hai, babu kecilku

43 8 14
                                    

Suasana kelas yang riuh kini menjadi hening ketika seorang wanita tua berbadan tegap memasuki ruang kelas tersebut.

"Pagi anak-anak!"

Sapanya. Aah guru itu mempunyai daya tarik sendiri. lirikan mata yang tajam nan sadis membuat dirinya tercap sebagai guru ter-killer SMA Galaxi.

"Hari ini kalian kedatangan siswa baru. Silahkan masuk!"

Sambung Bu Darma membuat seisi kelas terperangah. Yang benar saja kelas yang tengah di hadiri guru BK itu adalah kelas unggulan yang sulit dimasuki siswa baru. Bukan karena daya saing nilai yang berat, melainkan ke barbar-an dari anak muridnya.

Bayangkan, sudah lebih dari 3 orang siswa baru yang masuk ke kelas itu berakhir dengan kepindahannya lagi. sungguh kelas ini memiliki cara sendiri untuk menolak anggota baru.
Jadi tidak jarang para murid baru itu kewalahan dan memilih untuk pindah ke sekolah lain.

.
Siswa itu memasuki ruangan kelas yang sudah sah menjadi kelasnya. Dengan senyum manis ia sejajarkan posisinya dengan guru yng membawanya tadi.

Seisi kelas kompak memperhatikannya, apalagi kaum hawa yang sudah nenampakkan tampang kegirangan. Wajahnya itu, aish hidung mancung, bola mata nan hitam legam dan wajah blasteran Bali-Betawi jangan lupa lesung pipi yang menempel manis disalah satu pipinya. Belum lagi perawakan dari kaki jenjangnya dan kulit sawo matang membuat siapa saja akan langsung jatuh hati dalam sekali tatap.

"Silahkan tempati kursi kosong disana. Saya masih ada urusan jadi jangan ada yang berisik. Jelas!"

Ucap wanita itu dan pergi meninggalkan kelas yang perlahan kembali riuh karena teriakan kaum hawa yang memuji anak baru itu.

✈ ✈ ✈

"Ga ada akhlak emang. Gue udah sabar ngadepin dia yang egois nya naudzubilah tapi ini balesannya? Ngilang gitu aja saat gue butuh."

Rintih seorang gadis yang kini tengah kesal mengingat hubungannya yang kandas begitu saja.

"Ya lo cowo egois dipertahanin."

balasku menanggapi makhluk itu yang terus-terusan mengeluh tentang 'mantan pacarnya'.

"Situ lupa sedang pertahanin apa?"

sindir makhluk disampingku. Ku lempar kulit kacang yang isinya sudah ku lahap habis.

"Gue itu tipe cewe setia nungguin dia balik."

ucapku santai, mendapat lototan tak percaya dari kedua makhluk di sebelahku.

Bayangkan saja 5 tahun yang lalu lelaki yang pernah menjanjikan akan kembali, sampai sekarang belum juga kembali namun tetap dinanti?
Rela menolak beribu lelaki hanya untuk kasih yang entah kemana pergi?

"Heh nunggu sama pertahanin itu sama aja. Sama-sama ga pasti tapi tetep dilakuin!"

Pekik Freya menyudutkanku. Aku hanya diam, tidak menanggapi ucapannya. Karena bagaimanapun menunggu itu hobi ku belakangan ini.

"Kok jadi kalian sih yang ribut. Sini-sini peluk."

Lerai Zahra memelukku. Aku hanya membalas pelukannya, tidak salah bukan? lalu mengapa Freya menatapku jijik?

Ruang dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang