Anak pembawa sial

84 57 35
                                    

♪♪♪

bukanya lemah kaya gini.”

Bukannya paham apa yang barusan vani lakukan tapi dita malah menggeleng kepala.

”Gua terlalu cape van sama ini semua, kenapa Tuhan ga adil sama gua? kenapa orang lain bisa ngerasain kebahagiaan sedang kan gua engga. Tuhan cuma kasih gua kesengsaraan dan kesedihan ga ada kebahagiaan sedikitpun yang dateng ke hidup gua, maybe... betul apa yang sering mamah ucapin ke gua kalo gua itu ANAK PEMBAWA SIAL, GUA ANAK PEMBAWA SIAL VAN!.” ucapan akhirnya aga dibentak karna dita sudah muak dengan keadaan ini semua.

Setelah berkata seperti itu dita meninggalkan rumah sederhana bercat putih itu.






Tidak ada satu orang pun mengetahui bahwa dita memiliki rumah sendiri yang ia beli dari hasil kerja kerasnya sendiri.

Dita memilih ojek online untuk mengantarnya ke rumah yang sudah lama tidak ia kunjungi itu.

Bukan langsung kembali ke rumah keluarga geral dita lebih memilih untuk mengunjungi rumah yang tidak terlalu besar tapi nampak mewah dengan kesan klasik di setiap sudutnya.

Motor pun berhenti tepat didepan rumah bercat putih ada beberapa kaktus yang terlihat sangat terawat disana, indah memang sangat indah kaktus yang berjejer rapih dihalaman rumah itu.

Dita berjalan dengan lambat menikmati ke hangat yang ada di rumah itu.

Sangat jauh berbeda dengan rumah yang selama ini ia tepati, jelas lebih nyaman disini. Tidak canggung bahkan tidak tertekan seperti kediaman keluarga geral.

Dita menekan bel yang ada di rumah itu, menampakan seorang wanita paruh baya membuka pintu tersebut.

Ia adalah mbok warni, yang menjaga rumah ini selama dita tidak menempati rumah ini. Mbok warni tidak tinggal sendirian disini ia ditemani suaminya bernama mang yono.

Tidak disangka di rumah ini tidak ada yang mengetahui keluarga dita karna dita tidak pernah menceritakan siapa ia sebenarnya.

Mbok warni dan mang yono hanya mengetahui bahwa dita seorang pengusaha muda, online shop bisnis yang ia tekuni sejak masih duduk dibangku smp hingga sekarang.

Bahkan sekarang dita mempunyai beberapa perusahaan yang tersebar didaerah Jakarta selatan. Dita menjadi pengusaha muda yang terbilang sukses, tanpa campur tangan sedikitpun keluarganya.

Dan... sudah lah sangat panjang jika diceritakan semuanya.

Mbok warni membukakan pintu. ”Ehhh non kapan dateng? mbok lama ya buka pintunya? Maafin mbok ya non, mbok abis beberes diatas.”

”Ahh iya gpp kok, dita juga baru banget sampe.”

”Yaudah non yuk masuk cape berdiri terus disini.” ucapnya sambil terkekeh.

”Hehehe iya bu yuk masuk.”

”Non kamana aja udah lama ga pernah kesini.” tanya mbok warni sambil berjalan menuju ruang tamu.

”Bu jangan panggi dita dengan embel-embel non lagi ya.” pinta dita

”Tapi non mbok kan disini sebagai pembantu ga pantes non kalo mbok manggil non dita cuma dengan nama.”

”Ga bu, ibu sama pak yono itu udah dita anggap orang tua dita sendiri.”

”Tapi kan non...” belum sempat menyelesaikan ucapanya sudah dipotong duluan oleh dita.

”Pokonya dita marah kalo ibu panggil dita dengan sebutan non lagi.”

”Baik non, ehh neng dita."

”Nah gitu dong bu, oh iya pak yono ke mana.” tanya dita sambil menatap sekeliling rumah mencari pak yono.

”Lagi keluar neng beli pupuk buat tanaman dibelakang.”

Dijawab oh ria oleh dita.

”Bu dita kangen ibu sama bapak, gimana kabar kalian?.” dita bertanya pada sosok wanita paruh baya disampingnya yang sudah dita anggap ibunya sendiri.

”Alhamdullilah ibu sama bapak sehat, neng dita mau makan apa? biar mbok masakin.”

Dengan cepat dita menggelengkan kepala.

”Makasih dita udah makan ko bu sebelum kesini, kalo gitu dita mau ke kamar dulu ya bu.” kata dita langsung bergegas menuju kamarnya.

Disusuli anggukan mbok warni.

”Kalo ada apa-apa mbok ada dibelakang ya neng.”

”Iya bu.” jawab dita masih menaiki anak tangga.






















Maafin ya kalo ga nyambung ceritanya😭

Jangan lupa vote❤️❤️❤️

AnanditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang