-END-

6.5K 524 33
                                    

Sudah 2 hari Jaemin tinggal bersama dengan Renjun. Kondisi Renjun sama sekali tak ada perubahan. Renjun pun sudah frustasi. Namun Jaemin selalu menyemangatinya.

Hari ini Renjun dibelikan boneka moomin besar oleh Jaemin. Renjun tampak senang mendapatkannya.

"Nana. Makasih moominnya." ucap Renjun. Jaemin berjongkok dihadapan Renjun dan mengusak pelan rambut Renjun.

"Iya sayang. Apapun untukmu aku akan berikan. Boneka ini tak sebanding dengan rasa cintaku kepadamu." ucap Jaemin. Renjun tersenyum. Jaemin benar-benar mencintainya dengan tulus. Renjun bersyukur telah dipertemukan dengan Jaemin yang menerima dia apa adanya.

Malam harinya, suasana kediaman Huang sangat sepi. Orang tua Renjun harus pergi menjalankan bisnis perusahaan. Jadilah hanya ada Jaemin dan Renjun dan beberapa orang maid.

"Nana, Injun ingin ke taman belakang." ucap Renjun. Jaemin mengangguk lalu mendorong kursi roda Renjun menuju taman belakang. Renjun tersenyum. Ia menikmati suasana malam hari yang begitu menenangkan.

"Kau suka sayang?" tanya Jaemin. Renjun mengangguk.

"Menenangkan. Aku suka. " ucap Renjun. Mereka berdua pun menikmati suasana malam hari bersama.

"我爱你(Wo Ai Ni) Jaemin-ah." gumam Renjun sambil memejamkan matanya. Jaemin menoleh lalu tersenyum. Ia lalu menarik Renjun kedalam pelukannya.

"我爱你仁俊(Wo Ai Ni Renjun)." ucap Jaemin. Renjun masih tersenyum. Nyaman, tenang, dan damai.

Namun, tiba-tiba Renjun mengerang kesakitan. Jaemin langsung melepaskan pelukannya dan menatap Renjun khawatir.

"Injun-ah? Gwaenchana?" tanya Jaemin. Renjun tak menjawab. Ia hanya memegang dada kirinya sambil terus mengerang. Tanpa banyak basa-basi, Jaemin langsung menggendong Renjun dan segera membawanya ke rumah sakit. Tak lupa ia meminta maid untuk menghubungi orang tua Renjun.

"Bertahanlah Renjun. Kumohon..." ucap Jaemin lirih.

🌙

Rumah sakit

Jaemin hanya duduk termenung diruang tunggu pasien. Ia sungguh sangat khawatir dengan kesayangannya. Sebuah tepukan ia rasakan dibahunya. Ia pun menoleh. Ternyata mama Huang.

"Terima kasih telah menjaga anakku." ucap Mama Huang lalu tersenyum. Jaemin hanya menunduk dan carian bening keluar dari matanya begitu saja. Jaemin menangis. Mama Huang yang melihat itu pun langsung memeluk Jaemin.

"Jangan menangis. Renjun tidak akan menyukainya. Kau adalah orang yang berharga untuk Renjun. Terima kasih untuk semua yang telah engkau berikan kepadanya. Mama tak tahu harus bagaimana lagi. Jadi tolong, jangan menangis." ucap Mama Huang. Jaemin hanya diam dalam tangisnya.

"Jika memang sekarang Renjun harus pergi. Mama ikhlas, Mama tak ingin Renjun menderita. Mama ingin Renjun hidup damai. Kau juga harus mengikhlaskannya Jaemin-ah.." lanjutnya. Jaemin melepaskan pelukan mama Huang lalu mengusap air matanya.

"Jika memang itu yang terbaik. Aku akan mengikhlaskannya. Aku tak ingin Renjun terus merasakan sakit." ucap Jaemin. Mama Huang tersenyum.

Jaemin dan orang tua Renjun pun menunggu. Ini sudah 2 jam dan dokter yang menangani Renjun belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Ceklek

"Keluarga Renjun?" tanya seorang dokter yang baru aaja keluar dari ruang rawat Renjun.

"Iya kami keluarganya. Bagaimana keadaan anak saya?" tanya Mama Huang.

"Kami memohon maaf harus menyampaikan berita ini. Tuan Renjun tak bisa diselamatkan." ucap sang dokter. Baik Jaemin maupun orang tua Renjun terkejut. Setelah itu mereka menangis.

"Maafkan kami. Kami sudah berusaha, namun Tuhan lebih menyayangi Tuan Renjun sehingga ia harus berpulang Kepada-nya." ucap dokter.

"Boleh kami masuk?" tanya Jaemin. Dokter itu mengangguk. setelah itu Jaemin dan orang tua Renjun masuk. Jaemin dapat melihat tubuh Renjun yang sudah dilepaskan dari alat-alat penunjang hidupnya. Jaemin juga melihat wajah damai Renjun.

"Injun-ah...." gumam Jaemib lalu memegang tangan Renjun yang dingin.

"Kau sudah menyerah ya?..."

"Tak apa Renjun. Aku ikhlas. Aku tak ingin melihatmu sakit. Mungkin ini jalan yang terbaik...."

"Aku mencintaimu Renjun... Sangat.... I love you..."

Setelah itu, Jaemin mencium bibir pucat Renjun. Orang tua Renjun hanya bisa menyaksikan saja. mereka tak melarang Jaemin karena Jaemin adalah orang yang berharga dalam hidup Renjun.

🌙

Berita meninggalnya Renjun akhirnya sampai pada fans NCT. Mereka turut berduka cita atas kepergian Renjun. Member NCT juga pergi ke pemakaman Renjun. Beberapa diantara mereka menangis. Mereka tak percaya jika Renjun harus pergi secepat ini.

Jaemin menatap nisan bertuliskan Huang Renjun itu. Ia lalu mengusapnya.

"Beristirahatlah dengan tenang. Kau akan selalu berada di hatiku. You will always in my heart."



TAMAT
🌙


Revisi :: 31 Maret 2022
LemonNeoCT

SICK | JAEMREN✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang