Happy reading 💙
Mahesa memasuki rumah yang bernuansa kayu itu. Ia melepas sepatu di luar, dan segera menggunakan sandal rumah sebelum memasuki rumah tersebut.
"Adek pulang" seru Mahesa. Iya, di rumahnya, Mahesa dipanggil adek sama keluarganya. "Adek dah pulang?"
Mahesa tersenyum ketika mendengar suara perempuan itu. "Ka liaaaaa!! Esa kangen huhu" seru Esa sambil memeluk wanita itu.
Fyi, Lia adalah kakak kembar Esa yang lahir 5 menit lebih dulu dari Esa. Dan Lia ini tidak tinggal bersama Esa, ada yang bisa tebak?
"Kakak, nanti kalo kakak udah tinggal di biara, Esa masih bisa kunjungin kakak ga?" kata Esa sambil menekuk bibirnya ke bawah. Lia cuma terkekeh lalu mengelus kepala adiknya itu.
"Hmm kakak gatau Sa. Tapi semoga aja boleh. Kakak kan gemes banget sama Esa" kata Lia sambil mencubit pipi gembil Esa.
Keluarga Esa adalah satu dari sekian banyak keluarga dengan rasa toleransi yang tinggi. Papanya Mahesa beragama katolik, sedangkan mamanya Mahesa beragama Muslim.
Ketiga anak mereka pun berbeda satu sama lain. Bang Tara memilih untuk menjadi seorang Kristen, Lia yang memilih menjadi seorang Katolik dan si bungsu Esa yang memilih menjadi seorang Muslim.
Walaupun begitu, mereka sangat harmonis satu sama lain. Dan hampir tidak pernah bertengkar satu kali pun apabila membahas perbedaan agama mereka satu sama lain.
"Sa, besok dah mulai puasa kan ya? Besok mau kakak masakin ga?" tanya Lia. "Mau dongg" seru Esa. "Bangunin Esa sahur juga ka. Kakak kan tau, kalo ada kakak di rumah, Esa ga pernah denger alarm" kata Esa.
"Idih, manja banget nih. Kayanya Lia mending cepet-cepet ke Biara aja, biar Esa rajin bangun." Itu kak Tara yang baru pulang dari rumah sakit. Udah dijelaskan sebelumnya kan kalo ka Tara ini residen spesialis bedah?
"Apa sih kak? Kakak bolos ya? Kok tumben pulang cepet? Biasanya ga inget rumah" kata Esa sedikit menyindir. Kak Tara cuma tertawa kemudian mengusak (re : mengacak) rambut Mahesa.
"Berisik kamu tuh. Kakak lagi dikasih libur nih. Sengaja, kakak minta libur hari ini sama besok, biar bisa temenin adek kakak yang manja ini puasa hari pertama" kata kak Tara. "ESA BUKAN ANAK KECIL LAGI IH" seru Mahesa.
"But, you still our younger brother and our baby" kata kak Tara sambil mengusak rambut Esa. "And you still my kind and little sister" kata kak Tara sambil menepuk kepala Lia pelan.
¤¤¤
"Mahesa... Bangunn... Udah jam 3." kata Lia menggoyangkan tubuh adiknya. Nih yang Lia sebelin dari Mahesa. Kalo dia lagi pulang, Mahesa yang rajin, tiba-tiba ga bisa denger alarm dan harus dibangunin.
"Heh ndut. Bangunn... Nanti kalo keburu imsak jangan salahin kakak ya" kata Lia. "Eunggg iya Esa bangun" kata Mahesa. "Cuci muka sana. Kakak tunggu di meja makan" kata Lia.
Esa turun ke bawah. Dia tersenyum melihat kehadiran papanya yang merupakan seorang pilot itu duduk di meja makan. Mamanya yang merupakan dokter anak itu juga duduk di meja.
Esa semakin mengembangkan senyumannya ketika melihat Lia dan kak Tara juga sudah duduk di meja makan. Esa segera duduk juga dengan senyuman yang belum luntur.
"Adek udah bangun? Ayo kita makan bareng-bareng. Papa, ka Lia sama ka Tara temenin mama sama Esa puasa bareng" kata papanya Mahesa. Esa mengangguk dan mereka pun makan sahur dengan khidmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP OUT ✔
RandomKisah tentang 8 remaja yang ingin melangkah keluar dari belenggu hidup mereka masing-masing. tapi apakah mereka mengetahui masalah apa yang akan mereka hadapi setelah mereka mencoba melangkah? every journey begins with a single step. Pernah di posi...