnanya gimana?"
"Bagus"
---o0o---
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Love
RomanceSeorang remaja lelaki yang terkenal kepintaran,ketampanan dan keluarganya yang mapan mempunyai prinsip,tetapi prinsip itu membuat ia terasa terbebani.akankah ia akan tetap berpotensi dengan prinsipnya atau dengan seorang gadis yang dapat merebut hat...