Bagian7: Bandana

26 2 0
                                    

Di sepanjang Koridor kelas, Azra berjalan dengan santai sembari memakan permen lolipop yang sempat ia beli di koperasi.

Tujuan utamanya kali ini adalah perpustakaan. Ya, ia memang sangat suka membaca, entah itu novel, komik, sampai ke buku-buku ilmu pengetahuan.

Ketika sampai di perpustakaan, ia segera menyembunyikan permen nya, karena peraturan di dalam perpustakaan tidak di perbolehkan siswa/i membawa makanan atau minuman.

"Pagi bu," sapa Azra kepada penjaga perpustakaan.

Ibu penjaga perpustakaan itu pun tersenyum dan membalas sapaannya. "Pagi, Nak"

Setelah menyapa Penjaga perpustakaan, Azra segera mengisi daftar hadir pengunjung perpustakaan, setelah mengisi daftar hadir, ia segera mencari buku-buku yang nanti nya akan ia baca.

Lolipop yang ia sembunyikan tadi, sudah bertengger di dalam mulutnya, dengan kedua tangan yg sibuk mencari buku di deretan rak.

Atensinya teralih ke satu buku yang berjudul A Short History of Nearly Everything.

"Wah, ini bukannya buku yang di tulis sama Bill Bryson di tahun 2003 ga sih,"

Azra membuka lembar demi lembar halaman yang ada pada buku ini, sedari dulu ia mencari buku ini, pernah sempat ia baca sebagian dari halaman nya di perpustakaan sekolah nya dulu.

Azra menutup buku itu dan segera mencari meja kosong untuk dirinya membaca.

Setelah 15 menit berlalu, ia melihat jam tangan nya, bel masuk kelas sebentar lagi akan berbunyi, ia segera meletakkan buku yang ia baca tadi ke tempat semula tanpa ada niatan meminjam nya.

"Besok gue baca lagi, males banget bawa banyak buku."

Setelah meletakkan buku ke dalam rak, ia segera keluar dan membuang tangkai lolipopnya ke dalam tong sampah.

---

"Aku ingin terbang bebas di angkasaaaaa
Hey! Baling-baling Bambu!!
La,la,laa
Aku sayang sekali..., Azra,"

Nyanyian Sakti pun berhenti ketika melihat Azra yang berdiri di depan perpustakaan, nampaknya ia ingin pergi dari tempat itu.

"Rezeki anak sholeh, nemu calon bini tanpa harus di cari,"

Setelah itu, Sakti ngacir mengejar Azra yang mulai pergi dari depan perpustakaan.

"Kiw-kiw, neng geulis,"

Azra berhenti berjalan dan segera membalikkan badannya untuk mengetahui siapa pemilik suara itu.

Azra menghela napas saat mengetahui siapa manusia itu, Azra melanjutkan jalan nya tanpa menghiraukan Sakti di belakangnya.

"Lah gua di tinggal," Lirih Sakti.

Sakti mensejajarkan langkahnya dengan langakah Azra, "hai masa depan."

"Gausah ganggu gue," ucapnya sinis.

"Suudzon lo!"

Azra tak menghiraukan lagi ucapan Sakti, ia fokus berjalan agar cepat sampai ke dalam kelasnya.

Sakti melirik ke arah Azra, ia gemas sendiri melihat Azra yang sibuk merapikan rambutnya.

"Ikat rambut lo kemana?" Tanya Sakti.

"Ga gue bawa," Balas Azra.

"Kenapa?"

"Tadi pagi rambut gue basah," Balasnya lagi.

"Kenapa ga bawa jedai?" Tanya Sakti lagi.

Azra melirik ke arah Sakti, mengapa manusia satu ini sangat cerewet. "Lupa,"

Sakti menghela napas, ia merogoh saku celananya dan mengambil bandana navy yang ia bawa.

Sakti menarik tangan Azra, "Sorry,"

Sakti segera menggulung rambut Azra, menyisakan helaian anak rambut yang menambah kesan cantik di wajah Azra, Sakti menggulung dan mengikat bandana nya di rambut Azra.

Sakti segera menggulung rambut Azra, menyisakan helaian anak rambut yang menambah kesan cantik di wajah Azra, Sakti menggulung dan mengikat bandana nya di rambut Azra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakti tersenyum puas, tidak ada penolakan dari Azra, karya yang ia bikin pun nampak cantik dan sangat pas di rambut Azra.

Masih dengan senyumnya, Sakti membelai pelan pucuk kepala Azra, "Cantik, pas benget bandana gue di lo." Pujinya

Azra membeku, seakan ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya, perlahan senyum itu terbit di bibir tipis Azra, ia meraba pucuk kepala nya, seolah memastikan rambutnya rapih atau tidak.

"Jangan di lepas, lo cantik kaya gitu."

Azra mengangguk mengiyakan ucapan Sakti, "Thanks, nanti gue balikin Bandana lo" ucapnya.

Sakti menggelengkan kepalanya, "Buat lo."

Mereka melanjutkan langkah nya, sesekali Sakti mengerjai Azra dan membuat Azra kesal. Tak sadar, mereka hampir sampai di kelas Azra, Sakti pun berpamitan kepada Azra untuk lanjut ke kelas nya, "Gue lanjut ke kelas," ucapnya.

Azra mengangguk, "Nanti malam gue ke rumah lo, jangan lupa dandan yang cantik," Ucap Sakti.

Azra diam tak membalas ucapan Sakti, Sakti segera pergi dari hadapan Azra setelah mengucapkan kalimat itu.

"Nanti malem gue harus tidur cepet!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAZRA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang