Amalia Putri Anandita

71 54 18
                                    

♪♪♪

Dita pov

Dita sudah kembali ke mansion keluarga geral. Tentu style yang ia kenakan sangat berbeda pada saat berada di rumah miliknya sendiri kemarin.

Saat masuk kedalam, dita disambut dengan tatapan tajam milik chythia.

"Dari mana saja kamu?!."

Dita terkekeh sangat pelan tidak ada satu orang pun yang mendengarnya.

"Apa gunanya anda menanyakan itu? bukankah udah biasa saya seperti ini, anda ga perlu repot sok peduli kepada anak pembawa sial seperti saya." sinis dita.

Lalu beranjak pergi meninggalkan chythia.

"Bagus lah kalau kamu sadar anak pembawa sial." chythia berjalan menuju kamarnya.

Pukul 23.00

Dita melirik jam dinding di kamarnya sudah pukul sebelas malam, pantas saja sepi.

Lepas itu dita turun kelantai bawah menuju dapur, dita membuka lemari es dua pintu itu untuk mengambil salah satu minuman dingin disana.

Kenapa ucapan chythia selalu teringat setiap waktu tanpa diminta.

"Gua ga betah disini, kenapa waktu berjalan sangat lama? gua mau cepat-cepat pergi dari rumah ini." sambil mengusap lembut pipi yang basah karna air mata yang tak seizinnya menetes begitu saja.

"Dita lebih nyaman tinggal bersama kalian bu, pak. Disini dita ga pernah diinginkan bahkan sudah lama dita tidak merasakan kasih sayang layaknya ibu kepada anak kandungnya." tangisnya pecah dalam diam disisi lain dita tidak mau ada yang tau kalau dirinya sedang menangis.

Dita butuh seseorang yang bisa menenangkan dirinya kali ini, ia merogoh saku celananya itu dan mengeluarkan ponselnya.

Dengan cepat dita mencari nama seseorang disana.

Vani

Betul saja dita langsung menghubungi vani.

"Van." suara serak yang terdengar diseberang sana.

"Lu gpp kan dit?." tanya vani khawatir.

"Dita."

Untuk keduakalinya tidak ada jawaban juga, tapi terdengar jelas isak tangis yang tidak terlalu keras.

"Amalia Putri Anandita!."

"Gua ga kuat van, gua mau pergi dari sini! gua ga-."

Lagi-lagi dita berbicara seperti itu, tapi belum sempat dita menyelesaikan pembicaraannya sudah dipotong duluan oleh vani.

"Stop bertingkah kaya anak kecil dit! lu pikir dengan lu nangis sesegukan kaya gitu masalah akan selesai?! Hah? engga kan?! lu harus kuat dit, ga boleh lemah sedikitpun! tunjukkin ke semua anggota keluarga bangsad lu itu kalau lu kuat. JANGAN NYERAH, lu masih denger gua kan?!." ucap nya kesal.

"Iya gua masih denger lu ko van. Thanks ya, maaf gua selalu ganggu lu terus." jawabnya sendu.

"Santay dit, gua bakal terus ada disamping lu, ngesuport lu tenang semua akan baik-baik aja." jawab vani tenang.

Tidak ada jawaban.

"Udah selesaikan? gua matiin ya ngantuk banget nih, byee." panggilan terputus.

Dita menyimpan ponsel miliknya, lalu bangkit menuju kamar pribadinya.

Tanpa disadari ada tiga orang yang mendengar percakapan dita. Ketiga orang itu saling pandang, key, galang dan gilang mereka diam dengan pikirannya masing-masing.

"Ada apa kalian semua disini?." tanyanya bingung.

Suara bariton itu membuat ketiganya terlonjak dari lamunannya.

"Oh ini pah gilang lagi mau membuat makanan dari tadi udah demo abis-abisan nih didalem." ngelesnya sambil menepuk-nepuk perut ramping itu.

"Nah kalau kamu mau apa, hmm?."

Seketika galang kaget dengan pertanyaan itu.

"Hmm, anu pah... apa itu namany, hmmm galang juga mau buat makanan sama gilang pah emang kita berdua itu dari kamar niatnya mau ke dapur ya kan gil?." jawab galang sambil terkekeh dan menepuk pundak gilang untuk meminta mengiyakannya saja.

Dengan begitu geral percaya saja dengan apa yang diucapkan anak kembarnya itu.

Lalu geral melirik kesebelah kanan kearah key meminta jawaban.

Key menatap sinis kedua adik kembarnya itu, bisa-bisanya mereka selamat dari pertanyaan geral sedang kan ia tidak.

"Kalo key si jelas mau ke toilet pah." jawabnya tenang.

Kebetulan toilet berhadapan dengan dapur rumah itu. Jadi key bisa berbohong tanpa dicurigai Garal.

Setelah geral pergi mereka bertiga kembali ke kamar masing-masing.
























Chapter ini khusus dita, gimana nih pendapat kalian tentang dita? segera ketik dikolom komentar!!!

Cukup hati aja yg sepi kolo komentar jangan:(

Vomentnya jangan sampe lupa❤️❤️❤️

AnanditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang