prolog

127 22 2
                                        

       Happy reading
    🍃 🍃 🍃 🍃 🍃 🍃 🍃

Awan gelap mulai menyelimuti matahari membuat matahari tak bisa memancarkan sinar nya. Tak lama rintikan air hujan mulai turun membasahi dedaunan dan jalan, tak terlalu besar namun mampu membuat orang menyingkir dan berteduh.

Waktu ke waktu, menit ke menit hujan semakin besar membuat orang sekitar kedinginan dalam keteduhanya.

Kini berbeda dengan gadis itu, yang berjalan tak memperdulikan baju, tas dan sepatu yang sudah basah

Menangis dalam hujan itulah yang dilakukan oleh gadis itu, untuk menutup rasa kesedihanya. Entaah apa yang dilakukanya, membuat orang lain yang sedang berteduh memandang heran ke arahnya, "tidak peduli" itu yang di katakan dalam batinya ketika semua orang memandangnya dari jauh, ia terus berjalan tanpa menghiraukan disekelilingnya

"Neng.. sinih berteduh nanti sakit," ujar perempuan paruh baya, yang harus menaikain oktaf suaranya karna bising hujan

"Terimakasih bu, Reyna lagi menikmati hujan" balas Reyna dengan menaikkan nada suaranya

Wanita paruh baya itu geleng-geleng kepala.

Sekarang Reyna sudah berjalan cukup jauh, tubuhnya mulai lemas dan bergetar kedinginan. suasana jalan yang amat sepi dan hanya bising hujan yang terdengar,

Sebuah motor melintas dengan cepat menerobos hujan yang lebat, untung nya tidak ada petir hujan hari ini. akibat hujan yang amat lebat jalan tidak terlihat jelas, pengemudi sepeda motor itu menyenggol seseorang yang tengah berjalan dengan basah kuyup,

"Aaaa.." pekik Reyna

Seorang yang mengendarai motor berhenti, tubuhnya bergetar hebat. Ia segera menghampiri gadis, bagaimana

Sial!!

"bangun..."

"pingsan, Gua harus cepet bawa dia ke rumah sakit semoga aja nggak mati" panik pria itu

       *  *  *

"Suster.." terikat Reyhan tidak sabran

"iya mas.." belum selesai suster bicara Reyhan sudah memotong.

"Periksa orang ini segera!" ketus Reyhan

***

Kini Reyhan sedang duduk di ruang tunggu, ia tak mau mendapat masalah.

Tutt.. tut..

  Ponsel Reyhan berbunyi.

"Kenapa?" balas Reyhan

"..."

"hujan besar, malam saya pulang" ucapnya datar

"..."

"mamih tenang aja, saya pasti pulang"

"..."

"Iya" Reyhan memutuskan sepihak, ia masih menunggu dokter yang belum keluar dari ruangan perempuan itu.

lama menunggu kini dokter telah keluar dari ruangan, Reyhan yang sedang memainkan poselnya mendengar suara pintu terbuka, ia bergegas bangkit dari duduknya

"Bagaimana?" Tanya Reyhan

"Tidak ada yang serius, tangan nya sedikit lecet dan  dia hanya kelelahan, saya sudah berikan infus vitamin". Jawab dokter Bayu

"Dia, sudah siuman?" Tanya lagi Reyhan

"Untuk saat ini belum, tunggu sampai dia membaik" jawab dokter Bayu ramah

"Terimakasih"

"Sudah jadi kewajiban, permisi"

Setelah dokter pergi, Reyhan langsung masuk ke dalam ruangan yang di tempati oleh perempuan itu untuk memastikan kondisinya, dan benar dia masih tidak sadarkan diri

Reyhan menatap wanita itu tenang, melihat setiap lekuk wajah Reyna.

Ia kemudian pergi menutup kembali pintu, meninggalkan perempuan itu sendirian di rumah sakit, tugasnya selesai hanya memastikan keadaan perempuan yang di tabrak nya baik-baik saja.

Kini, hanya terdengar suara mesin rumah sakit dan bau obat obatan, Reyna membuka matanya melihat langit-langit, pandanganya buram, beberapa detik kembali jelas.

"Reyna dimana?"

Dokter Bayu yang akan memeriksa nya kembali dari b,

"Anda sedang di Rumah sakit" jawab dokter Bayu

"Rumah sakit? Kenapa bisa?" Tanya Reyna

"Anda dibawa oleh seorang pria ke sini, karna tubuh anda lemas dan tidak sadarkan diri, sepertinya anda terserempet. karna lengan bagian kiri anda  lecet" jelas dokter

"Laki-laki itu dimana?" Tanya Reyna penasaran

"dia menitipkan surat ke saya," dokter menyodorkan surat ke Reyna

"Saya permisi" pamit Dokter dan di balas anggukan Reyna

Reyna membuka surat itu

___________________________
Han               

Maaf..
___________________________

Reyna memaki kesal  "cuman kata seumprit? Nyebelin banget"

" Siapa?"

Reyna Dan Reyhan (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang