Prolog

231 92 32
                                    


Terkadang apa yang kita inginkan tak juga didapatkan,namun apa yang kita butuhkan selalu didapatkan dengan cara yang tidak terduga.

°°°

Seseorang sedang menunggu Angkutan umum dipinggir jalan. Ia melihat sebuah warung rokok di pinggir jalan lalu ia pergi ke warung itu untuk membeli tisu.

"Permisi Bu, saya beli tisu nya satu ya" ucap seseorang kepada pedagang warung rokok.

"Oiya bu,ini tisunya" ucap perempuan yang sedang menggendong anak kecil yang berusia sekitar 2 tahunan.

"oiya,terimakasih" ucap seseorang itu kepada perempuan itu.

Lalu ia duduk di kursi dipinggir jalan sembari menunggu angkutan umum itu datang. Ia melihat penjual warung rokok itu yang tinggal di warung pinggir jalan, padahal ia memiliki anak yang masih kecil.

"Oiya bu, kalau boleh tau kenapa kalian tinggal di warung rokok dipinggir jalan seperti ini?" ucap seseorang.

"Saya merantau ke Jakarta bu, dengan biaya pas-pas an dan akhirnya saya memilih tinggal di warung rokok seperti ini" jawab perempuan itu dengan lesu.

"sudah berapa lama ibu tinggal ditempat seperti ini?" tanya seseorang.

"Kurang lebih 2 tahun" jawab perempuan itu.

"Mohon maaf kalau boleh tahu Suami ibu kemana ya?" ucap seseorang itu.

"Suami saya sedang bekerja jadi tukang bangunan bu, untuk beli susu anak saya dan untuk makan sehari-hari" jawab perempuan itu.

"oh, begitu. Bagaimana kalau kalian tinggal dirumah saya saja, kasihan anakmu kalau kamu tinggal ditempat seperti ini" ucap seseorang itu.

"Tidak bu terimakasih, saya gak mau merepotkan ibu" ucap perempuan itu.

"Ah baiklah, kalau tidak ini alamat saya kalau kamu perlu bantuan kamu boleh datang kerumah saya" ucap seseorang itu dan memberikan secarik kertas yang berisi alamat rumah orang itu.

"Oiya, perkenalkan nama saya Citra" ucap seseorang itu sambil mengulurkan tangannya.

"Nama saya Nia bu,dan ini anak saya namanya Diandra" ucap perempuan itu sambil membalas uluran tangan Citra.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu saya ada perlu. Kalau perlu bantuan kamu boleh kerumah saya, jangan malu-malu" ucap Citra lalu pergi menaiki Angkutan umum yang sudah berhenti di depan mereka.

°°°

Hari sudah mulai gelap tetapi jalanan di Jakarta masih tetap ramai. Banyak kendaraan yang masih berlalu lalang di jalanan ini.

"Kamu tidur aja, biar aku yang jaga warungnya" ucap Irfan.

Lalu Nia masuk kedalam warung rokok itu. Tempat itu hanya cukup untuk 2 orang. Mereka sering bergantian jam tidur. Jika malam, Irfan akan berjaga warung dan membiarkan Nia dan Diandra tidur. Tetapi jika waktu sudah mulai pagi, Nia dan Diandra akan keluar untuk berjaga warung dan membiarkan Irfan untuk tidur.

Banyak laki-laki yang menemani irfan jikalau malam biasanya mereka menongkrong di warung rokok itu. Kadang mereka menghabiskan waktu malam dengan menonton tv,bermain kartu ataupun bermain catur dan ditemani secangkir kopi yang ia pesan di warung rokok itu.

°°°

Hari sudah berganti pagi, Nia bangun dan membawa Ara yang sudah terbangun ke Kamar mandi umum untuk mandi. Ya, mereka mandi di kamar mandi umum karena mereka tidak memiliki kamar mandi.

Setelah Nia dan Diandra selesai mandi, Irfan pun merebah tubuhnya di warung yang semoit itu dan memejamkan matanya. Biasanya ketika pagi, banyak pegawai kantor yang membeli minuman ataupun tisu di warung ini.

Ketika hari sudah mulai siang...

Wiuww... wiuww....wiuww..

Terdengar suara sirine mobil petugas Satpol PP yang biasanya mengamankan pedagang-pedagang di pinggir jalan.

Irfan dan Nia pun panik dan segera mengamankan barang-barang penting nya.

"Maaf warung anda kami amankan!" ucap petugas itu.

"Jangan pak, ini tempat tinggal kami. Kalau ini bapak ambil kami tinggal dimana" teriak Irfan yang mencoba menahan warung itu.

"Maaf pak, karena Warung bapak sudah melanggar peraturan pemerintah. Jadi tolong amankan barang-barang bapak dan mencari tempat tinggal lainnya" ucap petugas itu dan membiarkan sepasang suami istri itu mengamankan barang-barangnya.

Warung itu kini sudah diangkut diatas mobil petugas itu. Nia dan Irfan pun bingung,harus kemana mereka saat ini.

"Sekarang kita tinggal dimana Ni" ucap Irfan yang pasrah dengan keadaan yang menimpanya ini.

"Entahlah" jawab Nia dengan lesu. Ia menatap Anak perempuan yang ia gendong.

Apakah harus anak perempuannya ini merasakan derita orangtuanya sejak kecil?

Ia teringat dengan seorang perempuan yang menawarkan bantuan kepadanya. Lalu ia mencari kertas yang berisi alamat seseorang itu.

Ia menemukan alamat itu didalam dompetnya. Tetapi kini ia bingung haruskah ia datang kepada seseorang itu?.

"Itu apa Ni? " tanya Irfan yang bingung melihat secarik kertas ditangan istrinya.

Nia pun menceritakan bagaimana ia menemukan orang yang berbaik hati untuk membantu mereka.

"Apakah kita harus kesana sekarang?" tanya Irfan.

"Kalau tidak sekarang, Dimana kita harus tinggal?" ucap Nia.

Irfan pun bangun dari duduknya dan menghampiri toko yang berada di samping warung rokoknya dahulu.

"Ko, saya titip barang saya dulu ya. Saya mau pergi sebentar,nanti saya ambil barangnya"

"Oiya fan, santai aja" jawab Pemilik toko itu.

Irfan dan Nia pun pergi untuk mencari alamat seseorang yang menawarkan bantuan itu.

°°°

Setelah mereka berjalan kaki mencari alamat tersebut,akhirnya mereka menemukannya ,ya Rumah itu tampak lumayan besar berbeda dengan warung yang biasa mereka pakai untuk tidur.

"Apa benar ini rumahnya?" tanya Irfan dan melihat-lihat apakah ada orang di dalam rumah ini.

"Kalau menurut alamat, benar ini rumahnya."

Akhirnya mereka mencoba mengetuk pagar rumah itu.

"Permisi!"

Tak lama Seorang perempuan itu datang.

"Eh Nia!" ucap perempuan itu.

"Ayo masuk dulu" ajak perempuan itu.

Irfan dan Nia pun masuk kedalam rumah itu.

"Silahkan duduk" ucap Citra sebagai pemilik rumah itu.

Irfan dan Nia pun duduk di sofa yang ada di ruang tamu tersebut.

Tak lama seorang perempuan paruhbaya datang membawa gelas diatas nampan dan menyimpannya diatas meja,lalu meninggalkan tempat itu.

"Silahkan diminum" ucap Citra mempersilahkan Nia dan Irfan meminum minuman yang sudah ada diatas meja itu.

"Maaf bu sebelumnya maksud kedatangan kami kesini itu...."








Revisi: 19 Mei 2020.
maaf kalo ceritanya sedikit aneh dan kata-kata yang masi berantakan karena aku juga lagi belajar hehehe. Semoga kalian suka ya dengan ceritaku ini, ini cerita pertamaku hehe. Jangan lupa di vote ya ❤

Diandra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang