Andra Aji Pramuda

9 0 0
                                    

Maaf Adara sudah sempat nyicil, cuma ini mau aku lanjutin kondisi gak memungkinkan beb. Aku baru saja kehilangan orang yang aku anggap ibu sendiri. Kalau kalian IG aku pasti tahu deh. Aku up ini dulu ya

Andra berjalan santai setelah menutup pintu mobilnya, melepas sepatunya dan berjalan menuju pintu rumah yang melewati garasi. Hari ini dirinya harus berjaga di rumah sakit, membantu kakaknya berjaga menjaga Tegar yang sedang menjalani perawatan. Mungkin nanti dirinya harus meminta tolong Mak Sum, pembantu rumah tangganya untuk menyiapkan air panas.

"Mas Andra sudah pulang. Tak siapin makan ya mas."

"Hmmm. Tolong siapin air anget ya Mak."

"Enjih mas."

Mak Sum menyiapkan makanan untuk majikannya terlebih dahulu sebelum mengisi penuh bak mandi dengan air hangat. Perempuan itu sudah hafal semua keperluan majikannya tersebut, makanan apapun tak pernah diprotes oleh Andra asal pedas dan bercita rasa Indonesia.

"Wah, bothok apa ini mak?" Tanya Andra begitu melihat makanan yang dibungkus daun pisang di meja makan.

"Bothok jamur campur ayam."

"Buatan Mak Sum ini?"

"Bukan mas. Buatan Mbak Dara tadi mampir kesini sebelum gantiin Mas Andra jaga di rumah sakit."

Andra tersenyum senang, walaupun keadaan kakaknya yang saat ini sulit namun masih perhatian padanya. Banyak kenangan masa kecil dan kebiasaan yang membuatnya menjadi penyuka cita rasa pedas, dulu saat kecil Adara hanya bisa membuat sambal bawang dan sambal terasi ditambah goreng tempe, tahu, dan lainnya. Hidup tanpa ibu membuat mereka menjadi mandiri dan bekerja sama menjaga satu sama lain.

"Mas airnya sudah siap."

Andra langsung masuk kamar mandi dan memebersihkan diri, memakai pakaian rumahan dan menjalankan sholat terlebih dahulu sebelum menghubungi sekertarisnya untuk menanyakan tanggung jawab apa saja yang dilewatkannya.

'Tadi Ibu Keylla wakil Ibu Kinanthi datang, Pak.'

Andra benar-benar lupa kalau ada janji dengan pemilik usaha kedai kopi. Mungkin dirinya harus mengatur pertemuan selanjutnya dan mengucapkan permintaan maaf. Selepas semua hal berbau pekerjaan ditanyakannya, Andra langsung membuka laptopnya mengecek email masuk dan harga saham hari ini serta menelepon beberapa orang yang untuk mengirim semua laporan yang harus selesai. Andra memijit pangkal hidungnya sebelum membuka pintu kamar dan pergi bersama beberapa temannya untuk ngopi tampan.

Andra bukan termasuk orang yang tipe penunduk dengan alat komunikasi, dirinya memang memiliki akun media sosial terkenal namun hanya sekedar untuk melihat dan membagikan hal-hal penting yaitu kopi-kopi nikmat yang pernah diminumnya, serta berkomunikasi dengan orang yang dikenalnya entah keluarga, teman, atau orang dekat. Andra tim ngopi saja, bukan perokok. Andra bukan perokok karena dirinya pernah mendapat amukan Kakaknya Ade dan tangisan Adara yang sangat lama ketika ketahuan merokok. Ayahnya saat itu hanya diam saja karena tak berani memarahinya, almarhum ayahnya juga perokok. Karena itu kedua kakaknya yang turun tangan untuk mengatasi kenakalannya kala itu. 

"Mak, aku pergi dulu. Gak usah nunggu aku pulang bakalan lama."

"Mas mau kemana? Nanti saya bingung kalau Mas Ade dan Mbak Dara nelepon harus jawab apa."

"Ngopi sama temen-temen. Cabut aja deh kabel telephonenya." Jawab Andra asal. Kedua kakaknya itu berusaha sebaik mungkin supaya Andra si bungsu tak merasa menjadi kesepian karena kepergiaan orang tua mereka. Mereka akan berkorban segala cara agar bisa membuat Andra bahagia. Ade yang selalu rajin mencoba tes CPNS agar punya hasil untuknya, Adara yang memilih menetap di kota kelahiran sambil berkebun untuk menyambung hidup. Andra tersenyum mengingatnya karena tanggung jawab kedua kakaknya untuk menyongkokngnya justru terambil alih oleh Pakdhe. Keluarga kandung Adara yang sudah menjadikannya anak sendir, orang baik yang saat ini sudah diambil Sang Pencipta."

CALON MANTU MAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang