Seorang remaja lelaki yang terkenal kepintaran,ketampanan dan keluarganya yang mapan mempunyai prinsip,tetapi prinsip itu membuat ia terasa terbebani.akankah ia akan tetap berpotensi dengan prinsipnya atau dengan seorang gadis yang dapat merebut hat...
Acara baru saja selesai. Vino yang tidak sabar,langsung ingin menemui petinggi Fernanda. Jacky Choi Fernanda.
"Bang mau kemana?"
Tanya Diffa di tengah tengah ia berbincang. Vina yang mendengarnya langsung menghampiri vino.
"Bilangin ke mama, gua harus temui paman dulu"
Vina mengangguk dengan wajah khawatir.
"Hati hati bang"
Vina kembali dan memberitahu kedua orang tuanya.
"Vin"
"Ga papa, dia tahu harus gimana"
---o0o---
"Good afternoon uncle, sorry if disturbing, Can I talk with you?"
Vino menunduk dan sedikit menaikkan salah satu alisnya.
"Sure, no problem, What was this about before?"
"About revenge" "Can we speak Indonesian? "
"Oh ya bisa" "Tentang balas dendam?"
"Ya benar"
"Ooo keluarga Alfaro?"
"Benar paman" Vino menganggukkan kepala.
"Kamu perlu duduk, sebentar"
Jacky memanggil pegawai gedung supaya vino dapat duduk berhadapan dengannya.
"Lalu? Bukankah itu sudah benar dan jelas?"
Vino yang barusan duduk langsung mengeratkan rahangnya dengan tatapan yang tajam dan juga tangan yang mengepal.
"Apakah anda yakin itu perbuatan keluarga saya?"
"Ya saya yakin"
"Apa yang membuat anda sangat yakin atas perbuatan anda?"
"Berkas yang saya terima"
"Dimana berkas itu?"
Jacky seketika diam dan bingung,, dia tidak habis fikir ada seorang remaja yang berbicara dengannya seperti ini.
"Berkas itu sudah lama hilang"
Vino mengerutkan dahinya. Heran.
"Jawaban yang tidak masuk akal. Tidak mungkin berkas itu akan hilang begitu saja. Itu adalah berkas yang sangat penting bagi anda, jika berkas itu hilang, anda akan mencarinya dan Masalah balas dendam juga belum berakhir bukan?"
Deg
"Ya memang masalah ini belum selesai"
"Jadi,,Saya mohon kepada anda. Tolong ulangi lagi pemeriksaan atas pembunuhan putri anda. Dengan bukti yang kurang, saya yakin bahwa pelaku bukan dari keluarga Alfaro. Anda tahu bahwa kehilangan orang yang kita sayang sangat berat, tapi tidak dengan cara seperti ini"
"Saya salut dengan ucapan, tindakan dan juga saran mu. Saya menerima saran dari mu nak. Nanti saya dan pihak Fernanda akan meneliti kembali atas pembunuhan putri saya"
Jacky tersenyum kepada vino. Vino pun ikut tersenyum. Ia kaget mendengar ucapan pamannya. Tapi ia bersyukur pamannya bisa mengerti.
"Terimakasih atas kebijakan anda. Jika begitu, mari saya duluan"
Vino bersalaman lalu kembali kepada keluarganya.
Cukup lama perbincangan antar keduanya. Sampai waktu makan hampir selesai.
---o0o---
"Bang"
Vino yang baru sampai langsung kaget dengan tingkah ibunya. Sangat khawatir.
"Ya?"
"Gimana? Ga salah ngomong kan?"
"Ngga, nanti pihak Fernanda bakalan cek ulang penelitian"
"Alhamdulillah"
Vina dan Kevin yang mendengarnya pun ikut senang.
"Hi te" Vino bersalaman kepada saudara dekat Diffa.
"Hi,, tumben dateng, tambah gede aja kamu no"
Vino tersenyum.
"Nathan dimana te? Ga ikut?"
"Ngga,, biasa itu ga mau ikut,, kan biasanya main sama kamu no"
"Haha iya te"
Nathaniel Alfaro. Adalah saudara vino yang paling dekat dengannya. Dia tidak seumuran dengan vino. Ia termasuk anak raschal. Geng sekolah sebelah yang terkenal dekat dengan rasper.
Perlu di ingat bahwa vino akan akrab hanya terhadap teman lelakinya. Jika wanita, dia tidak akan seakrab teman lakinya.
---o0o---
Sekitaran jam 2 waktu setempat. Acara telah selesai. Masing masing keluarga sudah mulai keluar dari gedung. Ntah mereka akan berlibur atau kembali ke hotel.
Keluarga Alfaro keturunan ke tujuh ini memilih untuk kembali ke hotel. Baru besoknya mereka akan berlibur.
"Bang lano bang levon!"
Kevin yang memanggil kedua kakaknya sontak membuat semua orang yang mendengarnya menoleh ke arahnya.
"Woy!"
Kedua kakaknya pun menghampiri Kevin bersama dengan istri dan anaknya.
Setelah berbincang sedikit, mereka memutuskan untuk pergi ke cafe hotel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
