delapan

62 7 3
                                    

Hai guys!!! Ada yang nunggu arra up gak? Pasti gak ada ya, but it's ok aku bakal tetap up kok.

happy reading 😍

***

" Bismillahirohmannirohim. Ananda Arkan bin Leonard mikail, saya nikahkan dan Saya kawinkan engkau dengan Anak kandung saya Maura khanza binti rigel febrian dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan 50 gram emas dibayar tunai." Ucap rigel tegas seraya mengayunkan jabatan tangannya.

Dengan sedikit gugup, arkan menjabat tangan rigel. Sedangkan maura duduk disampingnya dengan kepala yang sedari tadi ia tunduk kan.

"Saya terima nikah dan kawin nya Maura khanza binti rigel febrian dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Balas arkan tak kalah tegas dan berwibawa pastinya.

Bapak penghulu melirik kedua saksi.
"Bagaimana saksi sah?"

Penjaga rumah sakit dan beberapa suster pun menggangguk kan kepala pertanda sah.
"SAH" jawab mereka kompak.

"Alhamdulillah..."

Sahsa yang tersenyum kemudian Mata nya melirik maura yang baru beberapa menit lalu menjadi isteri sah dari anak semata wayangnya.

" To- long, jaga ar-arkan ya nak. Bunda per-caya sama kamu." Pinta sahsa lemah yang langsung dianggukkan oleh maura.

Perut ara laperr banget lagi mana dari tadi blom makan dasar simami,batin Ara.

" Mamiii.... Araa laperr" rengeknya samperin mami.

mami yang sedari tadi asik gobrol terganggu karna rengekan araa yang kelaperan.

"Kamu itu gak malu ra, masa mau makan aja harus ngerengek dulu."

Bodo amat ara sama malu yang penting araa secepatnya bisa makan.

"Ayoklah mii makan Ara dah laper banget nii." Ucapnya sambil memelas dengan puppy eyesnya.

Karena mami orangnya gak tegaan liat anaknya yang udah kelaparan hampir mau mati ini akhirnya mami pasrah.

"Jangan pasang muka kek gitu lagi ya ra mami gak tega jadi nya sama mu."ucap mami.

"Iyaa mii, ayo buruan araa dah laper banget nih mi."

"Ar kamu gak sekalian ikut makan bareng, kamu pasti juga belum makan kan?"

Arkan yang dari tadi tidak menghiraukan percakapan istri dan maminya itu tiba-tiba tersentak kaget karna namanya dipanggil.

"Nggak usah deh tan arkan disini aja jangain bunda." lirihnya.

"Masih manggil tante aja kamu ar panggil mami aja biar sama kaya ara. Ayo kamu juga harus ikut makan gak ada penolakan."

Arkan cuma bisa pasrah atas ucapan sang mertua nya itu kalau dia tolak pasti percuma karna adakata gak ada penolakan disana.

"Yaudah mi ar ikut." Ucapnya lesuh. Disatu sisi dia masih ingin bersama bunda tapi disisi lain dia juga gak tega liat mami.

Untung si arkan mau, kalo gitu kan dia bisa sama ara perginya,batin mami senang.

"Yaudah sana kalian pergi makan mami disini aja jagain bundanya arkan."

"Huh, mami gak ikut?" tanya ara.

"Kalau mami ikut siapa yang jagain bundanya arkan cobaa, katanya tadi laper gih pergi makan."

"Iyaa, Ara pergi makan dulu ya mi."lirihnya lesu tak bersemangat.

"Iyaa ra hati-hati ya, ar jagain Ara ya."
ucap mami.

"Eh, Iya mi kalau gitu ar sama ara pergi dulu ya mi."

"Iyaa."

Canggung, itulah kata yang menggambarkan keadaan sekarang. Ara yang ngikutin Jalan arkan dibelakang tiba-tiba merasa menabrak sesuatu yang keras tapi bukan batu.

Tbc..
           
              🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Hayoo ara nabrak apa cobaa bukan batu tapi kerasloh 😁

Gimana sama part ini seru gak??
Kalau pada bilang seru bakal up besok.

Makasih ya para readers ku lop u😘

Maura untuk Arkan { On Going }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang