Tiga

260 23 0
                                    

Hari yang indah untuk orang yang merantau ke negeri orang seperti Taehyung bukan? Tak ada kata malas dalam kamusnya dimana uang adalah prioritasnya saat ini. Berkerja apa saja yang terpenting uang tersebut halal dan ia dapat dengan kerja kerasnya.

Seperti saat ini Taehyung tengah menunggu salah satu toko ikan di pasar London.

"Ini dia, 1 kilo udang windu, 7 kakap putih, 6 cumi-cumi, dan 1 gurita." Kata Taehyung dengan senyum kotak andalannya. "Dan oh, ada yang menunggu spesial, lihat." Lanjutnya lalu memberikan sebuah wadah kecil kepada pelanggannya tersebut.

"Ah, Taehyung, kau punya hati angsaku?" Balas laki-laki paruh baya yang menjadi pelanggan di tempat ia bekerja.

"Hati angsamu? Kau minta, kusediakan."

"Terima kasih Taehyung, kau selalu membantuku." Kata laki-laki tersebut dengan senang hati. Inilah mengapa ia menjadi pelanggan di toko tempat Taehyung bekerja.

Taehyung selalu cekatan dan memenuhi penasanan pelanggannya dengan tepat waktu. Dan juga Taehyung tidak pernah mengecewakan.

"Dengar, jika kau bosan kerja disini aku punya pekerjaan di restoranku." Kata laki-laki tersebut lalu menyerahkan sebuah kartu nama pada Taehyung.

Taehyung menerimanya dengan senang hati. "Terima kasih, pak."

Malam tiba dan inilah saat nya untuk Taehyung bekerja di restoran yang di rekomendasikan oleh pelanggannya tersebut.

Restoran tersebut sudah di booking oleh seorang keluarga pengusaha yang ingin mengadakan acara pertunangan anaknya.

Taehyung berdiri gagah dengan sragam seorang Waiters. Kemeja putih dengan celana kain berwarna hitam jangan lupakan sebuah rompi hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu dan juga sepatu pantofel yang semakin membuatnya tampan gagah meskipun hanya seorang pelayan.

Taehyung ikut berdiri dengan orang-orang yang berprofesi sama dengannya lengkap dengan nampan dan minuman yang ia pegang menggunakan tangan kanan.

Tak lama mata Taehyung terbelalak melihat siapa orang yang kini tengah berdiri di sebuah panggung kecil disana.

Namja yang sudah mencuri hatinya di bawah guyuran salju waktu itu.

Dapat Taehyung lihat namja manis dengan mata doe tersebut tengah menyematkan sebuah cincin pada namja lain yang Taehyung yakini adalah tunangannya.

"Hadirin, sekalian inilah pasangan yang baru bertunangan Kim Mingyu dan putraku yang manis Jeon Jungkook." Kata Tuan Jeon kepada seluruh undangan yang hadir.

Dan inilah tugas Taehyung sekarang mengantarkan minuman untuk menjamu para tamu.

Berkeliling dari meja satu ke satunya lagi begitu terus.

Berbeda dengan didalam saat para tamu tengah menyantap jamuan yang tersedia maka di belakang dapur tepatnya dekat dengan bak pembuangan sampah Jungkook tengah menyesap rokok nya.

Menghembuskan asapnya seperti ia mengeluarkan sebuah beban di hidup nya selama ini.

Hingga pintu terbuka membuat Jungkook kaget dan menyembunyikan rokok nya bisa bahaya jika itu adalah ayahnya tetapi ketakukan Jungkook hilang setelah tahu yang datang adalah pemuda yang menyanyi di jalanan kota London beberapa hari ini.

"Hei, bukankah kau yang menyanyikan lagu Korea itu?" Tanya Jungkook.

Taehyung menoleh dan membuang plastik sampah yang ia bawa lalu menghadap Jungkook. "Ya, benar tuan."

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Tuan, di London sulit sekali mendapatkan uang." Kata Taehyung kembali melakukan pekerjaannya untuk membuang sampah. "Tak mungkin bisa makan dengan satu pekerjaan" lanjut Taehyung.

Pemuda tersebut lalu mengambil sebuah aluminium foil dan membentuknya menjadi kotak.

"Jadi, Tn. Yesus tidak mendengarkanmu?" Tanya Taehyung lalu memberikan kotak tersebut kepada Jungkook.

"Apa?"

"Hari itu di gereja kau bilang pada Tn. Yesus untuk membuat pria itu tak suka padamu. Tapi hari ini hari pertunanganmu."

"Pertunangan."

"Ya sama saja."

"Bagaimana kau tahu semua itu?" Tanya Jungkook.

"Hari itu di luar gereja aku membersihkan salju." Jawab Taehyung.

Jungkook berdecih tak habis pikir ada orang seperti Taehyung di dunia ini.

"Menguping pembicaraan orang lain itu tak bagus." Kata Jungkook sedikit menyindir tapi sepertinya Taehyunh adalah orang yang sangat besar hati hingga tak mempan dengan perkataan Jungkook. "Dan perlu kau ketahui, saat itu aku gagal dengan pria itu. Jadi Tn. Yesus mendengarkanku seperti biasanya. Aku mengenal Mingyu bertahun-tahun dia pria yang sangat baik dan aku sangat senang." Lanjut Jungkook lalu tersenyum kepada Taehyung.

"Sepertinya tidak." Kata Taehyung membuat Jungkook tak habis pikir.

"Apa-apaan kau?" Tanya Jungkook lalu menatap Taehyung dengan lekat. "Hari ini hari terbesar dalam hidup ku, dan aku sangat-sangat senang. Paham?"

"Tidak." Jawab Taehyung. "Karena saat pria itu memakaikan cincin padamu,  kau tidak menatap matanya dan kau melihat orang lain dan sekarang kau meninggalkan acara pertunanganmu sendiri duduk sendiri disini, kenapa? Lalu kenapa kau menjelaskan keputusanmu kepada orang asing?" Lanjut Taehyung yang hanya mendapati diam dari Jungkook serta tatapan mata yang sulit di artikan.

Sial, jika begini Taehyung jadi merasa bersalah. "Aku... Paham." Kata Taehyung gugup agar Jungkook tidak tersinggung dengan perkataannya barusan.

Disaat diamnya Jungkook tiba-tiba pintu terbuka mendapati seorang temannya yang tengah bingung mencari dirinya.

"Ayo Jungkook, paman hampir gila mencarimu." Katanya lalu pergi memberitahu jika Jungkook sudah ketemu.

Jungkook mematikan rokoknya di tempat yang sudah Taehyung buatkan tadi lalu segera pergi menemui ayahnya hang mungkin saja akan mengamuk jika dirinya tak kunjung kembali.

Taehyung hanya diam melihat kepergian Jungkook lalu tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai lalu membuang kotak tersebut dengan kasar.

"Apa-apaan."

















❣️❣️❣️

T

B

C

Halo sahabat eya kayak mbak kekeyi

Gimana kabarnya hari ini?

Masih sehat kan?

Aku update nih hhhe

Niatnya mau double up tapi kalau ada niat, kalau gak ada yang aku mungkin akan hibernasi seperti ceritaku yang lainnya.

See You.

JAB TAK HAI JAAN (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang